10. Terpaksa

180 14 1
                                    

🎬

-Mengandung kata kasar-

Sepulang sekolah

"Gimana Li? Dia kepancing?" tanya seorang lelaki sesaat ketika Lili mengangkat teleponnya.

"Berhasil! Eh tapi gue harus ngomong apa?"

"Apa kek, terserah lo"

"Eh bangsat, udah bagus mau gue bantuin lo" ucap Lili sedikit kesal.

"Santai Li, udah lo jelek-jelekin aja kakak lo depan dia biar dia makin kepancing emosi"

"Lo kurang ajar ya perjanjian awal kita kan supaya Seungmin jauhin Hyunjin karna lo ada dendam ama dia terus ini kenapa makin jauh terus kebalik gini bangsat? Nanti kalo kakak gue tau gue jelekin dia gimana?" tanya Lili khawatir.

"Lo pilih lakuin atau gue sebarin foto-foto lo itu di sosial media?" ancam lelaki itu dari sebrang telepon.

"Bangsat lo"

"Dasar cewek murahan haha" ucap lelaki itu sebelum mengakhiri teleponnya secara sepihak.

Iya, sebenarnya Lili terpaksa melakukan hal seperti ini tetapi sayangnya Ia tidak punya pilihan lain. Sejujurnya Lili sangat menyesal pergi ke club malam itu, jika saja Ia tidak pergi ke club dan tidak mabuk mungkin semuanya akan berbeda. Itulah yang selalu ada dipikirannya.

Iya, Lili memang masih duduk di bangku akhir SMP tetapi perilaku nya sangatlah liar. Orang tuanya sudah sering sekali memarahi Lili tetapi Ia tidak pernah kapok. Selalu ada saja ulahnya yang membuat kedua orang tua serta kedua kakaknya pusing.

"Li?" tanya Seungmin yang entah sudah sejak kapan berdiri di hadapannya.

"Eh kak? Sejak kapan disitu?" tanya Lili sedikit panik.

"Baru aja kok" ucap Seungmin yang langsung menggiring Lili masuk ke dalam mobil mereka

🌌

Sementara itu disisi lain Hyunjin yang tadinya hendak memasuki kendaraan miliknya tidak sengaja melihat Lili yang sedang berbicara lewat telepon dan memutuskan untuk percakapan mereka diam-diam.

Ia dapat mendengar semua perkataan Lili dengan jelas dari posisinya sekarang. Saat Seungmin tiba-tiba muncul Hyunjin pun memutuskan untuk pergi menuju mobilnya sambil memikirkan semua omongan Lili dengan orang yang Ia tidak tahu siapa.

Ada satu hal yang tidak bisa hilang dari pikiran Hyunjin, yaitu saat Lili mengatakan bahwa orang tersebut memiliki dendam terhadap dirinya. Ia terus memikirkan kesalahan buruk apa yang Ia lakukan sampai membuat orang dendam padanya.

"Akhirnya muncul juga, kemana aja sih" tanya Jeongin yang sedang menyender di mobil mereka sambil memainkan ponsel miliknya.

"Eh Jeong, gue pernah ngelakuin kesalahan buruk apa sih?" tanya Hyunjin sambil membuka pintu mobil mereka.

"Hah? Apaan sih random banget pertanyaan lo" balas Jeongin kebingungan.

🌌

Esok harinya

"Selamat pagi Nak Hyunjin, Nak Jeongin" sapa satpam sekolah ketika Hyunjin dan Jeongin turun dari mobil mereka.

"Pagi Pak, tumben bapak sapa saya, ada apa?" tanya Hyunjin kemudian.

"Ini ada surat" kata satpam tersebut sembari menyerahkan surat yang ada di tangannya.

"Sepagi ini udah ada yang nitip surat pak?" tanya Jeongin sembari melihat jam yang ada di tangannya.

"Iya nak, orangnya baru aja nitip, yasudah bapak balik ke pos ya" tinggal satpam tersebut.

"Jin gila ini aja masih jam 06.05 loh"

Hari ini Jeongin dan Hyunjin memang sengaja datang sepagi ini karena awalnya Hyunjin ingin menunggu Lili secara langsung saat dirinya menitipkan surat pada satpam sekolah mereka. Hyunjin tidak bisa jika harus menunggu pulang sekolah. Ia masih tidak bisa berhenti memikirkan pembicaraan Lili kemarin. Tetapi sepertinya usahanya gagal.

🎬

Hi semua!!
Sesuai janji aku akan lebih sering update!
Hope you enjoy it!

-26-07-20-
-with love-
-hyunlaxy-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PREMIÈRE VUE || HyunMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang