Curahan Hati Rara

459 118 18
                                    

Midam POV

"Sore kak. Aku pulang ..."

Terdengar suara Rara di pintu kamarku.

Aku yang tengah duduk di atas tempat tidur hanya membalas "Hm ..."

"Kakak mau tau gak? Sekolah ku besaaaarrrr banget loh. Luas. Ruang kelasnya juga bagus. Setiap murid duduk sendiri-sendiri. Aku duduk di bangku paling belakang, oh iya ... Aku langsung dapat teman loh kak, namanya Choi Hyunsuk." Cerocosnya dengan semangat, padahal aku sama sekali tak bertanya dan tak mau tau,

Dari nada bicaranya, dia terdengar seperti bahagia di hari pertamanya masuk sekolah. Pasti kesehariannya di sekolah hari ini menyenangkan.

"Kakak udah makan?" Dia mengalihkan topik, karena aku sama sekali gak merespon ucapannya tadi,

"Udah." Jawabku singkat,

"Oke. Kalau gitu aku ke kamar ya kak, mau mandi dan ganti baju."

Lagi-lagi responku cuma "Hm."

Sesaat kemudian dia pergi dan menutup pintu kamarku.

.

Pukul 8 malam adalah waktunya sinetron kesukaanku tayang di tv. Seperti biasanya, aku duduk di kasur sambil meyuapkan potongan-potongan apel ke dalam mulut. Kedua telingaku fokus mendengar suara-suara yang berasal dari tv.

Tok tok tok!

"Kak Midam ..."

Terdengar suara Rara di depan pintu.
Buru-buru aku mematikan tv.
Aku bisa malu setengah mati kalau Rara sampai melihatku tengah asik menonton sinetron.

"Masuk." Ucapku,

Terdengar suara pintu kamarku dibuka, "Maaf ya kak, aku baru selesai mengerjakan pr." Ucap Rara,

"Mau apa ke sini?" Tanyaku,

"Mau baca dongeng pengantar tidur untuk kakak." Jawabnya dengan semangat,

"Gak perlu. Pergi sana." Aku mengusirnya dengan dingin,

"T-tapi ... Mama memintaku untuk membacakan dongeng pengantar tidur setiap malam-"

"Saya bilang gak perlu. Saya gak suka ada orang asing masuk ke kamar saya! Pergi sana!" Usirku lagi,

"I-iya kak." Jawab Rara, tak lama dia keluar dan menutup pintu kamarku.

Aku terlalu kejam, ya?

Masalahnya ... Sinetron favoritku lagi seru-serunya. Aku mau buru-buru menyalakan tv lagi. Jadi aku mengusir Rara supaya buru-buru keluar.

.

Aku rasa sebentar lagi tengah malam, tapi aku masih belum terlelap juga. Pasti karena aku terbiasa dibacakan dongeng pengantar tidur oleh mama, jadi aku gak akan bisa tidur sebelum dibacakan dongeng.

Tiba-tiba, terdengar suara pintu kamarku dibuka dengan sangat perlahan. Aku rasa aku tau siapa yang membukanya.

Pasti Rara.

Lagi-lagi aku memejamkan mata, berpura-pura tidur.

"Halo kak ... Aku bacakan dongeng pengantar tidur ya, walaupun terlambat." Ucapnya dengan berbisik,

Dia menarik kursi dengan sangat perlahan ke arah tempat tidurku.

"Dongeng yang akan ku bacakan hari ini adalah ... Pangeran tampan dan si gadis malang." Ucapnya lagi, masih dengan berbisik.

Lalu Rara mulai membacakan dongeng, "Pada suatu hari ... Hiduplah seorang gadis malang yang hidupnya selalu penuh kesedihan dan penderitaan ..."

Suaranya ... Selalu membuatku merasa mengantuk dan ingin segera terlelap.

Tapi aku menahannya.
Karena takut Rara akan bicara sesuatu lagi setengah membacakan dongeng, seperti kemarin.

"Setelah semua penderitaan yang dilaluinya ... Si gadis malang akhirnya hidup bahagia dengan pangeran tampan. Semua kesedihan dalam hidupnya pun berganti menjadi kebahagiaan."

Rara menyelesaikan bacaan dongengnya.

"Dongeng ini ... Persis seperti kisah kita, ya kak? Tapi cerita kita, apa akan berakhir bahagia seperti dongeng ini?" Tanya Rara,

"Pasti engga kan kak? Situasi kita terlalu sulit dimengerti. Kalau aku di posisi kakak pun, aku gak mungkin bisa menerima gadis asing dengan mudahnya." Dia menjawab pertanyaannya sendiri.

"Menurut kakak ... Akhir dari kisah hidupku akan seperti apa? Semua kesedihan dan penderitaan ini ... Apa akan ada akhirnya?" Nada bicara Rara berubah, dia terdengar seperti ingin menangis.

"Kak ... Hiks ... Hiks ..." Rara tiba-tiba menangis,

Aku kaget setengah mati.
Sebenarnya dia kenapa?

"Kesulitan ini kenapa gak ada akhirnya ya? Bahkan setelah mama kakak memberiku kehidupan baru yang jauh lebih layak pun ... Kenapa semuanya masih terasa sulit?"

Sulit apanya?
Dia kenapa?
Aku jadi bertanya-tanya sendiri.

"Anak-anak di kelasku, mereka tau ... Bahwa aku adalah pemulung yang biasa tinggal di jalanan. Mereka ramai-ramai menatap jijik ke arahku dan mengataiku bau. Memang aku bau ya kak? Bahkan setelah aku membersihkan diri pun apa aku tetap bau? Karena aku adalah mantan pemulung? Kak ... Bukannya mereka terlalu jahat? Hiks ... Hiks ..." Tangisan Rara makin menjadi,

Walau dia terdengar berusaha menangis sepelan mungkin.

"Tapi untungnya ... Ada seorang laki-laki baik hati yang mau menjadi temanku. Namanya Choi Hyunsuk. Dia baik loh kak, dia bilang aku gak perlu takut, karena aku gak sendiri, aku punya dia sebagai temanku. Di saat anak-anak lain ramai-ramai merendahkanku, dia dengan santainya membelaku sendirian."

Nada bicara Rara berubah lagi, ada sedikit kebahagiaan dalam nada bicaranya begitu menceritakan laki-laki bernama Choi Hyunsuk itu.

"Aku harus tetap bersyukur kan kak? Karena seenggaknya masih ada satu orang yang mau jadi temanku di sekolah. Karena itu, aku harus kuat. Aku gak sendiri. Aku punya Hyunsuk di sekolah. Dan aku juga, punya kak Midam kan? Iya, aku gak sendirian."

Aku rasa, senyum Rara pasti mengembang saat mengucapkan itu.

"Selamat tidur kak Midam. Mimpi indah ya ..." Ucapnya lagi, sebelum akhirnya keluar dari kamarku.

~

"Selidiki betul-betul, seperti apa keseharian Rara di sekolah. Bagaimana anak-anak di sana memperlakukan Rara. Dan apa aja yang Rara alami hari ini. Aku mau tau semuanya sedetail mungkin."

Ucapku pada sekretaris Song pagi ini.
Beliau adalah orang kepercayaan mamaku, selain pak Kim yang merupakan supir pribadi keluargaku dan pelayan Park yang merupakan kepala pelayan di rumah ini.

"Baik tuan muda. Apa ada lagi yang perlu saya selidiki selain itu semua?" Tanya sekretaris Song,

"Ah iya, satu lagi ... Selidiki laki-laki yang bernama Choi Hyunsuk. Aku mau tau latar belakangnya dan orang seperti apa dia."

Iya, aku jadi penasaran dengan laki-laki bernama Choi Hyunsuk yang katanya berteman dengan Rara itu.

Aku harus tau latar belakangnya dan orang seperti apa dia. Aku gak mau Rara berteman dengan sembarang orang.
































Hi hellow~
Chapter ini agak panjangan lagi dikit😂
Masih kurang panjang gak?😂
Jangan lupa vote dan komen😉

The Fairy And The Witch || Lee Midam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang