Selamat Tinggal Kak Midam

456 116 59
                                    

Rara POV

Aku buru-buru pulang ke rumah setelah selesai sekolah. Sore ini aku punya waktu luang, karena kedai tutup dan otomatis aku libur.

Rasanya aku gak bisa berhenti tersenyum.
Aku menenteng kantung plastik berisi bahan masakan. Rencananya, aku mau mengajak kak Midam makan malam romantis di luar kamar atap.

Tiba-tiba, aku merasa ada seseorang yang mengikutiku. Aku mau menoleh ke belakang, tapi takut. Jadi aku bergegas lari.

Dugaanku makin kuat, begitu aku mendengar suara langkah kaki di belakang. Aku yakin ada seseorang yang mengikutiku.

Langkah kaki itu terdengar makin dekat, dan ...

"MBBBBBBB!!"

Seseorang tiba-tiba membekap mulutku.
Aku pun ditarik dan dipaksa naik ke dalam mobil hitam.

Begitu duduk, kepalaku ditutupi kain hitam.

"KALIAN SIAPA? KENAPA KALIAN MENCULIK SAYA?! TOLONGGGGGGG!! KAK MIDAMMMM!! TOLONGIN RARA!!" Teriak ku panik,

Mobil hitam yang ku naiki pun melaju.
Sedangkan orang tak dikenal yang membekap mulutku tadi dan juga si pengemudi mobil tak bersuara sama sekali.

Aku tak tau siapa yang membawaku dan kemana mereka akan membawaku. Aku mulai terisak karena ketakutan.

Mungkin setelah beberapa puluh menit mobil hitam ini baru berhenti melaju. Aku pun ditarik lagi untuk turun dari mobil.

"LEPASSS!! KALIAN SIAPA?! INI DIMANA?!" Tanyaku sambil berusaha memberontak,

Tapi mereka tak menjawab dan terus menarikku entah kemana.

"Ada kata-kata terakhir yang mau kamu ucapkan?!"

"Pak Kim?" Tanyaku kaget,

Aku yakin itu suara pak Kim.
Supir pribadi keluarga kak Midam.

"Cepat ucapkan apa yang mau kamu ucapkan, sebelum pergi dari dunia ini!" Ucap pak Kim lagi,

"Pak Kim, maksud bapak apa? Bapak gak akan bunuh Rara kan? Hiks ... Hiks ..." Aku mulai menangis ketakutan,

"Kalau gak ada, akan saya percepat-"

"PAK JANGAN, RARA MOHON! NANTI KAK MIDAM SAMA SIAPA KALAU RARA MATI? BAPAK TEGA BIKIN KAK MIDAM JADI DUDA SECEPAT INI?" Tanyaku masih sambil menangis,

"Halah, bicit kamu! Cepat ucapkan kata-kata terakhir yang mau kamu sampaikan!" Bentak pak Kim,

Aku makin ketakutan. Bahkan tanganku udah gemetar. Tangisanku masih belum bisa berhenti.

"Hiks ... Hiks ... Kak Midam. Rara sayang kakak. Walaupun waktu kebersamaan kita singkat, Rara gak bisa bohong, Rara cinta sama kak Midam. Rara seneng bisa kenal kak Midam. Makasih banyak ya kak udah mau nerima Rara. Dan ... Setelah Rara pergi, cari perempuan lain yang jauh lebih baik dari Rara ya kak. Selamat tinggal kak Midam. HIKS ... HIKS ... HIKS ..." Tangisanku pun makin menjadi,

Sakit rasanya, mengucapkan kata-kata terakhir yang ingin kusampaikan pada kak Midam, disaat dia bahkan gak ada di sini.

Setelah ini entah apa yang akan pak Kim lakukan.

Mungkin aku akan segera kembali ke pangkuan yang maha kuasa dan bertemu mendiang orang tuaku.

"Tuhan, tolong jangan biarin Rara pergi ninggalin kak Midam sendirian. Nanti kalau tangan dia luka lagi karena sendirian di kamar atap gimana? Hiks ..  Hiks ..."

Syut!

Kain hitam yang menutup kepalaku mendadak dilepas seseorang.

Ternyata aku ada di rumah kak Midam!
Pak Kim benar-benar ada di depanku, dengan bu Park dan pelayan lainnya.

The Fairy And The Witch || Lee Midam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang