Hargai seorang penulis dengan cara vote dan komen ceritanya yaa:)
*
Lima tahun yang lalu...
Dua orang gadis berusia dua belas tahun dengan memakai baju yang senada duduk di sebuah ayunan tepi pantai. Kina dan Keina. Mereka tertawa lepas seiring dorongan yang diberikan oleh dua orang cowok bernama Naupal dan Ryan.
Ini adalah salah satu kegiatan favorit mereka di sore hari sembari menunggu matahari terbenam.
Mereka berempat begitu akrab sampai-sampai setiap orang yang melihat mereka bagaikan melihat saudara kandung yang tengah bermain.“Naupal! Kina sama Keina mau main air,” Kina menggoyang-goyangkan tangan Naupal.
Kina memang lebih aktif dibanding Keina yang cenderung pendiam. Mereka kembar yang bertolak belakang sifatnya. Begitu pula dengan Naupal dan Ryan yang memiliki peran masing-masing untuk kedua gadis tersebut.
Naupal yang lebih kepada Kina karena sikap mereka yang sama-sama absurd, sedangkan Ryan lebih kepada Keina karena cowok itu masih punya sisi lembut dibanding Naupal yang lebih agresif.
“Udah sore, Na. Nanti kalian bisa masuk angin, loh,” tegur Ryan lembut.
Wajah Kina langsung cemberut.Sedikit kesal karena dirinya dari dulu sampai sekarang masih tidak diperbolehkan berenang sore di pantai dengan alasan yang selalu sama. Keina tersenyum melihat ekspresi Kina yang berubah.
“Kali ini aja, Yan. Kasihan Kina.” Keina berusaha membujuk Ryan.
“Cuaca lagi ekstrem, Kei. Kalau kalian kenapa-kenapa nanti gimana?” sembur Naupal dengan nada sedikit tegas.
Keina mendengkus, sedangkan Kina yang berada di belakangnya menggerutu.
“Kina mau berenang. Ayok Kei!” Kina langsung menarik tangan Keina. Kesabarannya sudah di atas rata-rata. Naupal dan Ryan saling melempar pandang lalu menggidikkan bahu bersamaan. Sedangkan di depan sana, Kina berteriak bahagia ketika menyentuh air dan Keina pun ikut bahagia.
Kina dan Keina saling melemparkan air dan tertawa lepas. Bahagia memang sesederhana itu.
Naupal dan Ryan yang duduk di tepi pantai ikut tersenyum bahagia sesekali tertawa melihat tingkah konyol Kina.
“Naupal. Ryan. Ayok sini ikut juga. Seru tau,” teriak Kina semangat. Lagi-lagi mereka bertukar pandang lalu berlari menghampiri dua gadis kembar itu dan ikut mengeluarkan rasa bahagia mereka.
“Naupal,” panggil Kina pelan, dengan sigap Naupal memeluk Kina. Asma gadis itu kambuh.
Kina dibawa Naupal menepi diikuti dengan Ryan dan Keina yang khawatir.
Tanpa pikir panjang cowok itu membawa Kina pulang.
Menggantikan baju gadis itu dan memberikannya obat pernapasan.
Yang mereka khawatirkan terjadilah. Kina sebenarnya sangat sensitif dengan angin sore maka dari itu setiap ke pandai gadis itu selalu menggunakan sweeter tebalnya.“Kenapa kalian biarkan Kina berenang? Kalian sudah tahu, kan?” tanya Kanya -mama Kina dan Keina- tegas.
Mereka bertiga hanya bisa menunduk dan sesekali melirik Kina yang sedang menghirup alat bantu pernapasan.
“Maaf, Ma. Keina yang salah. Keina gak bisa jaga Kina,” tutur Keina pelan.
“Enggak. Naupal yang salah karena ngebolehin Kina main air,” sahut Naupal.
“Kita semua salah, Tante.” Di saat Keina dan Naupal saling menyalahkan diri mereka sendiri, Ryan malah menyahut seraya menyalahkan mereka bertiga. “Kita gak bisa bujuk Kina lagi. Maaf, Tan,” sesal Ryan.
“Ya sudah. Kalian berdua pulang saja dulu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
QUININE
Teen Fiction[UPDATE SESUAI STOK IDE] Kinabel Nandita, merupakan gadis cantik, imut, dan terlihat sangat menggemaskan. Tapi, Di sisi lain ... mulutnya akan menjadi pisau tumpul yang siap menyakiti lawannya, juga tatapan matanya yang mengerikan bak lucifer. Dia b...