The Fairy

453 123 57
                                    

Rara POV

Aku menatap selembar foto pemberian kak Sua. Yaitu foto aku, dia, Hyunsuk dan kak Midam sewaktu berlibur di villa beberapa hari yang lalu.

Aku mengusap permukaan pipi kak Midam, yang ada di foto. Sambil sesekali menyeka air mataku yang tak tertahan.

"Kakak harus hidup bahagia." Ucapku sambil tersenyum,

Apa aku memang setegar ini?
Jelas tidak.
Membayangkan jika beberapa bulan lagi aku akan melihat kak Midam dan kak Sua menikah ... Rasanya aku tak sanggup.

Aku harus bagaimana sekarang?
Apa lebih baik aku pergi jauh dari sini sekarang juga?

Tok tok tok~

Pintu kamar atap tempat aku tinggal tiba-tiba diketuk. Aku melirik jam, sudah pukul 9 malam. Siapa yang bertamu malam-malam begini?

Aku curiga, pasti Hyunsuk!
Buru-buru aku turun dari kasur dan bergegas membuka pintu.

Cklek~

Kedua mataku langsung membelalak, begitu kulihat bahwa ternyata orang yang datang adalah kak Midam.

"Lohhh, kakk!!" Panggilku kaget begitu dia keliatan oleng,

Brukk!!

Dia menubrukku.
Dan menenggelamkan wajahnya di atas bahuku.

Aku bisa mencium bau alkohol yang sangat menyengat dari tubuhnya.

"Kakak habis minum ya?!" Tanyaku panik, aku kesusahan menahan tubuhnya,

"Hiks ... Hiks ... Pusing. Kepalaku pusing!!" Rengeknya sambil menangis,

"Lagian siapa suruh minum sampai mabuk begini? Sejak kapan sih kakak suka minum-minum sampai mabuk?!" Tanyaku kesal,

Hoekkkkk~

Dia malah mau muntah.
Buru-buru aku memapahnya menuju kamar mandi.

Untung dia mengeluarkan isi perutnya tepat waktu. Aku langsung menepuk-nepuk punggungnya, lalu memberinya segelas air hangat.

"Kenapa kakak bisa ke sini? Tau dari mana aku tinggal di sini?" Tanyaku,

Tapi dia yang masih mabuk malah merebahkan dirinya di atas kasurku.

"Ponsel kakak mana? Sini aku telfon supir kakak supaya jemput ke sini!" Ucapku,

Tapi dia gak menjawab.

Lalu aku teringat sesuatu, bahwa di kamar ini ada beberapa fotoku dan kak Midam yang aku pajang di dinding. Dan ada satu fotoku dengannya yang aku pajang di atas nakas samping kasur.

Buru-buru aku mengambil semua foto itu dan memasukkannya ke dalam ranselku.

Disaat aku tengah menutup ranselku sambil duduk di tepi kasur, tiba-tiba kak Midam memegang pergelangan tanganku erat.

"Kasih tau saya semuanya sekarang ..." Ucapnya, sepertinya dia setengah sadar,

Aku berusaha melepas tangannya dari tanganku, tapi susahnya minta ampun. "Gak ada yang perlu aku kasih tau!"

"Jangan bikin saya frustasi-"

"Ya kakak gak perlu frustasi! Lanjutin hidup kakak kaya biasanya. Jangan anggap bahwa aku ada."

"JANGAN SEMBARANGAN KAMU EVAN! GAMPANG BANGET YA KAMU NGOMONG KAYA GITU! LAKI-LAKI BRENGSEK KAMU!" Maki kak Midam tiba-tiba,

Aku mengerutkan dahi karena bingung.
Evan?
Siapa Evan?
Kenapa kak Midam jadi menyebut-nyebut Evan?

The Fairy And The Witch || Lee Midam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang