Einer : Satu

100 59 51
                                    

Berenang dikolam piranha lalu dadah-dadah dengan si ikan ganas terasa puluhan kali lebih menyenangkan ketimbang situasi yang Hera hadapi sekarang.

Hera menahan keinginannya untuk membenturkan kepala di meja kelas dalam rangka menyelamatkan saraf otak dari kobaran api dan kebosanan yang melanda. Asap tak kasat mata sudah mengepul dari sela-sela surai hitamnya semenjak tadi tapi belum ada yang peka apa yang kiranya menjadi penyebab kegundahan Hera. Hera Primilly Cassandra, memiliki alis mata yang rapi dengan iris mata indah berwarna coklat terang, hidung mancung, dan bibir tipis yang dengan mudahnya memikat para laki-laki, sayangnya tidak ada yang berani mendekatinya kecuali sahabatnya.

"Aduh Pak ini kepala udah cenat-cenut mikirin tugas akhir, belum ada juga ide buat topik skripsi. Bapak malah bahas yunani kuno yang gak jelas asal usulnya, kenapa sih dibahas barang itu cuma mitos pun," gumam Hera kesal.

Tak ada yang mendengar keluhannya, mahasiswa yang lain malah sibuk molor dibelakang, dan ada yang memperhatikan sambil ngangguk-ngangguk biar di anggap mengerti, ada juga yang rajin dengan mencatatnya siapa tau keluar pas UAS atau apalah itu. Hera termasuk ke dalam bagian yang hanya melihat sambil ngangguk paham padahal kebosanan sudah melanda nya sejak tadi dan otak nya buntu memikirkan tugas skripsi yang belum mendapatkan ide.

".....Mereka dikenal dengan nama Olympians karena memiliki istana yang terdapat di gunung Olimpus. Dewa yang dikenal dalam mitologi Yunani sebenarnya adalah generasi ketiga dari para dewa setelah masa Protogenoi dan Titan.

Para dewa Olimpus terdiri atas 12 dewa dengan enam dewa keturunan awal dan enam lainnya adalah keturunan Zeus. Masing-masing dari mereka memiliki kekuatan dan kelebihan tersendiri bla bla bla bla... Zeus adalah Raja dari para dewa, dia menggulingkan kekuasaan ayahnya untuk menguasai dunia.... " Dosen didepan sana masih asik bercerita.

Sedangkan Hera segera mengambil anti bakterinya dan menyemprotkan ke tangan, meja, kursi, lantai hingga menimbulkan tatapan malas dari seisi kelas, kecuali laki-laki yang duduk dipojok belakang malah tersenyum geli menatapnya.

Melihat fokus mahasiswa dan mahasiswi nya yang teralihkan. Dosen itu menatap Hera dengan tajam.

"Kamu kebiasaan!! Mau keluar atau tetap dikelas? Yang lain mohon perhatikan saya!!"

Heraa meringis sedikit mendapat teguran seperti itu dan menatap sekelilingnya tak suka. Gimana gak risih, sudah satu jam lebih dia duduk disini untuk mengantisipasi kuman yang tiba-tiba muncul tanpa di undang ya harus dibasmi dulu kan.

"Lanjut pak, saya disini aja. " Hera mengangguk sopan.

-*-

"Gila lo, kapan sih berubahnya. " Noland cekikikan lalu mencoba merangkul Hera tapi buru-buru disemprot. Noland Adronesta, lesung pipinya menguar tatkala dia tersenyum manis.

"Jangan pegang-pegang iss. " Hera memasang ekspresi menjijikkan. Hera dan Noland sudah sahabatan sejak zaman SMA. Hera tau Noland sering menyagilnya dan Noland tau semua tabiat cewek pembersih ini.

Cuma Noland yang mau dekat-dekat sama Hera, yang lainnya minder dan tak berani.

"Gimana mau modus kalo begini terus " gerutu Noland sambil mengikuti langkah Hera santai.

"Gue denger ya!" ketus Hera yang membuat Noland cekikikan.

"Mau ke kantin? " tanya Noland.

"Nggak, makanan disini tuh gak higieniz ntar gue sakit perut. "

"Habis ini masih ada kelas?" Noland mensejajarkan langkahnya.

Hera menggeleng,

"Gue mau pulang sekalian nyari ide buat skripsi. "

"Gue anter ayoo " Tanpa aba-aba Noland langsung menarik tangan cewek itu pergi. Hera yang kaget langsung menyemprot cowok itu dengan rakus.

-*-

Meet With TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang