PART 27

245 25 0
                                    

Yang harus lo ingat adalah seberapa jauh lo pergi, gw akan selalu cari lo.
Sampai bertemu di titik temu yang sebenarnya.

-Reygand Argio-

Setelah kematian Gibran dan Allina hidupnya seakan kacau. Seakan hidupnya sudah tak berarti lagi. Gadis itu kini duduk di meja kantin. Pandangannya kosong. Ia benar-benar hancur.

Hingga seseorang menepuk pundaknya. Arletta menoleh dan mendapati Zafran sudah duduk di sampingnya membawa dua mangkuk bakso. Gadis itu membuang mukanya.

"Lett, makan dulu," ujar laki-laki itu datar.

Arletta tidak menjawab. Gadis itu seakan mempunyai dunianya sendiri.

"Arletta," panggilnya. Tangannya bergerak menyuapkan kepada Arletta namun gadis itu hanya diam tidak berkutik. Ia mengikuti arah pandangan Arletta.

Terlihat Reygand duduk di samping Aprili. Laki-laki diam tidak memedulikan Aprili yang sibuk berceloteh sendiri.

Zafran kembali menepuk pundak Arletta. Lagi-lagi gadis itu tidak menjawab. Ia kehilangan kesabarannya hingga terpaksa harus menarik pundak gadis itu kasar. Zafran menatap tajam kedua manik mata Arletta. Ia mengamati setiap lekuk wajah Arletta. Gadis itu terlihat tidak bersemangat.

"Lett, lo harus makan," ujarnya dengan nada yang rendah. Laki-laki itu mencoba sabar.

"Gw gak selera makan, lo boleh pergi," jawabnya lalu kembali ke posisi sebelumnya. Arletta kembali melihat Reygand.

***

"Bos, di cariin tuh!" ujar Fano saat memasuki kelasnya.

Aprili terlihat bersemangat menemui Reygand. Gadis itu sedikit berlari ke arah Reygand.

"Rey!" Panggilnya.

"Apaan sih lo?"

"Gw bawain bekal buat Lo," ujarnya.

"Ck, gak usah!"

"Please, terima, Rey,"

Laki-laki itu berdiri namun, satu tangannya di tahan oleh Aprili. Laki-laki itu menepisnya. Matanya menangkap sosok cewek sedang melihatnya. Arletta. Ia rindu dengan gadis itu.

***

Sepulang sekolah Aprili meminta Reygand agar mengantarnya pulang. Gadis itu bersikeras agar laki-laki itu mau mengantarnya.

"Please, Rey," pintanya.

"Gw gak bisa!"

"Sekali aja," ujarnya.

"Gw gak bisa!" Laki-laki pergi dari hadapan Aprili.

Entah pikirannya sedang sangat kacau. Ia masih mencari tahu apa yang sedang terjadi. Lagi-lagi cowok itu memikirkan Arletta. Bayangan gadis itu selalu menghantuinya.

Laki-laki itu tiba di markasnya. Teman-temannya sudah berkumpul. Mereka selalu pulang lebih awal darinya. Laki-laki itu duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Hingga pikirannya teringat akan sosok gadis yang sudah lama tidak ia jumpai. Ia mengetikkan sesuatu ke nomor gadis itu.

GIOLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang