Np: Breath
~Lee Hi
🍁🍁
Musik bervolume tinggi menggema sampai terdengar dari luar ruangan. Berbekal gerakan tarian yang sudah dihafal diluar kepala, 12 pemuda nampak bersemangat menggerakkan tubuhnya. Melihat pantulan diri dari cermin ruang latihan, memudahkan mereka untuk mengoreksi kesalahan.
"Kita istirahat dulu" ucap salah satu dari mereka.
"Yedamie. Gwaencanha?"
"Eoh" jawab Yedam singkat.
"Hyunsuk hyung, dia berbohong. Bahkan dia melewatkan sarapannya" sahut pemuda lainnya.
"Kau mulai berbohong padaku?"
"Aniyo. Aku baik-baik saja" elak Yedam membuat yang lainnya mendengus.
"Jihoon-ah" panggil Hyunsuk pada pemuda dengan kaus putih pendek.
"Kajja Yedamie" ajak Jihoon merangkul pundak rekannya itu.
Namun, baru beberapa langkah, pintu terbuka memperlihatkan seorang lelaki berkaus hitam dengan sebuah id card yang menggantung di lehernya."Kalian sudah selesai?"
"Nee" ucap ke-12 pemuda itu serempak.
"Baiklah. Kalian kubebaskan. Tapi, jangan sampai keluar gedung"
"Hyung akan pergi?" sahut Hyunsuk.
"Aku akan ke rumah sa.."
"Siapa yang sakit?" sela Jeongwoo sebelum manager-nim menyelesaikan kalimatnya.
"Somi"
"Lagi?" sahut Yedam seraya melangkah kedepan membuat semua orang menatapnya heran.
Oh tidak heran mengapa Yedam bertanya seperti itu. Sudah bukan rahasia lagi jika ia cukup dekat dengan pelantun Birthday itu.
"Aku akan kesana untuk menjemput sajangnim. Jadi kalian jangan buat masalah" peringat manager-nim.
"Eee manager-nim"
"Wae Yedamie?"
"Bolehkah.."
"Andwe! Sudah kalian beristirahatlah. Aku pergi"
Sebelum benar-benar pergi, manager-nim terlihat membawa sebuah bungkusan.
"Nah ini untukmu Yedamie. Lain kali jangan lupakan sarapanmu" pesan manager-nim yang diangguki lemah pemuda bersuara emas itu.
Punggung manager-nim perlahan menghilang dibalik pintu.
Disisi lain, selisih satu lantai, Raesung berulang kali membuat bulatan-bulatan kertas hasil coret-coretnya. Ruangan mililknya bahkan terlihat sangat sempit karena banyak kertas hasil rematannya yang berceceran di lantai.
Inspirasi yang muncul saat masih di apartemennya tadi pagi tiba-tiba pergi tanpa permisi saat ia sampai di agensi.
Diremas kasar rambut hitamnya, tapi diluar ekspektasinya, hal itu hanya dapat menambah denyutan di kepalanya.
Tubuhnya dipaksa bangkit dari kursinya dan beralih pada sofa panjang untuk sejenak membaringkan tubuhnya. Dipejamkan mata sipitnya lalu perlahan tertidur.
"Lagu apa ini?! Kau benar-benar ingin menghinaku?!"
"Geun.."
"Mwo?! Kau masih mau membantah?" dengan kasar, sajangnim melempar asal headphone yang sempat dipakainya.
![](https://img.wattpad.com/cover/232885379-288-k586545.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Irregular
FanfictionTentang apa yang disebut luar biasa. Kehidupan seorang produser sekaligus komposer muda terkenal yang gagal dalam masa trainee nya. Pekerjaan yang membuatnya melupakan segala yang ada disekitarnya. Hingga suatu saat, seorang gadis membuatnya harus m...