Vote+komen ya!! Tencuu :*
.
Ngga vote ngga lanjut bhay..
Vote yaaa??? ( ˘• ω•˘ )
.
.
."Pak, ini kopernya taruh dimana?"
"Bentar, kamu diem dulu disitu. Saya mau ngecek rumah."
Jeno pun masuk ke dalam rumah kecil miliknya. Iya kecil, hanya sekitar satu atau dua hektar. Kalau seluruhnya... Mungkin bisa dibilang mungkin sama seperti stadion sepak bola.
Jeno sekarang sudah ada di kamarnya.
"Ya Lord!! Akhirnya bisa serumah lagi sama my honey bunny sweety Jaeminn!!! Nana ku, Mas gak sabar. Kalo kamu ga inget, gapapa kok kita nikah lagi. Lagian Mas bisa dapet malam pertama dua kali. Kan asik,"
💌
"Jaem, kamu dimana?"
"Kenapa Pak– eh Mas? Saya barusan di dapur."
Ya, sekarang Jaemin sudah disuruh untuk mengganti panggilan 'Pak' atau 'Bapak' dengan 'Mas'. Tentu diluar jam kerja. Jaemin awalnya ragu, namun diam-diam ia suka. Suka dengan panggilannya! Bukan orangnya! Setidaknya itu yang ada di pikiran Jaemin.
"Kamu ngapain di dapur?"
"Saya barusan masak Mas."
"Loh? Kok masak? Kan di sini ada koki bintang enam–"
"Saya lebih suka masak sendiri, Mas."
"Oohh.. ya udah,"
Jeno pun ikut mendudukkan dirinya di kursi, lalu mengamati kegiatan Jaemin yang sedang menyediakan makanan di meja dengan seksama.
"Ya Tuhan, cantik banget istrinya Jeno. Ck ck ck, cem bidadari. Jadi pengen nerkam,"
"Mas Jen gapapa? Kok ngelamun?"
"Gapapa kok, makasih ya udah nanyain saya. Hampir aja saya mengkhayal nikah lagi sama kamu."
"Mas Jen ni sukanya becanda."
"Nggak kok saya serius. Kamu mau nikah dimana? Asal jangan di gedung. Terlalu murah. Mending beli hotel."
.
Jaemin sedang berjalan-jalan mengelilingi kawasan rumah bosnya itu.
"Buset, ada penunjuk jalannya dong,"
Setelah itu Jaemin mengernyit. Kok ada tulisan 'Tempat Kesayangan Nana'? Jaemin jalan kesana. Kalian tahu apa yang ditemukan Jaemin disana?
Jeno. Bermain dengan seekor... Kelinci. Di dekat sebuah rumah kaca khusus. Dan lihat! Ada banyak kelinci lainnya di dalamnya."AKKKK LUCU BANGET NANA MAUKK!!"
Jeno memegangi dada sisi kirinya sambil membatin. Sial! Damagenya tidak main-main!
"Iya lucu, kayak istri saya."
"Lah katanya Bapak– eh Mas belom punya istri?"
"Udah, nih di depan Mas."
💌
Jaemin terbangun saat pintu kamarnya diketuk dengan brutal.
Jaemin meraih hp yang berada di nakas, sudah jam sembilan. Ah, ia ketiduran petang tadi setelah dipaksa mengerjakan laporan.
Cklek
"Maaf, Mas. Saya ketiduran,"
"Kamu temenin saya ya. Urgent. Sekarang, gercep."
"Tapi saya masih pakai piyama–"
"Bodo amat ini penting banget! Udah ayo!"
Jeno langsung menarik tangan Jaemin dan keluar dari kamar. Jaemin pun juga sembarang memakai sandal tipis rumahan dan pasrah.
.
"Kita ngapain sih Mas malem-malem ke McF?"
"Mas laper."
"Kan bisa suruh Jaem masak aja,"
"Saya lagi pengen McF."
"Tapi udah malem gini kan bisa delivery aja Mas,"
Jeno tak menghiraukan Jaemin. Ia masuk ke tempat makan dan langsung menyuruh Jaemin memilih tempat.
"Kamu kenapa?"
"Ngantuk.."
"Udah abis makannya?"
"Udah.." Jaemin mengucek matanya pelan.
"Oke kamu tunggu di sini dulu. Mas mau ke kamar mandi bentar."
Jaemin mengangguk, Jeno pun segera membawa nampan mereka dan membuang sampah. Lalu segera ke kamar mandi.
"Jaemin?"
"Hmm? Siapa?"
"Inget aku nggak? Aku mantan kamu!!"
.
.
.
.TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Pak Jeno [NoMin]
Fanfiction"Pak, kok Pak Jeno nggak waras sih?" "Kata siapa saya nggak waras? eh, ada anak-anak, lucu banget.. kamu mau satu?" "Nggak, Pak. Makasih!" • 🌛 •┈┈┈*┈┈┈┈*┈┈┈*┈┈┈*┈┈• 🌛 • Cerita tentang Jeno, CEO muda nan sukses di negeri ini yang jatuh cinta pada p...