09. Perjalanan

726 72 12
                                    

Boboiboy © Animonsta

Rate : T

Pairing : HaliTau slight IceTau

Genre : Romance, friendship, fluffy, smoothie, etc.

Warning : OOC, typo, yaoi, boyxboy, no alien, no robot, dll.

Terinspirasi dari lagu yang dinyanyikan oleh Geisha, judulnya Ku Menyerah. Jadi, disarankan ketika membaca fic ini dengan diiringi lagu tersebut.

Fic yaoi pertama Val! Maaf, kalau kurang mengena. Di fic ini hubungan LGBT sudah di legalkan ya~
.
.
.
Ku Menyerah

.
.
.
Don't Like Don't Read!
Happy Reading~
.

.

.
Taufan memperbaiki posisi ranselnya saat merasakan ranselnya mulai merosot ke bawah bahunya. Ia menyeka keringat yang bercucuran dari dahinya. Pagi ini cuaca sepertinya sepaham dengan suasana hatinya. Mentari begitu terik padahal jam baru menunjuk angka delapan. Sekali lagi ia mengotak-atik ponselnya demi menghubungi sosok bocah ungu yang sedari tadi ditunggunya.

"Ugh, Fang kemana sih? Dia bilang padaku jangan sampai telat, nyatanya sekarang dia bahkan belum kelihatan," keluhnya. Bibirnya mengerucut lucu.

"Huwaa, matahari kenapa panas sekali? Bisa mandi keringat aku sebelum sampai ke tempat camping," tambahnya. Tangannya terangkat hendak menyeka keringat yang terasa mengucur menuruni wajahnya, namun geraknya terhenti karena tangannya ditahan oleh seseorang.

"Loh, Ice? Kenapa ada disini?" bingungnya.

Ice menyodorkan sapu tangan bersih kepadanya sebelum menjawab pertanyaan Taufan. "Aku diberitahu Gopal kalau kau ada di bus 4, kebetulan aku juga di bis 4-" '-walau aku harus merelakan uang sakuku untuk menukar nomor bisku dengan salah satu temanku' tambahnya dalam hati. "Nih, pakai ini saja, lengan bajumu bisa lusuh kalau kau terus menggunakannya untuk menyeka keringatmu."

Taufan tersenyum lebar. Ia menyambut sapu tangan dari Ice lalu segera menyeka keringatnya menggunakan sapu tangan biru itu. "Terima kasih, Ice."

Ice mengangguk tanpa suara, selebihnya hanya terdengar suara siswa-siswi lain di sekeliling mereka yang kelihatan begitu repot dengan barang bawaan mereka. Ice dan Taufan tidak serepot mereka karena mereka hanya membawa sebuah ransel dan satu tas jinjing.

"TAUFAN!" Dari kejauhan Ice dan Taufan dapat melihat sosok Fang yang sedang berlari menuju mereka sambil melambaikan tangan. Sesampainya di depan kedua temannya itu Fang segera menetralkan napasnya yang terengah-engah.

"Kau ini lama sekali! Padahal tadi pagi kau yang membangunkanku tapi kau juga yang terlambat," ucap Taufan dengan kesal.

Fang menyengir tanpa dosa. "Hehehe, maaf, ada sedikit masalah teknis tadi di rumah. Eh, Gopal ada dimana? Biasanya kalian selalu sepaket berdua?" lanjutnya sambil menoleh ke kiri dan kanan guna mencari teman gempalnya itu.

"Dia sudah lebih dulu naik ke bisnya. Bis 2 baru saja berjalan tadi. Kau sih, lama sekali. Aku sendirian menunggumu disini tahu! Untung Ice segera datang," kata Taufan dengan memasang tampang galaknya yang membuat Fang meringis merasa bersalah.

"Iya, iya, kan aku sudah minta maaf. Jangan marah begitu. Eh, Ice juga bis 4?"

"Hm."

'Astaga, singkat sekali,' Fang menjerit di dalam hati. Giliran dengan Taufan ia berbicara seperti kereta api.

"SISWA-SISWI YANG MENDAPATKAN BIS 4 HARAP SEGERA MENDEKAT! KITA AKAN SEGERA BERANGKAT! PASTIKAN TIDAK ADA BARANG KALIAN YANG TERTINGGAL!"

Fang, Ice, dan Taufan pun segera mendekat ke asal suara. Disana mereka dapat melihat Halilintar di tengah kerimunan siswa-siswi. Halilintar melirik ke arah mereka setelahnya mengeluarkan smirk kepada Taufan yang membuat bocah kelebihan emosi itu mencak-mencak dengan wajah merah penuh emosi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ku MenyerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang