Incident before, rencontrer & testosteronCLARK
Aku menenangkan napas dan mencoba menenangkan kepanikan yang ada. Ketakutan ini melumpuhkanku, membekukan setiap otot tubuhku. Setiap otot di tubuhku berteriak padaku untuk bergegas melarikan diri, tetapi aku tetap membeku.
Dia dan aku masih terdiam.
Hening..
Pelan - pelan.
Aku masih mencoba bangkit. Dan ingin bertanya apa maksud nya, pagi buta seperti ini dia sudah seenaknya memasuki kamar seorang perempuan?"kau sudah bangun rupanya" kini dia bersuara, menoleh ke belakang, melihat ke arahku. wajah nya datar.
Tidak ramah seperti kemarin malam."kau tidak berhak masuk kamar ku begitu saja!" mataku mendelik, bola mataku berputar.
"aku tunangan mu, tentu aku berhak" tatapan mata nya agak sinis, dengan ada nada keangkuhan disana.
"masih tu-na-ngan belum suami" balasku tak mau kalah. Dengan penekanan di kalimat tunangan.
"sekarang, pun kita bisa men---" ujar dia dengan menyepelekan kalimat yang di ucapkan nya.
"cukup - cukup, ada apa sebenarnya?! " balasku dengan memotong kalimat yang akan dia ucapkan.
"ada apa sebenarnya?! Kau sendiri butuh orang untuk menemanimu belanja hari ini, seharian" balas dia malas, mata nya mendelik seketika.
Aku masih mencoba mencerna jawaban yang dia berikan. Mataku mengercap -ngercap kebingungan
"t-ttapi aku tidak pernah minta ditemani olehmu" jawabku sedikit bingung."entahlah apa yang terjadi sehingga jadi aku yang akhirnya, harus menemanimu, kau tahu? Itu sangat merepotkanku ,ibu mu menelpon ku, dan jika aku menolak my, kau tau bukan?! efek nya akan seperti apa"
"cepatlah bersiap - siap, atau aku berubah pikiran" sahut dia kembali. Dia pun hanya mencelos ke luar kamarku, aku tau sekarang, kemarin malam, dan hari sebelum - sebelum nya di depan orang tua kita, dia hanya bersandiwara. Sifat dan nada bicara nya sangat berbanding terbalik.
Wahhh benar - benar hebat sekali dia berakting.
Setelah aku take a shower dan bersiap siap. Aku pun mencoba turun ke lantai 1 untuk menuju ruang makan, setelah aku sampai di ruang makan, aku melihat pemandangan yang sungguh menajubkan. Dia tunangan ku dan my mom sedang bercengkerama dengan bahagia nya dengan garis bibir yang terukir lebar disana, tertawa. Entah apa yang mereka sedang bahas. Aku hanya berjalan malas menuju mereka.
"sayang kau sudah siap?" senyum indah mom terukir disana
"sudah mom" aku pun duduk dan mencoba tersenyum
"sarapan dulu, nanti tunangan mu ini yang akan menemani mu" raut wajah mom benar - benar bahagia.
Aku balas dengan senyuman yang begitu hangat tentunya "baiklah"
Sesudah sarapan.
Aku dan dia pun sekarang berada di dalam mobil tepat nya kita berdua berada di kursi belakang. Dan terdapat supir pribadinya di depan untuk menyetir mobil. Sebenarnya stelan dia hari ini cukup keren dan benar - benar mempesona bagaimana tidak, sedari tadi aku hanya bisa menelan salivaku, bersama duduk, breasts orang keren macam spesies seperti dia? Dia memakai balutan yang tentu saja semuanya dari brand Berluti. Perpaduan kemeja, jaket bermotif unik, celana hitam panjang dan sepasang dress shoes yang dia pakai benar - benar cocok di tubuh nya yang begitu tinggi itu.
Dia pun hanya sibuk memainkan ponsel nya itu. Merasa tidak terpengaruh dengan kehadiran ku saat ini. Kitapun sampai di rodeo drive untuk berbelanja. Tanpa berbicara atau mengeluarkan sepatah kata apa pun, aku lansung saja berjalan dengan sendiri nya.
Sedangkan dia pun hanya mengikuti kids malas dari belakang, aku tidak peduli, walaupun my mom yang menelepon nya tapi kalau dia tidak ingin menemaniku. Seharusnya dia bisa mencari alasan untuk menolak nya saja bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cradles
RomanceCradles seorang Stainley, absolutely membuat Clark, seakan terjepit tak mampu berkutik. Clark terlalu terbuai, semakin dalam terlena terhadapnya. Jika takdir sudah tersirat, manusia tak akan berkutik, cukup waktu yg akan berdetik. Lantas Semesta b...