#14 (Fin)

707 61 2
                                    

Mereka kembali menyusuri jalan sepanjang jalan kenangan. Sekali lagi, bersyukurlah punya temen peka sejenis Sai, sementara yang lainnya ber-apatis ria, Sai mengedarkan pandangannya kesana kemari.

"Wah, gak nyangka gue ada bangunan gede kayak gini di tengah-tengah perkampungan" ucap Sai mecahin gelas –baca:keheningan- biar rame.

"Kalo diliat-liat keren juga ya, pasti yang punya orang kaya nih" Naruto ikut mengagumi sebuah bangunan yang lebih kerennya kalo kita sebut villa.

"Ah, biasa aja. Ini mirip villa keluarga gue" Sasuke menghentikan langkahnya, memandang halaman dan bangunan villa yang sangat-sangat nggak asing buat mata sexy-nya.

"Jangan mampir-mampir lagi deh, kali aja rumah kosong yang ada hantunya" Gaara cari aman, kan lain lagi ceritanya kalo nemu hantu-hantuan. Mendingan sial aja deh.

"U-chi-ha-'s vi-lla" Kiba mengeja kata per kata dari papan yang tak begitu besar di bagian pagar villa tersebut.

"Oh, nama villa ini vila Uchiha" lanjut Kiba santai.

"Oh, Uchiha ya" gumam Naruto.

"Ntar dulu" Shikamaru baru saja mendapat pencerahan.

"Nama lengkap Sasuke siapa?" lanjut Shikamaru.

"Uchiha Sasukkee..!" jawab yang lain masih disconnect aja.

"Dasar temen fiktif lo. Masa temenan 3 tahun nama lengkap gue aja lo nggak apal" entah kenapa peran Gaara yang selalu ngeselin diganti oleh Shikamaru –menurut Sasuke-

"Di dunia ini Uchiha cuma satu kan?" Sai pun mulai menyadari sesuatu.

"Iyalah, keluarga mana lagi yang songong dan suka pamer kalo bukan Uchiha" Naruto memperjelas.

"Kalo Uchiha cuma satu..."

"Berarti..."

"Villa ini..."

"KIITAA SAMMMPPPPEEEEEE...!"

Begitulah hidup, kadang Tuhan mempertemukan kita dengan tujuan kita dengan cara yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Tapi kalo bisa request sama Tuhan, gue dan tujuan gue jangan dipertemukan melalui jalan kesialan gini.

Setelah menyempatkan diri sujud syukur sejenak, keenam manusia nyasar tersebut memasuki villa yang telah mengukir sejarah kesialan sepanjang masa dalam lembaran kehidupan mereka.

"Kok sepi sih" Kiba melirik sekitar sambil ngadem di teras villa menikmati suara air mancur yang nenangin hati yang baru aja diobrak-abrik gebetan yang ternyata belum move on dari mantannya.

"Namanya juga villa keluarga,ya buat liburan" Gaara meneguk sisa minuman teh campur madu semalam, bukan kiranti loh ya.

"Tapi kan biasanya ada sejenis pelayan atau apa gitu" Naruto memandang Sasuke yang sibuk mengobrak-abrik backpack-nya mencari kunci villa.

"Ja-jangan bilang lo lupa bawa!" Sai panik duluan, masa iya udah nemu villa-nya kunci malah ketinggalan.

"Tenang , bisa gue pastikan kalo kesialan kita cukup sampe disini" kata Sasuke sambil mengeluarkan kunci rumah dengan gantungan mickey mouse yang lumayan gede.

Sasuke menyalakan satu per satu lampu untuk menerangi villa yang begitu besar untuk 4 orang anggota keluarga Uchiha. Seperti yang Sasuke ceritakan, villanya sepi dan kosong –kayak hatinya- karena kebetulan yang melengkapi kesialan mereka pelayan-pelayan mengambil cuti. Jadinya, sepi deh.

"Bagus deh, jadi bisa lega juga ngapa-ngapainnya" kata Kiba tak melepaskan pandangannya dari barang-barang yang ada di ruang tamu.

"Ngapa-ngapain? Jangan pikir lo bisa ngapa-ngapain kita disini ya" Gaara parno.

NgetripTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang