~2~

18 7 0
                                    

"seperti robot yang selalu mengikuti perintah, maaf sayangnya aku bukan robot yang selalu menurut"

Hari terakhir PLS berjalan lancar.

Tadi kami disibukkan dengan memilih salah satu ekskul yang ada di sekolah menurut minat dan bakat kami masing-masing.

Tadi aku mau masuk ekskul pramuka tapi karena ekskul Musik dilaksanakan hari jumat dan itu juga sama dengan ekskul pramuka jadi aku memiliki PIK-R, karena dilaksanakan setiap hari Senin.

"Ra kamu ingat kejadian semalam di taman?" Tanya Rchialina

"Hemm, Napa?" Tanyaku malas.

"Kakak itu ketua padus" ucapnya

"Lalu kenapa?"

"Untung saja kamu gak ngambil padus kalau tidak kamu habis di bully Ra" ucap nya khawatir.

"Santai saja, lagi pula dia yang duluan"

"Sudahlah ayo kita ke Mading disana nama dan kelas kita tertulis" ucap Diaji

"Duluan lah, aku tidak mau berdesakan" aku memilih duduk di dekat kolam ikan sambil memberi makan.

"Sifat malas kembali" ucap Andhi

"Lagi pula sekarang masih rame kalian mau berdesakan" ucapku melirik mereka.

"Lima belas menit lagi, baru kita ke sana" Diaji menghembuskan nafas nya kuat.

"Hiara kamu sekelas dengan aku" ucap Lala teman dulu SMP namun tak begitu dekat.

"Makasih ya, emang kelas berapa?"
Tanya ku.

"Kita kelas X MIPA 1"

"Siap" ucap ku dan dia pergi.

"Kamu enak Ra ada yang kasih tau" Nalian terlihat iri.

"Sudahlah tak terlalu penting itu, kan masih bisa chat teman yang sejurusan mana tau dia lihat nama kita." Ucap ku santai.

"Pengumuman untuk siswa dan siswi baru, harap berkumpul di lapangan" suara itu berasal dari pengeras suara.

Aku dan teman ku berjalan ke lapangan, disana sudah banyak orang berkumpul.

"Assalamualaikum" ucap ketua OSIS yang disampingnya wakilnya.

"Waalaikumusalam" jawab kami serentak.

"Baiklah, karena kalian sudah berkumpul di sini, kakak mau minta surat yang kemarin di suruh buat" ucapnya to the poin.

Para anggota OSIS beberapa mengambil surat dari kami. Setelah terkumpul semua mereka membacakan satu persatu.

"Wah, aku dapat surat cinta" ucap kakak ganteng, karena aku tak tau namanya maka dari itu kupanggil kakak ganteng.

"Baca dong Zar" ucap kakak yang disampingnya dengan suara yang sangat menjijikkan menurutku.

"Untuk kakak yang tak ku ketahui nama,

Aku sayang sama kakak,
Aku cinta sama kakak,

Mau gak kakak jadi pacarku."

Dia membaca dengan wajah jijiknya.

"Anjir, dari siapani?" Tanya teman laki-laki nya sambil membalikkan kertas tersebut.

"Ehhh, aku dapat sambungannya" ucapnya kembali.

"'Maaf kak tapi bohong'.
Hahahah.....anjir ini ngakak banget, baru kali ini ada cewek yang ginian" ucapnya sambil memegangi perutnya.

Lalu kertas itu dirampas oleh kakak yang di panggil Zar

Hope & TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang