"Anak angkat?"
Irene kerutin dahi denger penjelasan Wendy barusan.
"Kalian berdua anak angkatnya Tante Tiffany?" ulang Irene.
Wendy ngangguk pelan. Sedikit ada rasa sesak di dada, dia nggak terlalu suka sebenernya pembahasan ini. Tapi karena dari tadi Irene terus merengek minta penjelasan, Wendy terpaksa ceritain hal sensitif bagi dia demi buat Irene tutup mulut.
"Jadi, Tante Tiffany sebenernya emang nggak punya anak atau gimana?" tanya Irene lagi kurang puas. Sedikit demi sedikit pertanyaan yang dia simpan rapat-rapat mulai kejawab.
"Gue nggak terlalu tau masa lalu Mami. Yang jelas waktu gue sama Jisoo dateng pertama kali ke rumah, kondisi Mami bener-bener parah."
"Parah gimana?"
"Udah, udah. Mending sekarang kita kabarin Tante Tiffany dulu deh. Dari tadi nggak bisa dihubungin juga nih manusia," lerai Yeri, yang habis itu malah kena jitak Wendy.
"Jen, ajarin adik lo buat lebih sopan nyebut yang tua."
"Bukan adik gue dia."
"Anjing lo Kak."
"Stop! Jangan ngebacot sekarang. Kita cariin dulu Tante Fany." Kali ini Seulgi yang turun tangan buat ngelerai.
"Kita pencar kayak tadi, berdua. Dan Yeri karena lo nggak ada pasangannya gabung saja sama Rose Lisa tuh, gue sama Seulgi." Krystal kasih arahan.
Semuanya langsung pada ngangguk nggak banyak bacot. Irene milih sama Wendy yang otaknya waras, sementara Jennie sama Joy.
"Kalo ada apa-apa langsung kabarin," ucap Seulgi sebelum masuk mobil.
Mobil Irene sama Wendy jadi yang terakhir berangkat.
"Wen, coba lacak hp-nya Tante Tiffany sama Jisoo. Gue curiga mereka di tempat yang sama sekarang," perintah Irene. Mobil masih dibiarin hidup tanpa dijalanin.
Nggak tau kenapa sejak denger Yeri bilang kalo Tiffany nggak bisa dihubungin perasaan Irene jadi resah. Apa lagi setelah mereka tau kalo yang bawa Jisoo itu Yuri, dan wanita itu juga sama nggak bisa dihubungin kayak yang lain. Irene ngerasa para Mami ada hubungannya sama kejadian ini, termasuk Yoona.
Nggak perlu waktu lama buat Wendy ngelacak keberadaan Tiffany sama Jisoo lewat hp-nya, dia langsung kasih tunjuk ke Irene.
"Di kota sebelah nih. Mereka di tempat yang sama juga. Tapi ngapain Tante Yuri bawa-bawa Jisoo ke gudang kayak gini?"
Bener tebakan Irene. Rasa khawatirnya makin besar. Setelah itu tanpa banyak bacot lagi Irene langsung tancap gas. Berdoa dalam hati semoga hal buruk nggak terjadi.
"Jangan kasih tau yang lain dulu Wen. Gue khawatir kalo ada apa-apa yang bisa celakain mereka."
🏘️🏘️
Jisoo bungkam mulutnya lihat di luar sana, Ibunya baru aja ditembak sama orang yang dia percaya banget selama ini. Air matanya perlahan ngalir ketika Ibunya nggak gerak lagi. Sementara laki-laki bajingan itu langsung pergi.
Jisoo keluar dari persembunyiannya di lemari begitu denger suara pintu ditutup keras. Nyamperin Ibunya yang bener-bener udah nggak napas. Nggak peduli tangannya kotor karena darah waktu taruh kepala Ibunya di pangkuan.
Setelah itu hidup Jisoo sama sekali nggak ada yang namanya kebahagiaan. Akibat tragedi itu dia jadi sulit percaya dan bahkan trauma terhadap orang baru.
Di panti asuhan lah Jisoo berakhir. Karena selama ini keluarga yang dia punya cuma Ibu. Walau sedikit nggak nyaman berbaur sama orang banyak, Jisoo pelan-pelan mulai terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbor | BlackVelvet ✓
FanficKetika Irene harus kehilangan sebelum sempat mengukir kenangan. [Non baku] Cover by: @cocokies