CINCO

323 54 37
                                    

Hargai seorang penulis dengan cara vote dan komen ceritanya yaa:)

*


“Kepercayaan yang hilang enggak secepat itu kembali, dan ... atau mungkin enggak akan pernah kembali.”

Naupal mengangguk dua kali. “Gue tahu. Kepercayaan memang mudah dihilangkan dan sulit didapatkan.” Ia menghela napas panjang. “Tapi gue mohon, tetap percaya sama gue.”

Kina tersenyum kecut lalu bangkit meninggalkan Naupal.

“Kina!” Langkah gadis itu terhenti. “Lo gak mau tanya gitu kenapa gue bisa sehat wal afiat gini?”

Kina terkekeh pelan seraya memutar kepalanya kesamping. “Akting lo ... dengan hidup lo, sama-sama enggak berguna.”

Ya jelas. Kina tetap lah Kina. Gadis yang tidak akan mempan dengan segala hal tipu daya.

••••

Pagi ini sekolah tampak ramai dari biasanya, hampir semua siswa berkumpul dan berdesakkan di depan papan mading. Entah apa yang mereka lihat.

Kina pun penasaran dan berjalan ke arah mading.

Seketika ... ada seseorang yang menyadari kedatangan Kina. “Eh minggir-minggir, sang tokoh utama mau lihat berita hot pagi ini, nih.” Kina mengernyit ketika para siswa itu menepi dan memberinya jalan. Kina melangkah maju.

Matanya tiba-tiba terbelalak, terkejut.
Apa maksudnya?” batinnya seraya membaca sebuah tulisan yang tertempel di sana.

“Wah, ternyata sudah di sini?” Kina berbalik, menatap seorang cewek dengan tampang sinis. “Gimana?” Cewek itu menaik-turunkan alisnya.

“Seorang siswa bernama Kinabel Nandita, telah membunuh saudara kembarnya sendiri ....” Cewek itu bernama Disha. Ia terkekeh. Sedangkan siswa lainnya yang masih berada di sana menatap Kina, menghakimi.

“Oh jadi elo yang bikin ini?” Kina merobek kasar kertas tersebut. “Tahu apa lo tentang keluarga gue? Lo itu cuma manusia biasa! Bahkan Tuhan yang tahu semuanya tentang hambanya saja enggak akan bongkar aib hambanya. Meski hambanya sudah banyak berbuat dosa. Setan, iblis, jin sekalipun juga masih tahu diri untuk enggak membicarakan aib manusia. Dan elo ... manusia terkeji dibanding LUCIFER sekaliapun!” Bukan Kina namanya kalau tidak mengeluarkan kata-kata panas dan menusuk.

“Aarggh!” Kina menjerit sesaat karena rambutnya tiba-tiba dijambak oleh Disha.

“Lo harusnya tahu diri! Gue senior lo di sini!” Kina berusaha melepaskan genggaman Disha dari rambutnya.

“Apa berhak senior melalukan penindasan demi kehormatan yang enggak pantas buatnya?” Disha semakin geram dibuatnya. Keadaan pagi ini menjadi panas dan mencekam. Para siswa yang masih berkumpul di sana bahkan tidak berani melerai. Mereka sudah diperbudak oleh cewek itu.

“DISHA!” Spontan. Seluruh mata di sana mengarah ke sumber suara terutama Disha dan Kina.

“Ga ... Gavin?”

Gavin. Cowok itu berjalan angkuh ke arah Kina. Melepas jambakkan yang diberikan Disha. Gavin membelai serta merapikan surai hitam Kina, ia tersenyum tipis pada gadis itu -memberi kekuatan. Kina pun membalas senyum.

QUININETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang