Capter 6 |PDKT Part Loro

19 4 1
                                    


Jo membawa Meri menuju mobilnya.
"Silahkan, calonku." Jo membuka pintu mobil untuk Meri sambil membungkukan sedikit badannya. Meri tersipu diperlakukan seperti itu oleh Jo, lalu Meri masuk ke dalam mobil Jo

Jo mulai menjalankan mobilnya dengan perlahan membuat Meri sedikit kesal

"Hei jalannya jangan pelan kayak siput dong!“ sebel Meri. Tiba-tiba Jo menepikan mobilnya. "Dek, saya lebih tua dari kamu. Panggilnya yang sopan. Coba panggil Mas. Ayo, coba bilang Mas.“

Meri malu ditegur gitu. Walau tidak ada nada amarah pada suara pria itu, tapi kalimat itu memyandarkannya bahwa dia telah berlaku kurang ajar. " Em- Mas Jo," lirihnya tanpa menatap mata Jo. Jo tersenyum lebar mendengar panggilan itu. Meri makin salah tingkah. "Udah cepet jalan. Jangan kayak tadi nyetirnya." Tanpa berdebat, Jo menjalankan lamborghininya.

"Biarin, Dek Mer. Biar kita bisa lebih lama berduaannya."

"Itu maunya, Mas aja." Meri memalingkan wajahnya ke arah jendela. Dia tidak mau mendengarkan gombalan receh pria deso itu. Ya meski sekarang penampilan pria itu jauh dari kata ndeso.

"Dek Mer, kenapa kamu egois banget?" celetuk Jo tiba-tiba membuat Meri memalingkan pandangan dari pemandangan jalanan jakarta.

"Hah?" Meri menatap wajah Jo dengan raut muka kebingungan. Matanya memancarkan ketidaktahuan.

"Ibu kamu manusia, Ayah kamu manusia, kok kamu bidadari sih." Jo mengatakan itu dengan raut wajah jenaka tapi pancaran matanya serius. Seketika Meri memerah. Hati dan otaknya tidak sejalan nih. Otaknya bilang itu gila, tapi hatinya justru malah berbunga.

"Idih!! Gombal!"

Meri memalingkan lagi wajahnya ke jendela. Dia ingin menutupi rona merah akibat gombalan receh Jo. Jo sempat melihat  wajah Meri yang bersemu, dia pun tersenyum tipis.

Sebenarnya hati Meri mulai luluh namun dia tidak mau mengakuinya. Jo melanjutkan aksinya untuk menggoda Meri.

"Dek Meri, jikalau kau bunga mawar maka aku akan menjadi tanahnya."

"Dih kenapa gitu?" Meri masih menghadap ke jendela mobil.

"Biar bebas aja kamu dicabut dariku tapi paling tidak dalam hidupku, aku pernah membuat mu tumbuh dan berkembang. Hehehe ...." Jo terkekeh kecil.

Pipi Meri semakin bersemu merah. Dia sangat kesal dan baper.

Sial!! Kenapa dia jadi suka ngegombal gini, batin Meri

"Mas Jo, bisa bawa mobil gak sih?!" Meri kesal pasalnya Jo membawa mobilnya terlalu pelan. Dia tadi tidak sadar gara-gara dibaperin. Sekarang baru terasa, saat matanya melihat mobil hitam di depannya. Padahal mobil itu tadi di belakangan. Sekarang sudah 2 meter di depannya.

"Aku gak bisa terlalu bisa bawa mobil, dek Mer. " Jo sedikit membelokan setir mobilnya,  membuat Meri terkejut.

"Tenang, Dek Meri. Aku gak bisa bawa mobil tapi aku bisa membawamu ke K.U.A." Gombal Jo membuat pipinya Meri semakin memerah.

Meri sangat kesal dengan Jo karena sejak tadi pria itu selalu menggodanya dan berhasil membuat pipinya bersemu seperti kukit babi.

Meripun memakai headset dan mendengarkan musik, karena dia tak mau terus menerus mendengar gombalan Jo yang selalu membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

"Dek Mer, tahu gak perbedaan kamu sama ...." Jo melihat kesamping mendapati Meri sudah terlelap, membuat Jo tertawa kecil.

"Kamu begitu memikat saat kamu tidur begini. Buatku pengen cepet-cepet halalin kamu." Lalu Jo melanjutkan perjalanannya menuju rumah Meri.

Gesrek Couple [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang