Prologue

214 28 55
                                    

Author's note:
Saat Boun, Captain, dan Ohm berbicara, terkadang mereka menggunakan bahasa Thailand diselingi bahasa Korea, tapi mayoritas semuanya menggunakan bahasa Korea karena mereka memang tinggal di Korea.

Namun untuk kemudahan membaca dan memudahkan author menulis, semua auto dirubah menjadi bahasa Indonesia ya... Jadi jangan bingung 🤭🤭

*****

"Cist! Bangun!" Boun mengetuk pintu kamar adiknya pagi-pagi, "bantu aku untuk beres-beres cafe sebelum dibuka!"

Mendengar pintu kamarnya diketuk, Captain pun langsung membuka matanya. Sejak kecil Ia punya kebiasaan akan langsung terbangun jika mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Padahal suara alarm jam yang kencang saja tidak bisa membuat Captain tersadar. Dan jeleknya, setelah terbangun, Ia tidak akan bisa melanjtkan tidurnya lagi walaupun Ia masih mengantuk.

Boun terus mengetuk pintu kamar Captain, menunggu respon dari adik satu-satunya, "Cist!"

Captain pun segera turun dari tempat tidurnya, melangkah gontai menuju pintu dan membukanya, lalu memelototi kakaknya yang sudah berpakaian rapih, "Masih pagi, Hia..."

Melihat adiknya sudah bangun, Boun langsung tersenyum lebar dan segera meninggalkan Captain untuk menuju dapur.

"Buat apa kau membangunkan aku pagi-pagi sih? Aku masih mengantuk.. Semalam aku abis begadang..." keluh Captain sambil mengikuti Kakaknya ke dapur.

"Salah siapa? Siapa yang suruh kau untuk begadang?" balas Boun sambil memberikan Captain segelas kopi, "nih kopimu... Bantu aku, tolong bereskan cafe sebelum jam buka..."

"Kau mau kemana? Ini baru jam 7 pagi, dan kamu sudah rapih begini?" tanya Captain curiga. Ia tahu Kakaknya biasanya tidak pernah serapih ini di jam sepagi ini.

"Phi Mild memintaku untuk membantunya di kantor sebentar..." jawab Boun sambil membereskan bekas sarapannya.

"Eh? Kau sudah sarapan juga?" tanya Captain lagi, "sarapanku mana???"

"Masak sendiri!" balas Boun, "aku pergi dulu ya.."

"Euh..." balas Captain asal-asalan, "jangan lama-lama Hia! Jam makan siang kau sudah harus ada di cafe!!"

Ucapan Captain barusan dibalas dengan lambaian tangan Boun sebelum dia meninggalkan apartemennya dan segera menuju ke kantor biro perjalanan milik teman masa kecilnya.

Boun pindah ke Korea Selatan bersama Ayahnya saat dirinya berumur 11 tahun. Setelah kedua orangtuanya bercerai, hak asuh Boun dimenangkan oleh Ayahnya, dan Ia harus mengikuti ayahnya pindah ke Seoul. Sedangkan adiknya, Captain, harus ikut Ibunya dan tinggal di Bangkok, Thailand. 

Saat itu, Korea Selatan dan bahasanya adalah sebuah kendala bagi Boun kecil. Dan Mild adalah teman pertamanya saat ia bersekolah di sekolah Thailand di Korea Selatan. Sebagai sesama warga Thailand di negara Korea, Boun sangat mengandalkan Mild yang sudah terlebih dahulu mengenal Korea dan kebudayaannya, karena ayah Mild adalah warga asli Korea Selatan. Mild sendiri juga banyak mengajarkan segala sesuatu yang Ia ketahui tentang Korea ke Boun yang tidak tahu apa-apa.

Setelah lulus kuliah, Mild memutuskan untuk mendirikan sebuah perusahaan tour and travel dengan tujuan khusus ke negara-negara di Asia Tenggara, terutama Thailand. Boun terkadang dimintai bantuan untuk menjadi tour guide dadakan jika ada turis Thailand yang datang ke Korea, khususnya di Seoul.

Boun sendiri memilih untuk mendirikan kedai kopi dengan bantuan dana dari beberapa teman dekatnya selama ia tinggal di Korea. Kalau ditanya kenapa dia membuka cafe, jawaban andalannya adalah "Agar ilmu kuliahku terpakai!"

Pemegang saham terbesar atas kedai kopi kecilnya ini adalah manager muda keturunan Korea-Thailand-Chinese-Amerika yang merupakan sepupu Boun dari ayahnya, Mark Tuan. Mark juga merupakan kakak kelas Boun dan Mild saat bersekolah, dan dia pulalah yang membantu memodali wirausaha Boun dan Mild.

Captain sendiri saat kecil harus ikut dengan Ibunya di Thailand. Sempat harus berpisah dengan ayah dan kakaknya karena hak asuh atas dirinya dipegang oleh sang Ibu, namun setelah Ibunya meninggal 5 tahun yang lalu, Boun meminta ayahnya untuk membawa Captain tinggal di Korea bersama mereka.

Jadilah, sejak 5 tahun lalu, Captain tinggal dan bersekolah di Korea. Berbeda halnya dengan Boun yang bersekolah di sekolah khusus Thailand, Captain justru disekolahkan di sekolah internasional oleh Ayahnya, karena lokasi sekolahnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya sekarang. Ayahnya khawatir Captain yang saat itu belum fasih bahasa Korea akan merasa kesulitan jika harus ke sekolah Thailand, karena ia harus menggunakan bis untuk bisa sampai ke sekolah itu. 

Setelah Captain lulus SMA, Ia pun memutuskan untuk membantu usaha cafe milik kakaknya, dengan jam kerja yang disesuaikan dengan jadwal kuliahnya. Sebelumnya, selama masih di SMA, Captain juga sudah ikut membantu, namun belum tercatat sebagai keryawan tetap.

Berbeda lagi Ohm, teman seangkatan Captain saat SMA. Ia sudah menjadi pekerja paruh-waktu di Brothers Coffee Shop sejak SMA. Dan sejak lulus SMA, sama seperti Captain, ia tetap melanjutkan pekerjaannya di Brothers Coffee Shop, dan menjadi barista andalan milik Brothers karena wajahnya yang tampan. Iya, dia berhasil membuat cafe menjadi ramai karena banyak perempuan yang datang hanya untuk bisa melihat barista bernama Ohm ini.  

"Halo? Ohm?" Captain memutuskan menelpon Ohm pagi ini.

"Hmm?" 

"BANGUNNNNN!!" teriak Captain dari telepon, sehingga membuat Ohm harus menjauhkan ponsel yang ia pegang dari kupingnya.

"APAAaa~~?? Kenapa harus teriak???" balas Ohm setengah berteriak sambil masih memejamkan mata.

"Bantu aku berberes cafe pagi ini... yah? yah?" rayu Captain, "aku sendirian... temani aku.. yah?"

Ohm menjauhkan teleponnya dan melihat jadwalnya hari ini, "hari ini kan aku ada kelas jam 10?"

"Aku jam 1!" balas Captain lagi.

"Kelasmu masih kelas siang... yasudah bereskan saja sendiri cafenya..." balas Ohm, "aku masih mau tidur..."

"Ohm krubbbbb... pleaseee???" Captain terus merayu Ohm untuk membantunya, "Ohm... pleaseeeee...."

"Tidak mau..."

"Ohm..." 

"Aku masih mau tidur!! Semalam aku begadang karena menemanimu main game... aku masih ngantuk!" balas Ohm sambil membenamkan kepalanya ke dalam selimut.

"Aku mohon? Yah? Yah?" rayu Captain lagi, "Aku traktir makan siang nanti di kantin kampus!"

Ohm langsung terbangun dan terduduk di atas ranjangnya, "benar? yang paling mahal?"

Captain hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "OK, deal! 15 menit sudah sampai cafe ya!"

"YAH! 15 menit terlalu cepat!" balas Ohm, "20 menit..."

"Apartemenmu kan dekat sini..."

"20 menit. Bye!" Ohm langsung mematikan ponselnya dan bergegas berlari menuju kamar mandi sambil tersenyum membayangkan akan makan siang gratis hari ini. 

Captain hanya bisa tertawa, dia tahu Ohm lemah dengan iming-iming makanan gratis, "Terlalu mudah untuk meminta bantuan Ohm..." tawa Captain sambil menghabiskan kopinya pagi ini.

[END] COFFEE SHOP & The Story Inside - Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang