-Menyukai sesuatu itu hal yang manusiawi. Namun, menjaga diri itu hak asasi-
🍁🍁
Bunyi bising alarm berwarna hitam yang menggema ke seluruh ruangan membuat penghuninya berdecak kasar. Melempar asal bantalnya berupaya membuat alarm sialan itu mati.
Tak lama setelahnya, seorang pria dengan tubuh polos yang hanya menggunakan celana longgar sebatas lutut muncul dari dalam selimut yang menggulungnya. Otot bisepnya dijamin bisa membuat perempuan manapun memekik. Mata sipitnya belum sepenuhnya terbuka. Sejenak meregangkan otot lalu beranjak turun membuka gorden jendela kacanya. Memandang kota Seoul dari kamar apartemennya selalu menjadi penawar lelahnya.
"Ya! Sampai kapan kau akan diam disana?"
"Ya hyung! Sejak kapan kau disana?" Bukannya menjawab, Raesung malah balik bertanya membuat lawan bicaranya mendengus.
"Apa kau tak membaca pesanku?"
"Apa hyung mengirimiku pesan?"
"Ya! Mengapa kau selalu balik bertanya bukannya menjawab?!"
Raesung berjalan mengambil handphone yang masih di charge. Matanya membulat saat membaca 10 notifikasi pesan dari kontak bernama Teddy Hyung. Ia tersenyum canggung seraya menggaruk tengkuknya.
"Arasseo. Hyung duduklah. Aku tidak akan lama"
Sekitar 30 menit berlalu, kini Raesung dan Teddy produser-nim sudah berada didalam sebuah fan hitam yang melaju dengan kecepatan normal.
"Kenapa jalanan masih sepi?" Tanya Raesung pada Teddy produser-nim tanpa mengalihkan pandangannya pada jalanan lenggang yang dilewatinya.
"Ini masih sangat pagi Raesung-ah. Aku bahkan masih tertidur saat Sajangnim menelpoku satu jam yang lalu" jawab Teddy produser-nim dengan mata tertutup.
"Omong-omong kenapa Sajangnim memanggil kita pagi-pagi sekali?" Pandangan Raesung kini beralih pada lelaki disampingnya.
"Bukan kita. Tapi aku. Aku mengajakmu untuk membantu membenarkan beberapa yang kurang pas"
Jawaban Teddy produser-nim membuat Raesung mengangguk paham dengan bibir membulat.
"Siapa kali ini?""Somi"
"Aaa.."
"Kau mengenalnya?"
"Tentu saja. Siapa yang tidak mengenal dia" ucap Raesung apa adanya.
"Maksudku, apa kau kenal dekat dengannya?"
Raesung menggeleng "Hanya sekedar tau"
Tak terasa mobil yang ditumpangi keduanya sudah memasuki area gedung YG Entertainment.
"Kau masuklah keruangan ku. Aku akan menemui Sajangnim dulu" ucap Teddy produser-nim di angguki Raesung.
Raesung berjalan santai dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celananya. Berjalan dengan sesekali bersiul mengikuti irama lagu yang didengar dari handphone nya.
Brukk!!
Raesung reflek memegangi bahu kanannya saat terasa sedikit nyeri karena tertabrak bahu seseorang.
"Awsshh.. Jeosonghamnida" ucap si penabrak yang kini tengah sibuk memunguti barang-barang yang tercecer keluar dari tasnya.
Raesung tak dapat melihat jelas wajah si penabrak yang tertutup rambut hitam panjang bergelombang yang dibiarkan terurai. Tetap diam tanpa berniat membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irregular
Fiksi PenggemarTentang apa yang disebut luar biasa. Kehidupan seorang produser sekaligus komposer muda terkenal yang gagal dalam masa trainee nya. Pekerjaan yang membuatnya melupakan segala yang ada disekitarnya. Hingga suatu saat, seorang gadis membuatnya harus m...