Karena Wendy sama Jisoo diusir dari rumah, jadilah mereka nginep di rumah keluarga Kwon. Nggak cuma mereka berdua sih yang lainnya juga pada ngikut karena nggak betah dimarahin para Mami. Cuma Yuri yang keliatan biasa aja walau awal-awal tadi keliatan marah juga.
"Hebat kalian bisa bolos gitu," puji Yuri yang malah keliatan bangga. Nggak tau lah sama Mami yang satu ini bukannya ikutan marah kayak yang lain malah bangga.
"Tante kok malah bangga sih?" Wendy liatin Yuri aneh.
"Bangga dong. Masa sekolah tuh jangan cuma gitu-gitu aja, sekali-kali lah berontak. Bolos pergi ke sana-sini habisin uang saku."
Masalahnya ini bukan 'sekali-kali' tapi udah nggak tau yang keberapa kali lagi mereka lakuin. Bahkan sejak Seulgi, Wendy, Krystal masih kelas satu SMA dan yang lain masih pada SMP mereka tetep bisa bolos bareng. Mereka bersembilan emang udah terkenal banget nakalnya. Bilangnya ke kamar mandi eh malah ke kantin ngerumpi.
"Udah buruan tidur sana. Wendy sama Jisoo tenang aja, Tiffany kalo marah nggak lama kok." Yuri usap-usap puncak kepala dua bocah Hwang itu tenangin, lalu keluar kamar. "Good night semuanya."
Setelah pintu ditutup mereka langsung pada rebahan sana-sini menuhin ruangan. Hp dimatiin untuk sementara dan mereka cuma pada diem-dieman aja natap lurus langit-langit kamar yang digambarin langit malam, hasil karya Rose sama Seulgi beberapa tahun lalu.
"Irene bangke!" teriak Wendy tiba-tiba sambil lemparin guling ke udara pelampiasan rasa keselnya sama sosok tetangga baru itu.
"Pengen gue bakar sekalian rumahnya," tambah Krystal yang udah gregetan parah dari pulang sekolah tadi.
"Ibunya penyanyi terkenal loh, dilaporin berani lo?" Joy mulai ngeluarin pengetahuan soal gosip seputar keluarga Kim si tetangga sebelah.
"Bodo amat mau Maminya penyanyi terkenal lah, presiden lah, gue nggak peduli!" kesel Jennie. Bukan cuma bocah Hwang doang yang kenal omel, Jennie sama Yeri juga. Dan sebagai hukuman kartu debitnya disita.
"Siapa sih Maminya? Palingan juga nggak sepopuler Tante Tiffany dulu," komentar Seulgi udah ngerendahin duluan.
"Itu loh yang sering muncul di TV. Taeyeon Kim namanya kalo nggak salah."
"Anjir! Seriusan? Mami fans beratnya tuh." Yeri langsung heboh begitu denger nama perempuan yang tiap hari disebut-sebut Yoona.
"Kenapa dia nggak pilih tinggal di apartemen atau apa gitu," komentar Rose makan snack punya Joy.
"Mungkin dia udah bosen tinggal di apartemen mewah makanya sekarang mau ngerasain jadi rakjel." Jisoo mulai ngereceh nggak penting.
"Rakjel ndasmu, rumah segede gitu lo bilang rumahnya rakjel? Halamannya aja muat buat sepak bola." Krystal jitak kepala Jisoo.
"Nggak usah dijitak juga kali njing."
Suasana jadi hening, tambah hening lagi waktu mereka mulai ambil hp masing-masing. Hampir setengah jam sama sekali nggak ada interaksi di antara mereka, cuma kedengeran suara cengengesan Joy.
Sampe tiba-tiba lampu mati. Mereka langsung pada bangun dari rebahan dan celingak-celinguk cari cahaya.
"SEULGI LO NGAPAIN PEGANG ANU GUE HEH!" Krystal teriak sambil tepis tangan Seulgi yang pegang dadanya.
"Eh sorry Krys nggak keliatan, hehe. Tepos juga ish kayak Lisa."
"Kurang ajar!"
Rose hidupin senter dari hp nya, lalu di arahin ke temen-temennya. Seulgi jalan ke arah pintu mau tanya kenapa cuma listrik mereka yang mati ke Yuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbor | BlackVelvet ✓
Fiksi PenggemarKetika Irene harus kehilangan sebelum sempat mengukir kenangan. [Non baku] Cover by: @cocokies