Hari ini hari Minggu. Yang artinya libur. Jaemin yang sedang asik berbaring di sofa sambil menonton acara gosip dikejutkan oleh dering telponnya.
"Halo?"
"Jaemin.. kamu ke kantor sekarang ya! Penting!"
Dan sambungan telepon langsung dimatikan oleh seorang pria tampan di seberang sana.
Jaemin pun langsung bersiap dan berangkat ke kantor.
.
"Hhh.. hhh... Maaf, Pak. Saya lama," ucap Jaemin yang masih terengah-engah.
"Nggak apa-apa kok. Sebenarnya kamu nggak datang juga gapapa. Saya nyuruh kamu datang cuma buat nemenin saya di sini."
Jaemin menghela napas perlahan. Mencoba untuk menahan kesabarannya. Lalu ia berjalan ke mejanya, dan saat pantat indahnya sudah hampir menyentuh permukaan kursi empuk itu,
"Eits, siapa suruh kamu duduk? Sini. Berdiri di sini." Jeno menunjuk tempat di samping kursinya. Lalu membalikkan kursi ke belakang. Menatap perkotaan dari ruangan itu.
"Pak, ini sampai kapan saya sama Bapak harus ngeliat bangunan-bangunan di bawah?"
"Kamu manis-manis banyak omong ya,"
Jaemin lalu menundukkan wajahnya.
"Ga usah merasa bersalah gitu, saya mah santai. Asal kamunya cantik," ucap Jeno dengan menaik-turunkan alisnya ke arah Jaemin.
💌
Akhirnya Jaemin sampai di rumahnya. Ia merebahkan dirinya di atas kasur empuknya begitu saja tanpa mengganti baju, hanya melepas celana panjangnya dan tersisa kemeja serta celana pendeknya. Walaupun ia tak melakukan apapun di kantor dan hanya menemani atasannya yang aneh itu, tapi ia sangat lelah. Lelah karena ratusan celotehan dan gombalan dari Jeno. Kalau ia bukan sekretarisnya, mungkin ia sudah lama menyiram wajah tampan Jeno dengan air es. Tapi sayang, ia masih mencintai nasibnya.Baru saja ia akan memasuki alam mimpinya, dering telepon kembali mengejutkannya. Ia mengangkat telepon itu tanpa membuka matanya.
"Halo?! Siapa sih?!! Ganggu aja!"
"Ekhem..."
"Loh? Heh? Pak Jeno, maaf Pak.. ada kepentingan apa ya Pak Jeno nelepon saya?" Jaemin langsung duduk. Ia kaget karena ternyata panggilan masuk itu berasal dari atasannya.
"Nggak ada apa-apa sih.. saya cuma gabut aja. Yaudah, saya tutup ya teleponnya."
Tuuuutt
"YA TUHAN, PUNYA ATASAN GA JELAS BANGET–"
Digeboy-geboy mujaer nang ning–
"Halo, Pak? Kali ini Bapak ada kepentingan apa nelpon saya?" Jaemin langsung senyum dengan penuh emosi.
"Saya dengar kamu teriak-teriak. Bukain pintunya, saya udah di depan apartemen kamu."
Jaemin buru-buru berlari ke depan dan membukakan pintu. Mendapati sosok bosnya yang kali ini memakai piyama.
Berwarna merah muda.
"P–Pak Jeno kenapa kesini? Bapak tau alamat saya darimana?"
"Memangnya saya ga boleh kesini? Lagian kan di surat lamaran kamu ada alamatnya. Kamu ini pikun apa gimana sih?" Ucap Jeno acuh tak acuh. Jaemin ingin sekali memaki pria itu. Karena dengan seenaknya saja Jeno masuk ke dalam apartemen Jaemin.
Karena Jaemin masih sayang dengan pekerjaan, maka dengan segenap kepekaan hati ia membuatkan secangkir kopi untuk Jeno yang kini sedang duduk di sofa Jaemin.
"Kamu pengertian ya. Langsung bikinin saya minuman. Udah cocok jadi pendamping hidup saya." Ucap Jeno sembari meminum kopinya.
"M–maksud Bapak?"
"Iya, pengertian. Peka, tau aja kalo saya suka sama tipe-tipe yang pakai baju kayak kamu sekarang."
Jaemin membelalakkan matanya. Ia baru ingat kalau sekarang ia hanya menggunakan kemeja dan celana pendek– koreksi, pendek sekali.
"AAAAAAAA!!! MAAF PAK SAYA LUPA!" Jaemin langsung berlari ke kamarnya, meninggalkan Jeno yang masih sibuk menikmati kopinya.
"Padahal begitu aja udah bagus...
Bagus banget buat kesehatan Little Jeno."
.
.
.
.TBC.
.
.
Haii ini Ozi, maaf, ternyata menurut Ozi cerita ini paling nyambung kalau pake dirty jokes, jadi maaf banget ya kalau kalian terganggu atau nggak sukaa 😭😭 maaf juga kalau per chap nya pendek-pendek 😭👉👈
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Pak Jeno [NoMin]
Fanfiction"Pak, kok Pak Jeno nggak waras sih?" "Kata siapa saya nggak waras? eh, ada anak-anak, lucu banget.. kamu mau satu?" "Nggak, Pak. Makasih!" • 🌛 •┈┈┈*┈┈┈┈*┈┈┈*┈┈┈*┈┈• 🌛 • Cerita tentang Jeno, CEO muda nan sukses di negeri ini yang jatuh cinta pada p...