Aku lebih baik mundur demi melindungi mu.
Aku akan segera datang memelukmu.-Reygand Argio-
Mulutnya hampir menganga lebar dengan apa yang dia lihat. Bagaimanapun juga ia tetap terkejut dengan kedatangan seseorang.
"Mau apa lo kesini?"
Orang itu tersenyum, "samperin pacar gw lah," jawabnya.
"Gio, kok lo tau gw disini?" tanya Arletta.
"Apa yang gak gw tau tentang lo," jawabnya. Tangannya terangkat ke atas kepala Arletta namun, di tahan oleh Zafran.
"Gak usah pegang-pegang," ujar Zafran. Reygand tersenyum seraya menepis tangan Zafran.
"Arletta itu pacar gw, lo gak berhak apapun," jawabnya.
Lalu Reygand menatap Arletta. Dari belakang sebuket bunga mawar dan satu kotak berwarna hitam di genggamnya. Ia memberikannya kepada Arletta.
Arletta menerima apa yang laki-laki itu berikan. Ia tersenyum menatap bunga yang laki-laki itu berikan. Saat ia mendongak laki-laki itu sudah pergi.
"Buang!" Suara berat itu terdengar. Zafran menatap tajam Arletta.
"Ini barang gw, lo gak bisa ngatur-ngatur," jawabnya.
Gadis itu kembali menatap bunga mawar warna merah itu seraya tersenyum. Ia suka apapun yang laki-laki itu berikan. Namun, ia sedikit menyesal sebab belum sempat mengatakan terima kasih pada laki-laki itu.
***
Reygand datang ke markas setelah menemui Arletta. Dalam hatinya ia merasa khawatir dengan gadis itu. Ia tak sempat menanyakan kabar gadis itu.
Ia teringat dengan apa yang Zafran katakan.
"Lo jauh-jauh sama Arletta," ujar Zafran.
"Why? Dia pacar gw," jawabnya.
"Gw bisa nyakitin orang yang di sayangi, maybe orang tuanya," ujarnya sambil tersenyum.
Saat itu juga Reygand marah. Ia mencengkram kerah leher Zafran, "jangan sentuh apa yang di sayangi!"
"Ck, lo tinggal jauhi dia, simpel." Lalu laki-laki itu pergi.
Lamunannya pecah saat seseorang menepuk pundaknya.
"Bos," panggil Fano.
"Anjir lah lo ngagetin," jawabnya seraya memutar bola matanya malas.
"Ya maap, lagian lo malah ngelamun."
"Ahh, gw lagi puyeng banget!"
"Lo kenapa sih?" tanya Fano.
"Arletta minta break setelah neneknya meninggal, gw gak tau apa salah gw," jawabnya. Laki-laki itu mengusap rambutnya frustasi.
"Bentar-bentar, kayaknya kemarin dia berangkat sama Zafran atau gw salah lihat," ujar Fano sambil mengusap dagunya.
"Mending lo cari tahu dulu penyebab neneknya meninggal, siapa tahu Zafran jebak lo, buat seakan-akan lo pelakunya," tambahnya. Reygand terdiam sejenak mencermati apa yang Fano katakan. Benar apa yang dikatakan Fano.
"Coba lo tanya anak baru yang namanya Alvian itu."
"Apa hubungannya?" tanya Reygand.
"Dia masuk sekolah ini pas banget Zafran juga masuk sini," jelasnya.
"Mungkin dia tau rekaman CCTV yang mereka buat-buat," ujarnya.
"Coba lo suruh dia buat nemuin gw besok setelah pulang sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
GIOLA (END)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA) (DILARANG MENJIPLAK KARYA INI!!) __________________ Ketika Jeda seperti ingin membunuhnya. Satu kata itu sukses membuatnya terluntang luntung tak tau arah. __________________ Tentang jeda yang mampu membuat keadaan terombang-a...