~6~

8 3 0
                                    

"Aneh, aku selalu mendapatkan perhatian dari orang yang tidak kuharapkan sedangkan orang yang aku harapkan perhatiannya, tidak pernah ku dapatkan"
.
.
.

Tak seperti biasa rumah yang biasanya sepi kini ramai dengan orang dewasa dan juga anak-anak.

Aku yang baru pulang sekolah membentuk senyum sambil menghampiri segerombolan ibu-ibu yang melihat kearahku ketika aku mengucap salam. Aku berbasa-basi sebentar dan izin masuk ke kamarku.

Kaki ku sudah mengijak anak tangga kedua dan dari situ aku mendengar suara alat musik, aku mempercepat langkah kaki ku dan setibanya di depan pintu kamarku.

Suara itu makin jelas dan bahkan ada banyak suara orang yang sedang bernyanyi. Aku buka pintu kamar dengan tenang dan benar dugaan ku bahwa saudara yang tidak tau diri itu sedang memainkan alat musik ku tanpa izin, jika mereka izin pun tak akan aku beri.

"Permisi" aku langsung masuk ke kamarku mereka yang tadi nya asik memainkan alat musik berhenti dan langsung melihat kearah ku.

"Eh, dek udah pulang. " Sapa seorang pria salah satu dari t mana abangku.

" Iya udah, sana keluar letak kan ketempat nya semula." Ucapku dengan nada yang tak bersahabat.

"Dan lain kali jangan masuk kekamar orang sembarangan. " Lanjutku.

Aku berjalan kearah gantungan tas lalu menggantung tas sekolah ku, samar aku mendengar grutuan seseorang.

"Beli bukan pakai duit dia juga"

" Emang nya kamu uang bensin aja masih minta papa, sorry ya ini semua aku beli pakai duit part time ku. Makanya ada kaca dipakai jangan cuman buat pajangan."

Aku mengucapkan itu tanpa melihat wajah abangku, sedangkan teman temannya setelah membereskan alat musik langsung turun kebawah dan tinggal abang yang masih dengan emosinya tak terima atas ucapanku.

" Eh, jaga ya omongan kamu itu. Setidaknya aku banyak membanggakan papa dan Bunda dengan prestasi ku. Sedangkan kamu hannya benalu, gak ada yang bisa dibanggakan dari mu. "

"Kalau aku benalu berarti kamu itu parasit yang suka gangu milik orang. Sana keluar malas berdebat sama parasit yang ber prestasi kayak kamu. "

Baru saja dia akan mengeluar sumpah serapahnya langsung aku dorong keluar dari kamar dan.

Brakk
Terdengar suara pintu yang ku banting dengan kuat lalu aku kunci dari dalam.

Notifikasi WhatsApp berkedip di layar kunci ku, ada 4 pesan yang masuk, yang pertama ada dari bapak Roy, kak arga dan dua lagi dari teman ku Lian dan Lina.

Aku membereskan kamar dan mengatur kembali tata letak alat musik ku, di luar itu terlalu banyak orang dan aku sedikit sungkan untuk keluar .

Perut ku lapar, namun harus ku tahan karena tidak mungkin aku turun kebawah lalu kembali kekamar dengan sepiring nasi serta lauk, yang ada aku kena semprot sama papa karena makan di dalam kamar.

Aku berjalan kearah piano dan membuka tutup tuts nya, aku mempelajari kembali lagu yang ingin ku tampilkan di perlombaan .

Aku masih memainkan piano di depan ku, aku menghentikan sebentar gerakan jari ku, lalu mengambil benda pipih yang berada di kocek celana ku.
Disana tertera pesan dari kak arga.

Arga :

Ra, bisa gak hari ini jam 20.30 bantuin aku, soalnya Teman aku yang gitaris ada urudan mendadak.

Me

InsyaAllah di usahakan kak

Hope & TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang