Even if The world
hurts you and deceives you
I'll embrace you
🌵🌵
Setelah menghabiskan hampir dua jam bermain dengan ayahnya dan menemaninya sampai tertidur, Seulgi memutuskan untuk kembali ke dormatorium. Waktu sudah menunjukkan lewat dua belas tengah malam dan jalanan sekitar sudah sangat sepi. Awalnya Seulgi hanya akan berjalan dengan santai namun setelah merasakan seseorang berdiri di sebelahnya, Seulgi langsung menarik maskernya sampai menutupi mulut dan memakai hoodie untuk menutupi kepala. Kemudian Seulgi mulai berjalan meninggalkan halaman rumah sakit.
Mungkin karena letak rumah sakit yang jauh dari pusat kota menyebabkan daerah ini sepi dan gelap. Hanya ada cahaya remang dari lampu jalan sebagai penerang trotoar tempat Seulgi berjalan, hampir semua rumah di sana sudah mematikan lampunya. Suasana yang sangat sepi membuat Seulgi mendengarkan langkah kakinya dengan jelas, namun sialnya, Seulgi bukan hanya mendengar miliknya. Ada seseorang yang berjalan di belakang Seulgi. Seulgi tak mau berpikiran aneh, namun langkah orang itu jelas berusaha mengikut temponya.
Selagi Seulgi melambatkan langkah dan mengeluarkan ponsel dari saku hoodie-nya, kepalanya perlahan tertoleh untuk memeriksa orang yang berjalan di belakangnya dan detik selanjutnya napas Seulgi langsung tercekat saat menemuka pisau lipat di tangan orang itu. Tangan Seulgi sudah sangat bergetar saat menggenggam ponsel, namun dia berusaha tetap terlihat tenang saat mencoba membuka layar ponselnya. Melihat nama Taehyung muncul sebagai panggilan tak terjawab, Seulgi langsung menghubungi laki-laki itu tanpa pikir panjang.
Seulgi menempelkan ponsel itu ke telinga kirinya, napasnya terputus-putus, seirama dengan deringan dari panggilan itu. Seulgi merasakan detak jantungnya semakin kencang di setiap deringan, dan orang di belakangnya semakin dekat setiap dia melangkah. Seulgi menundukkan kepalanya dan melihat ada dua bayangan di kakinya. Mata Seulgi refleks terpejam saat melihat bayangan tangan yang mencoba untuk menariknya, untungnya bersamaan dengan itu Seulgi mendengar suara di ponselnya, "Halo noona?"
"Halo, oppa!" Seulgi langsung menyambar dan mempercepat langkahnya. Orang di belakangnya terkejut dan berhenti melangkah.
"Noona, ini Taehyung, kau menelepon ke nomorku."
"Ya, benar! Bagaimana Oppa bisa tahu kalau aku baru menjenguk seseorang di RSJ. Jjang?" Seulgi berusaha terdengar sekeras mungkin untuk menunjukkan bahwa dia tidak takut, dia juga sengaja memberikan kode untuk Taehyung.
"Noona?"
"Ha? Yang benar? Oppa juga ada di sekitar sini? Oh, di depan gang? Aku sebentar lagi sampai ke sana! Tunggu ya!" Seulgi melirik ke belakang untuk memeriksa, namun tidak bisa dia lakukan dengan benar karena sekarang dia takut sekali.
"Noona kau baik-baik saja?" Suara Taehyung mulai terdengar panik.
"Tidak." Seulgi menggeleng, kemudian membuat skenario lagi untuk mengelabui orang di belakangnya. "Aku sama sekali tidak masalah kalau oppa datang bersama teman-teman oppa."
Seulgi berharap Taehyung memahami semua yang dia katakan. Seulgi benar-benar putus asa dan sangat takut. Bagaimana kalau ternyata Taehyung tidak bisa memahaminya? Bagaimana kalau tidak ada yang percaya bahwa perempuan gila dan tidak berperasaan seperti Seulgi bisa merasakan takut? Bagaimana kalau tidak ada yang mau menolongnya? Seulgi bahkan sangat takut hanya dengan memikirkannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopathic Idol
Fanfiction[Completed] "That Idol is a psycho" start: 200720 end: 080820✔️