Suara Merdu si Pangeran Tampan

439 119 58
                                    

Rara POV

"K-kenapa ... Tas ku diganti? Bukannya itu masih baru?"

Tanyaku pada kepala pelayan Park, begitu ku lihat salah satu pelayan mengeluarkan isi tasku dan memindahkannya ke tas baru.

Tapi kepala pelayan Park tak menjawab, dia cuma tersenyum.

Pelayan lainnya memasangkan sebuah jam tangan di tangan kiriku. Lalu sepasang anting di kedua telingaku, kalung di leherku dan juga gelang di pergelangan tangan kiriku.

Pelayan satunya lagi menyisir rambutku dengan hati-hati, dibaginya rambutku menjadi dua bagian, bagian luarnya dikuncir sedangkan bagian dalamnya dibiarkan terurai.

"Ini ponsel untuk nona. Sudah saya simpan nomor tuan muda, nomor supir Kim dan nomor saya. Jika ada sesuatu, nona bisa langsung menghubungi kami." Ucap kepala pelayan Park sambil memberikan sebuah ponsel baru berlogo buah apel di bagian belakangnya,

"Terimakasih." Ucapku sambil membungkuk.

Sebelum turun ke lantai bawah, aku bergegas ke kamar kak Midam untuk pamit. Tapi dia gak ada dalam kamarnya.

Samar-samar aku mendengar suara petikan gitar dari luar ... Buru-buru aku mencari sumber suara itu ...

Ternyata ...
Kak Midam tengan duduk di balkon dengan sebuah gitar akustik di pangkuannya. Tangannya memetik senar-senar gitar dengan lihai, menghasilkan suara petikan gitar yang merdu sampai membuatku mendadak ngantuk.

Ditambah ...

"Feeling like I'm breathing my last breath~"

Dia menyanyikan sebuah lagu barat.
Membuatku mematung karena kaget begitu mendengar suara nyanyiannya yang tak kusangka semerdu itu.

"I let you in with all that i can~  You're not hard to reach~"

Suara merdunya amat sempurna dengan iringan petikan gitar.

"And you've blessed me with the best gift, that I've ever known~ You give me purpose~"

Rasanya ... Aku gak ingin bergerak sedikitpun. Rasanya aku mau terus berdiri di sini dan terus mendengar nyanyian merdunya. Sambil menatap wajahnya yang keliatan damai bukan main sewaktu bernyanyi dan memetik gitar.

~

Begitu aku sampai di sekolah ...

"Rara!"

Hyunsuk tiba-tiba muncul di depanku, dia menahan tanganku dan menatapku dengan takjub dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Pagi Hyunsuk!" Sapaku seraya mengembakan senyum,

Dia masih menatapku takjub, "Kamu ... Kaya anak konglomerat cuy!" Ucapnya sambil menepuk bahuku,

"Gaya kamu oke banget! Terus rambut kamu dikuncir kaya gini cantik banget sumpah!" Sambungnya,

"Masa sih? Aku gak pd banget hari ini." Ucapku sambil berkaca di layar ponsel,

"Uwaaaahh ponsel baruuu, sama kaya punya aku!" Ucap Hyunsuk sambil menunjukkan ponselnya.

Aku masuk ke kelas bersama Hyunsuk.
Begitu kami masuk, anak seisi kelas langsung menatap aneh ke arahku. Semacam tatapan kaget, heran, jijik dan merendahkan.

"Wow wow wow, kok bisa ya mantan pemulung bergaya kaya gini?" Tanya salah satu siswi,

"Dia setiap hari diantar jemput pake mobil mewah loh ..." Celetuk siswi lainnya,

"Palingan dia jadi simpenan om om tajir-"

"WOY!" Bentak Hyunsuk tak terima,

"Asal kalian tau ya! Rara diadopsi keluarga kaya. Kenapa? Iri lo pada?!" Tanya Hyunsuk,

The Fairy And The Witch || Lee Midam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang