Iya... Dua anggota berulang tahun di bulan yg sama dan otakku yg lelet ini delay bgt bikin ceritanya wkwk :')Credit pict: hwasmile
Ⓞ︎Ⓣ︎Ⓞ︎Ⓖ︎Ⓐ︎Ⓦ︎Ⓐ︎Ⓜ︎Ⓘ︎Ⓨ︎Ⓤ︎Ⓤ︎Ⓚ︎Ⓘ︎
Di sebuah mansion yang terletak pada salah satu kota prefektur Kanagawa, tepatnya di halaman belakang yang luas dengan hamparan rumput dan berbagai tumbuhan, seorang lelaki bersurai sewarna anggur duduk menikmati semilir angin sepoi-sepoi dari tea house yang ada disana.
"Oi, dicariin juga dari tadi."
Lelaki itu menoleh, mendapati dua kawannya yang bersurai hampir serupa warnanya berdiri di sisi yang berlawanan dari posisinya. Dengan cuek dibiarkannya mereka mengambil tempat duduk di belakang dirinya yang menghadap kolam.
"Ngapain nyariin gua?" tanyanya.
Aoi membuka kaleng minuman yang dibawanya, menghasilkan suara psshh kecil. Setelah meneguknya sedikit, ia berkata, "lu nggak inget sekarang tanggal berapa?"
Mengangkat alis sebentar, pemuda yang ditanya kembali menghadap ke depan. "Inget lah. Tanggal 15, napa?"
"Yeh, lo bener-bener lupa, ya," pemuda yang sedari tadi diam menghela napas. "Udah Aoi, diemin aja."
"Eeh? Tapi-"
"Nurut aja ama gue."
Aoi menipiskan bibir menahan kesal, namun tidak kembali membantah ucapan Itsuki. Tanaka yang merasa clueless mengerutkan dahi kesal, tapi tidak berkata apa-apa.
"Aaahh mouu atsuiii~!"
"Siapa suruh pake kerah tinggi begitu, udah tau lagi musim panas," Itsuki merotasikan bola matanya malas melihat kelakuan teman bobroknya itu.
"Gue gaada baju yang lebih tipis, pada dicuci semua sama Kaiko."
"Salah sendiri jarang ngurusin baju, mampus kan disikat abis baju musim panas lo ama pacar sendiri," sahut Tanaka tersenyum mengejek.
Sementara dua kawannya itu asyik beradu mulut, pemuda Mikazuki itu tidak peduli dan tetap melanjutkan kegiatannya. Tapi kemudian pikirannya hanyut dalam pertanyaan Aoi tadi.
Tanggal 15. Ada apa dengan hari ini?
𑁍𑁍𑁍
Matahari tergelincir ke ufuk barat, hawa juga mulai menurun.
Pemuda yang kerap dijuluki 'sultan' oleh kawan-kawannya itu duduk diam di dekat jendela, memandang langit senja yang berangsur-angsur berubah warna. Pikirannya melayang ke percakapannya dengan dua temannya tadi siang.
Diliriknya kalender yang terpampang di salah satu sisi dinding kamarnya. Hari ini tanggal 15, berarti besok pastinya tanggal 16. Rasanya ada sessuatu yang mengganjal pikirannya, tapi ia tidak bisa mengingatnya meskipun sudah berusaha keras.
Kesal karena merasa tenaganya terbuang sia-sia, Tanaka akhirnya beranjak dari kursinya dan memutuskan untuk turun ke ruang tengah tempat dimana mungkin teman-temannya berkumpul.
"Oh, Tanaka, pas banget kamu turun," suara yang amat dikenalnya dengan baik berucap dari arah pintu dapur. "Dikit lagi makan malam siap, kamu tunggu bareng yang lain ya di ruang tengah."
Si pemuda hanya mengangguk pelan. Matanya terkunci pada sosok pacarnya yang kembali ke dapur. Entah kenapa rasa gundahnya tadi seolah berkaitan dengan gadis bersurai permen kapas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑶𝒖𝒓 𝑫𝒂𝒊𝒍𝒚 𝑳𝒊𝒇𝒆᯽︎
Teen FictionDelapan anak remaja SMA dengan segala kebobrokan dalam lingkaran pertemanan mereka yang unik. Cover : Sachi