Chapter 1

676 53 20
                                    

25 Januari

Hari yang ditunggu tunggu oleh keluarga Izumi. Saat ini mereka sedang menunggu sang ibu yang sedang berjuang untuk melahirkan anak keduanya di depan pintu ruang operasi. Sang ayah yang menunggu dengan cemas, sedangkan sang anak sulung yang baru berusia 4 tahun berusaha mengurangi kekhawatiran sang ayah dengan memegang erat tangan sang ayah. Melihat tingkah anak sulungnya, sang ayah sedikit tenang. Dan sang ayah pun memeluk anak sulungnya. Tak lama kemudian, dokter pun keluar dari ruang operasi. Sang ayah langsung berdiri sambil menggandeng tangan anak sulungnya.

"Bagaimana keadaan istri dan anak saya, dok?" tanya sang ayah cemas

"Tidak perlu khawatir, pak. Anak dan istri anda selamat. Operasinya berjalan dengan lancar" jelas dokter

Sang ayah pun lega mendengarnya "Syukurlah" ucapnya sambil menangis terharu. Ia pun memeluk anak sulungnya. "Adik kamu sudah lahir, Mitsuki"

Sang anak, Mitsuki mendengar hal itu senangnya bukan main "Yeay, akhirnya aku jadi kakak~" ucapnya senang

Sang dokter pun terharu melihat interaksi ayah-anak itu. "Istri anda akan dipindahkan ke ruang perawatan agar bisa dijenguk. Kalau begitu saya permisi. Selamat atas kelahiran anak kedua anda, pak" dokter menepuk bahu sang ayah, lalu melangkah pergi

Sang ayah membungkukan badanya. "Terimakasih banyak, dokter"

"Ayah, aku ingin lihat adikku" ucap Mitsuki sambil menggoyangkan tangan sang ayah.

"Ayo, ayah juga tidak sabar ingin melihat adikmu." ucap sang ayah.

Mereka pun pergi menuju ruang perawatan sang ibu yang tidak jauh dari ruang operasi. Mengetuk pintu pelan dan langsung membuka pintu dan menampilkan kamar rawat. Di ranjang pasien itu ada sang ibu dengan bayinya. Sang ibu yang tau suami dan anaknya datang terseyum.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya sang ayah

"Baik kok. Aku sangat lega bisa melahirkan anak kedua kita." ucap sang ibu lirih "Lihat deh, Mitsuki. Adikmu sangat manis. Ibu benar benar gemas melihatnya"

Mitsuki pun mendekati sang ibu dan melihat adiknya "Wahh imut sekali, ibu" ucap Mitsuki tersenyum ceria "Ibu dan ayah ingin memberi nama adik siapa?"

Ibu dan ayah pun berpikir. "Iori bagaimana?" tanya sang ayah

Sang ibu pun mengangguk dan tersenyum "Selamat datang di dunia, Izumi Iori" Mereka sangat bahagia atas lahirnya anak keduanya.

.
.
.

Setelah dirawat selama 8 hari, akhirnya Nyonya Izumi bisa pulang. Ia sedang menunggu suami dan anaknya untuk menjemput. Bayi yang sedang berada di gendongannya sedang tidur pulas. Ia terus memandangi Iori bayi, dan sesekali mengelus pipinya lalu ia tersenyum. Tak lama kemudian, ia mendengar ketuk pintu, dan melihat pintu terbuka. Menampilkan sang suami dan anak sulungnya.

"Sudah siap?" tanya sang ayah. Sang ibu mengangguk. "Kalau begitu kita pulang"

Perjalanan diisi dengan sang ibu yang terus bercerita tentang Iori dan sang ayah yang menanggapinya dengan tertawa kecil. Mitsuki hanya memperhatikan interaksi mereka dengan diam. Mitsuki tau, jika adiknya sudah lahir, pasti orang tuanya akan lebih memperhatikan adiknya daripada dia. Tapi ia tidak boleh protes. Adiknya memang membutuhkan perhatian lebih karena masih bayi. Mitsuki akhirnya melihat pemandangan diluar mobil untuk menghilangkan pikiran negatifnya. Tanpa Mitsuki sadari, sejak tadi ayahnya memperhatikan dari kacal kecil di depan.

"Mitsuki?" panggil ayahnya. Mitsuki menoleh. "Kamu tidak apa apa nak? Daritadi diam saja." tanya ayahnya sedikit khawatir

"Mitsu baik baik saja kok"

"Yakin? Kalau kamu merasa sakit atau apapun, bilang ya, Nak" Mitsuki pun mengangguk.

Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di kediaman Izumi. Setelah ayahnya membuka pintu, Mitsuki masuk terlebih dahulu untuk masuk kekamarnya, sebelum ibunya memanggil

"Mitsuki?" panggil ibunya. Mitsuki pun berhenti melangkah dan menoleh "Mitsuki lapar tidak? Mau ibu buatin apa?"

"Eh?" Mitsuki bingung

"Loh kok bingung begitu?" ibunya pun bingung juga

"Nanti adik gimana?" tanya Mitsuki. Ibu dan ayahnya pun menatap Mitsuki lekat.

"Ayah akan jaga adikmu selama ibumu masak, Nak. Jangan khawatir" jelas ayahnya

Ibunya memberikan Iori ke ayahnya dan mendekati Mitsuki. Dan ibunya mengelus kepala Mitsuki lembut. "Maaf ya Mitsu. Mungkin nanti tanpa sadar Ibu akan terus memperhatikan Iori tanpa memperhatikanmu. Tapi..." ibunya beralih memegang kedua tangan Mitsuki "Sampai kapanpun Ibu dan Ayah akan terus sayang padamu. Jangan khawatir ya." Ibunya Mitsuki langsung menangis.

Mitsuki tak tega melihat ibunya menangis, segera menghapus air matanya. Setelah ibunya berhenti menangis, Mitsuki mencium pipi ibunya. "Ibu berlebihan. Mitsu gapapa kok. Mitsu mengerti kalau Iori membutuhkan perhatian lebih" Mitsuki memeluk ibunya "Jadi, jangan khawatir ya" Mitsuki menoleh ke ayahnya "Ayah juga ya" Mitsuki tersenyum cerah. Ayahnya mengangguk.

"Yosh, kalau begitu Ibu akan memasak banyak hari ini" ucap ibunya semangat

"Mitsu mau ikutan" ujar Mitsuki ikut semangat.

Mitsuki dan ibunya pergi kedapur untuk memasak, sedangkan, ayahnya membawa Iori ke kamar dan menjaganya sementara.

Mitsuki dan ibunya pergi kedapur untuk memasak, sedangkan, ayahnya membawa Iori ke kamar dan menjaganya sementara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

TO BE CONTINUE

Hai, kukembali membawa book baru /ditampol reader

Dari semalem pengen banget bikin wattpad Izumi Kyodai. Gak tau tiba tiba gitu /plak

Tapi book ini updatenya kalau idenya ada /run

Genrenya beda banget jadi aku belum terbiasa ehe... Dan pendek euy. Bingung mau gimana lagi jadi ya segini aja deh /run

See you Next chapter

MizuYuzuru

Izumi BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang