Awali bacaan dengan basmallah dan akhiri dengan hamdallah. Utamakan membaca Al-Qur'an dalam segala hal.
****
Aku lantas mematikan televisi membuat Desty marah lalu merebut remote tersebut dariku.
"Kok dimatiin sih? Sudah mau ending juga,"ucap Desty.
"Biarin, supaya gak nangis terus-terusan."
"Tapikan seru, tapi beneran deh sedih banget. Soalnya ini sama persis kayak aku dulu. Ah, untungnya udah gak lagi."
Lantas Kak Julian tiba-tiba meneleponku. Menyuruhku dan Desty agar segera sarapan bersama. Baiklah, aku akan segera bersiap-siap. Dengan polesan skincare lalu lipbalm. Sesimple itu.
Saat aku dan Desty turun ke bawah, makanannya sangat menggiurkan makanan sudah tersedia. Bebas memilih yang mana, mulai dari makanan berat, makanan ringan, makanan penutup, minuman permen dan lain sebagainya.namun aku ingat lagi Allah gak suka hal yang berlebih-lebihan. Jadi aku mengambil secukupnya.
Kulihat juga sudah ada Kak Julian, Kak Rafan dam Dendra. Aku dan yang lainnya makan bersama. Semuanya fokus pada makanan, canggung sekali rasanya.
"Ohya, kali ini kita mau kemana?"tanyaku.
"Wahana rabbit town gimana? Soalnya aku suka banget kelinci. Pasti bakalan seru banget. Disana banyak spot foto yang bagus selain itu bukan cuman kelinci, tapi ada hewan lain juga. Terakhir aku kesana pas masih SMP,"ucap Desty.
"Setuju sih,"ucap Kak Julian.
"Nah, bagus tuh. Ajak Aksa deh. Pasti dia senang kalau misalnya spot foto bagus, gimana?"tanya Dendra.
"Yaudah, nih aku punya nomor Aksa, aku bagiin ke kalian, biar kalian bisa hubungi Aksa juga,"ucapku.
"Yaudah, aku yang nelpon,"ucap Dendra.
Aku melihat Dendra menelepon Aksa dan aku senang karena dari pembicaraan mereka Aksa setuju ikut ke wahana rabbit town.
"Gimana?"tanya Kak Rafan.
"Aksa setuju, nanti dia bakal kesini terus Aksa juga ngajak Hanin, jadi Hanin juga bakal kesini. Tapi mereka bakal datangnya terpisah."
"Hanin?"tanyaku.
"Iya, teman kamu,"ucap Dendra.
"Gapapa sih,"balasku.
Beberapa menit kemudian Aku melihat kehadiran Aksa. Seperti biasa ada yang berdebar-debar dalam hatiku. Perasaan ini lama sekali.
Kemudian beberapa menit kemudian aku melihat Hanin yang menyapa aku dan yang lainnya. Aku dan teman-temanku sudah siap untuk memulai hari.
****
Di Rabbit TownSesampai disana, aku senang sekali melihat pemandangan yang indah nya bukan main. Tak henti aku bersyukur atas segala karunia Allah yang sangat luar biasa. Bertafakur dengan alam adalah salah satu bentuk rasa syukurku disaat aku memiliki banyak masalah. Kali ini yang mendorong kursi rodaku adalah Desty sahabatku.
"Wah, indah sekali yah, aku suka sekali,"ucap Desty yang sedari tadi kulihat nya memandangi hewan-hewan menggemaskan tentunya.
"Iya, lucu sekali. Apa kamu ga berniat untuk membelinya?"tanyaku.
"Aku hanya suka melihatnya tetapi kalau merawatnya aku takut tidak telaten."
"Owh. Apalagi orang sibuk sepertimu kayaknya sulit."
Kulihat Aksa tak henti memotret disetiap perjalanan. Dan rasanya ada perasaan cemburu dalam hatiku saat melihat Hanin mendekati Aksa.
"Ayolah, gak mungkin Hanin suka sama Aksa. Mereka cuman teman,"batinku.
"Eh, kenapa tuh Hanin kayaknya deketin Aksa?"tanya Desty.
"Kan mereka temenan di Malang."
***
Beberapa jam setelah aku berkeliling-keliling aku melihat Hanin menjauhkan diri saat bertelepon.
"Kok aku kepo banget yah sama Hanin. Aku penasaran sama Hanin. Kamu juga kan?"tanya Desty.
"Ia sih. Terus maksudmu kita harus apa?"
"Aku mau liat Hanin,"balas Desty.
"Yaudah aku ikut,"ucapku.
Sejujurnya aku gak mau suudzon sama Hanin hanya saja aku mau tau seperti apa sebenarnya sikap Hanin.
"Rin, aku mau cerita deh..
Kamu tau Aksa kan yang pas kuceritain itu?"ucap Hanin.
"Iya tau,kenapa?"
"Dia suka sama aku, dia udah bilang sama aku"
"Terus perasaan kamu ke dia bagaimana?"
"Aku juga suka sih sama dia. Cuman aku udah terlanjur boong sama Rinjani.Habis Rinjani keliatannya ngarep banget sama Aksa. Kasian sih tapi ya mau gimana lagi. Aku gak maksud nikung tapi Aksa itu bener-bener bikin aku nyaman bodo amatlah sama perasaan Rinjani."Sungguh, aku terkejut mendengar ucapan Hanin. Temanku Desty kesal sekali aku berusaha menahan Desty agar tidak terpancing amarah. Namun semuanya terlambat Desty sudah maju lebih dahulu, aku hanya berusaha mengayuh kursi rodaku mendekati Desty dan Hanin.
"Jahat kamu Hanin. Ternyata kamu tukang tikung. Aku bakal ngasi tau semuanya ke Aksa kalau kamu punya hati busuk!"pekik Desty.
"Jad.. jadi kalian semua nguping? Oh, gapapalah. Aku bongkar aja semuanya yah. Jadi Aksa gak pernah bilang kangen sama kamu, Rin. Semuanya bohong. Semuanya hanya akal-akalanku saja supaya kamu gak sedih. Dan satu hal lagi yang perlu kamu tau. Cintamu itu bertepuk sebelah tangan. "
"Astagfirullah, tega sekali kamu berbohong sama aku, Hanin. Kamu taukan apa yang kamu lakukan sudah sangat menyakitiku. Aku tidak marah kamu menyukai Aksa. Hanya saja caramu yang seperti ini sangat tidak pantas. Bertaubatlah, Hanin. Mana Hanin yang sangat baik padaku? Aku tau kamu orang baik Hanin,"balasku.
"Kamu yang belum mengenalku dengan baik, Rin. Aku akan terus memperjuangkan Aksa. Aku sudah mencintainya. Maaf kali ini aku egois, Rin."
"Jahat kamu,"ucap Desty yang tangannya hampir saja menampar Hanin namun aku tahan.
"Sudah, jangan marah, Des. Ayo kita balik saja,"balasku.
"Tapi dia keterlaluan, Rin. Kamu tau gak? Rinjani udah suka sama Aksa bertahun-tahun lalu kamu patahkan dengan begini? Aku gak habis pikir sama kamu. Terbuat dari apa hati kamu?"bentak Desty.
"Sudah ngomongnya? Aku males dengerin ceramah!"pekik Hanin.
Percayalah, aku baru kali ini mendapatkan pengkhianatan. Aku terlalu percaya sama orang lain. Entah Hanin yang terlalu pandai membohongiku atau aku yang memang terlalu mudah untuk ditipu.
Yang jelas aku hanya ingin cepat pulang. Bahkan gak mau lagi liat wajah Aksa. Melihatnya rasanya sakit, malu, kecewa. Sudah terlanjur bilang sama orang-orang. Sudah terlalu pede sama mengumumkannya.
Ya Allah, Astagfirullahaldziim. Sudah sejauh ini hamba melangkah, bahkan jika harus mundur rasanya sangat sulit.
***
Akhirnya setelah perjalanan panjang aku kembali juga ke hotel. Sejak kejadian itu. Aku yang awalnya ingin berlama-lama disini malah Ingin cepat pulang.
"Kalau sedih bilang aja, Rin. Luapin aja. Aku tau pasti sedih banget,"ucap Desty.
"Sekarang aku cuman pengen pulang, Des. Air mataku rasanya susah sekali untuk jatuh. Mungkin karena aku terlalu sedih."
"Apa kamu gak mau bilang sama yang lainnya?"
"Aku malu, Rin. Apalagi kalau Kak Julian tau. Pasti marah banget, pasti kesal sama Aksa."
"Gak ada salahnya, Rin ngasi tau ini semua,"balas Desty.
Sekarang aku bingung harus memberi tahu permasalahan ini atau bagaimana. Aku bingung mengungkapkannya.
**Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/209169708-288-k269506.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Kenangan (COMPLETED)
Roman d'amourKamu dan kenangan Kedua hal yang tidak pisah dipisahkan Karena saat aku mengenang waktu dan tempat yang dulu Yang terbayang adalah kamu Dan sampai sekarang Dirimu masih terlintas di hatiku Ide muncul : 21 Desember 2019 Mulai menulis :Jum'at 27 Des...