PART 26

261 30 0
                                    

Lo masih ada gw, gw terlihat diam, tapi disini gw selalu ada buat lo

-Reygand Argio-

"lett, gw nginep di rumah lo ya?"

"Iya," jawab Arletta. Mereka berdua kini sedang dalam perjalanan pulang. Setelah mengantar Arletta pulang gadis itu pulang untuk berpamitan pada orang tuanya.

Arletta merebahkan dirinya sejenak hingga suara dering ponsel membuatnya harus bangun. Lagi-lagi Zafran membuatnya kesal. Laki-laki itu pasti ingin marah-marah sebab ia pulang lebih dulu bersama Allina.

"Gw pulang sama Allina dan lo gak usah marah-marah!" ujarnya begitu menjawab panggilan dari laki-laki itu.

"Bisa nurut gak sih lo?"

"Gak, samasekali gak!"

"Ck, besok lo harus nurut!" Laki-laki itu mematikan sambungannya. Arletta mendengus kesal.

Gadis itu bangkit dari kasurnya. Ia ingin membersihkan dirinya setelah itu ia ingin menyiapkan camilan untuknya dan Allina.

Setelah selesai ia duduk di sofa ruang tengahnya sembari menunggu Allina datang.

Hari sudah mulai gelap. Namun, Allina belum juga sampai di rumahnya. Firasatnya mulai buruk. Gadis itu mengambil ponselnya. Ia mencoba menelpon Allina namun, belum juga diangkat. Ia mencobanya beberapa kali namun hasilnya nihil.

Ia mengusap rambutnya frustasi. Gadis itu mencoba menghubungi Gibran. Namun, sialnya panggilannya tidak diangkat. Pikirannya kacau.

Hingga dering ponsel terdengar. Ia segera mengangkat ponselnya. Tertera kontak Allina di sana.

"Allina!" Belum ada jawaban.

"Allina! Lo dimana?"

"Allina!" Panggilnya sekali lagi.

"Arletta!"

"Akhh, lepasin gw!" Teriakan Allina terdengar seakan ia sedang di siksa.

"Arletta! T-tolongin g-gw!"

"Please!"

"Diam!" Arletta mengernyit ketika mendengar suara yang sangat asing. Ia tak.bisa berkata apa apa lagi.

"Please, help me, Arletta!"

"Are you ready? Hahaha!" Suara itu terdengar lagi. Gadis itu segera menyambar kunci motornya dan bergegas ke rumah Allina.

Sepanjang perjalanan ia tidak fokus mengendarai motornya. Gadis itu menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. Ia tidak peduli dengan segala makian yang ia dengar dari pengendara yang lain. Ia hanya ingin Allina selamat.

Saat sampai ia segera masuk. Mulutnya menganga ketika melihat keadaan rumah itu sangat berantakan. Gadis itu bahkan hampir meneteskan air matanya. Ia berlari menuju lantai dua kamar Allina. Namun, gadis itu tidak ada di kamarnya. Ia membuka ruangan demi ruangan. Hingga di ruangan terakhir tepatnya di kamar mandi tamu.

Tangannya gemetaran ketika hendak membuka pintu kamar mandi. Ia membukanya perlahan dengan sedikit menutup matanya. Hingga pintu itu benar-benar terbuka.

"Allina!" pekiknya. Ia terkejut melihat keadaan Allina saat ini. Tangan dan kakinya terikat. Matanya tertutup dan badannya basah kuyup. Terlebih lagi darah ada dimana-mana. Hingga matanya menangkap sebuah kertas.

he will die, Arletta.

Arletta menangis sesenggukan. Dua orang yang ia sayangi juga telah hilang. Gadis itu merogoh sakunya mengambil ponselnya. Ia mencari kontak Reygand dengan tangan gemetaran. Namun, tidak ada. Ia frustasi. Ia kacau. Hingga ia memutuskan untuk menelpon Zafran. Panggilannya terjawab.

GIOLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang