#5

455 56 1
                                    

Sang bus ajaib berhenti di tengah jalan, riuh gemuruh kerusuhan penumpang bus kelas ekonomi tersebut menambah dramatis suasana, perpaduan suara kambing, ayam dan anjing bagaikan simfoni yang mampu menaikkan tekanan darah seseorang secara instan.

"Untung aja gue lagi darah rendah" ucap Gaara mengelus dadanya.

"Terus gimana kelanjutan ceritanya nih?" tanya Naruto yang tetap aman, kuat dan tahan lama menahan nyeri jepitan jemuran di hidungnya.

'Wah, penyakit tahunannya kambuh' sayup-sayup terdengar suara sang sopir yang telah mendiagnosa penyakit bus kesayangannya. Maklumin aja guys, sopir busnya sarjana teknik mesin berjiwa kedokteran.

"Hehe.. tenang aja guys, semua akan indah pada waktunya kok" Sai berusaha nenangin temen-temennya yang lain, kalo perjalanan mereka kenapa napa Sai bakalan jadi calon tunggal untuk disalahin karena dia yang nyaranin naik Paijo.

"Ke-kenapa semua mata pada ngeliatin kita?" Kiba nyenggol bahu Sasuke, Kiba sebenernya suka aja kalo diliat-liatin, apalagi kalo yang ngeliatin cewek-cewek cantik dengan body ala gitar ukulele (?), dijamin Kiba bakal ngelakuin apa aja just to capture their attention tapi beda lagi kalo yang ngeliatin sekumpulan pekerja tambang pasir ilegal yang tinggal tunggu tanggal otw ke pangkuan yang Maha Kuasa dan sekumpulan hewan-hewan yang arti tatapan matanya nggak bisa diterjemahin

"Selain karena kita cakep banget, pasti mereka ngarepin sesuatu dari kita" Sasuke mengeratkan tali backpack Eigernya.

"Ngarepin apa maksud lo?" Naruto ikutan parno. Cara bicaranya Sasuke nggak pernah kayak gini sebelumnya, belum lagi orang-orang dalam bus ini bersenjata. Bersenjata semacam sekop, cangkul dan hardware lain yang biasa dipake untuk nambang pasir.

"Lo jangan ngasih harapan palsu ke mereka deh, sakit tauk. Gue tau rasanya di PHP-in" sahut Sai baper nggak nyambung.

"Bukan ngarepin itu, dasar baper! Kita lagi ditengah perjalanan nih, nggak ada apa-apa dan siapa-siapa di sekitar sini. Di liat dari wajahnya, mereka adalah orang-orang kelaparan" Sasuke memandang satu per satu temennya yang ikutan hening menghayati dan meresapi suasana. Haduh, meres-baju aja bikin capek, apalagi meres-sapi (?).

"Orang-orang kelaparan bakalan ngelakuin apa aja untuk dapetin makanan dan orang yang lagi megang makanan adalah..." Gaara tiba-tiba satu pemikiran dengan Sasuke, doi nurunin pandangannya dan mendapati kenyataan bahwa kresek berisi makanan ada ditangannya.

"Nih, ambil..." buru-buru Gaara melemparkan kresek tersebut ke arah Shikamaru.

"Kok gue sih, ni lo pegang kreseknya berat banget nih" nggak ingin berakhir dengan nasib buruk, Shikamaru nyodorin kresek yang beratnya nggak lebih dari 2 kg ke Sai.

"Isi kreseknya mi instan, gue nggak makan mi instan" dengan alasan sok elit, Sai nyerahin kresek 'tak diinginkan' tersebut ke Kiba.

"Apalagi gue, gue lagi ikut program vegetarian nih" meskipun rada nggak nyambung, Kiba sebisa mungkin nyerahin kresek ke orang yang berada tepat disampingnya tapi berhubung orang tersebut adalah Sasuke yang udah stay dengan tatapan 'lo yakin nyerahin ke gue?' akhirnya estafet kresek tersebut berakhir di tangan Naruto.

"Guee-" Naruto bingung harus nyerahin ke siapa lagi, disampingnya cuma ada anak anjing yang tadi menggigit gemes kakinya.

"Cu...~" seorang kakek-kakek memanggil dengan panggilan mesra sambil berdiri memegang hardware tambang pasir.

"A-ampun Kek, ampun... nih makanannya kakek ambil aja semuanya. Isinya banyak kok, mi instan berbagai rasa, mulai dari rasa yang pernah ada sampai rasa yang udah terlupakan" Naruto gemeteran bungkuk-bungkuk sambil promosiin isi kreseknya.

NgetripTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang