Perjalanan yang terhenti

93 10 0
                                    

   Bismillahirrahmanirrahim

   Dari perjalanan gunung Rinjani aku mengambil banyak pelajaran agar senantiasa bersyukur dan selalu menyadari pentingnya peduli terhadap lingkungan. Perjalanan ini masih panjang. Tapi, aku akan menikmatinya.
   

                    - Rinjani -

  *****

   Aku dan semua sahabatku kini selesai makan dan melanjutkan lagi perjalanan yang masih panjang ini. Lokasi sekarang berada di sembalun.

    Sungguh, perjalanan menuju gunung Rinjaninya saja membuatku bahagia. Karena bisa bertafakur dengan alam. Bersyukur atas keindahan yang Allah titipkan di bumi ini. Sungguh, cantik sekali panorama disini.

    Namun, saat aku ingin melanjutkan perjalanan. Badanku tiba-tiba menggigil. Aku juga tak tau kenapa. Aku melihat wajah khawatir dari sahabat-sahabatku.

"Kamu kenapa, Rin?" tanya Desty.

"Aku---"

"Kita berhenti dulu, aku lihat wajah Rinjani sangat pucat kali ini," ucap Kak Julian.

"Setuju, ayo istirahat lagi," ucap Dendra.

"Iya, demi kesembuhan Rinjani."

    Semua perjalanan kini berhenti karena aku. Aku merasa tidak enak pada mereka. Kini ada yang memasang tenda disini. Padahal perjalanan masih sangat panjang.

    Aku melemas, kepalaku pusing, dan seluruh suhu tubuhku panas dan kini Desty kulihat membantuku untuk memijit tubuhku. Oh, Allah. Semoga aku segera sembuh.

"Yang sabar ya, Rin," ucap Desty.

"Untuk sementara kita istirahat disini dulu, ya," ucap Kak Julian.

"Maaf, aku merepotkan," ucapku.

"Tidak papa, Rin," balas Kak Raffan.

   Hari ini aku beristirahat dalam tenda. Dimana hanya ada aku dan Desty. Dan tenda satunya untuk sahabat-sahabatku yang laki-laki.

    Kulihat Desty menyiapkan makanan dan mengompreskan air pada kain agar ditaruh di atas dahiku. Sungguh, aku tak bisa banyak membantu kali ini.

****

   2 hari kemudian...

  Hari telah berlalu dan aku masih juga sakit. Aku tak tau sekarang mesti bagaimana. Bahkan tubuhku semakin panas.

  Kulihat Kak Julian berinisiatif agar tidak melanjutkan perjalanan dan memilih untuk mengantarkanku ke rumah sakit. Sungguh, ini tak sesuai rencana. Seharusnya kita sudah mendaki hari ini. Bukan berlarut-larut merawatku.

"Kita harus tetap lanjutkan perjalanan ini, aku tidak mau. Hanya karena diriku. Perjalanan ini jadi batal," ucapku sembari memakai selimut.

"Rin, ini mimpimu, kalau kamu sakit. Kita tak bisa pergi begitu saja. Kamu harus sembuh dulu. Kalau begitu kita kembali dan mencari rumah sakit terdekat," ucap Kak Julian.

"Iya, aku juga setuju. Kita harus ke rumah sakit. Soalnya sakitnya sudah berhari-hari, Rin," balas Raffan.

"Iya, Rin. Kamu harus mau," ucap Dendra.

"Demi kebaikan mu, Rin. Ayo kita mundur dari perjalanan ini," ucap Desty.

  Semuanya sepakat agar membawaku pergi menjauh dari perjalanan ke gunung Rinjani. Kali ini mimpiku tertunda. Aku agak sedih. Tapi, aku tau rencana Allah yang terbaik.

   Kini kita kembali dan menuju perjalanan ke rumah sakit. Aku jalan dengan langkah melambat. Tubuhku benar-benar lemas. Yang kulakukan sekarang hanyalah berdoa agar segera diberikan kesembuhan.

Kamu dan Kenangan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang