6

5.9K 768 127
                                    

"Pagi, Bun.."

"Ayah sama Icung ga diucapin selamat pagi? Jeno juga?"

"Ish –CELAMAT PWAGI CEMUAA!!"







"Aduh, jantung Ayah–"

"Imut banget iii anak Bundaaa~~"

"Huwekk– meninggoy dengan kejijian,"

"Jaem nikah lagi ayo,"

.

"Kak Na inget gak, dulu–"

"Cung," Jeno menegur adik iparnya.

"Inget apa Cung?"

"Ehehe, enggak, gapapa.."

Suasana pagi itu sejuk dan damai. Mereka sarapan bersama dengan tenang. Ditemani suara buaya jantan peliharaan Ayah yang berkokok dengan merdu di pinggir kebun.

"Yah, Bleki kemana? Kok Nana ga liat dari kemarin?"

"Lagi di titipin ke tempat penitipan hewan. Biar tau rasa."

"Lah emang Bleki kenapa?"

"Soalnya kemarin dia godain jerapahnya Pak Slamet."

"Bujuk bustrak."

Bleki, anjing kesayangan Jaemin yang sering nongkrong di rumah tetangga. Alias rumah Pak Slamet yang jaraknya sekitar tiga puluh menit dari rumah mereka

–jika ditempuh dengan cara kayang.

Lupakan. Intinya Bleki adalah anjing Husky berwarna putih. Kenapa diberi nama Bleki sedangkan Bleki adalah versi pengucapan lokal dari Blacky? Karena dulu Jaemin menemukan Bleki di antara dedaunan.

Tidak nyambung, memang. Tak ada yang menyuruh kalian untuk menyambungkannya. Lebih baik kalian sambungkan hubungan kalian dengan gebetan kalian yang bahkan tak tahu bahwa kalian bernapas.

Sedih. Aku turut berd(s)uka cita atas perasaan kalian yang tak terbalas.

Hmm.. mari kita lihat kegiatan mereka setelah selesai makan.

Bunda yang menonton drama bersama Jaemin, Jeno yang berdiskusi mengenai saham permen ganja dengan Ayah,

Dan Jisung yang...



Emm..





Bermain buwung.

Entahlah apa yang sebenarnya dilakukan anak itu dengan buwung kakatua yang diberi nama Jamet milik Ayah. Tapi yang jelas Jisung sedang mengajak burung itu untuk berdansa.

"Kasian bet dah tuh anak Ayah yang satu itu." Jaemin miris melihat kelakuan adiknya.

"Kak Na protes mulu bukannya bantuin Icung cari pacar juga!"

"Kan ada yang ngejar-ngejar kamu dari dulu, Cung!"

"Siapa?! Mawar?! Gamau! Dia ketua paguyuban dispatch cabang perjulidan."

💌

Kini Jaemin dan Jeno sudah bekerja kembali seperti biasa setelah selama tiga koma sembilan puluh sembilan hari berada di rumah keluarga Jaemin.

Dan sampai sekarang Jaemin masih sering memikirkan tentang segala hal yang masih membingungkan baginya. Yang paling ia heran adalah kedekatan Jeno dengan keluarganya. Seingatnya ia memang baru bertemu Jeno saat wawancara saja. Tapi entah kenapa Ayah, Bunda, dan Jisung sudah seperti mengenal Jeno sangat lama dan dekat. Dan entah kenapa, Jeno sangat familiar bagi Jaemin. Seperti orang yang sejak dulu ia tahu dan kenal. Namun dimana?

Dear, Pak Jeno [NoMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang