Neun : Sembilan

22 16 4
                                    

"Hei, apa yang kamu pikirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, apa yang kamu pikirkan. " Zeus berusaha menebak isi pikiran gadis ini yang sedang termenung menatapnya.

"Ha? Aku cuma mimpi buruk. " Mata Hera memindai setiap inci dari tempatnya berada. "Kita di mana? " lanjutnya.

Zeus melengkungkan bibirnya.
"Kita berada di dalam pohon tadi. " Mendengarnya Hera melongo seketika. Mereka berada di tempat tidur, hanya terdapat satu nakas dengan dinding kayu berwarna kecoklatan. Beberapa bunga menempel di setiap sudut, terdapat karpet yang membentang di lantai dan fentilasinya hanya berupa lubang-lubang kecil.

"K-kok bisa? "

"Bersamaku kau akan terbiasa tentang hal di luar logika manusia. " Laki-laki itu mengecup sekilas tanda petir yang ada di leher gadis itu, Hera berjengkit kaget merasakan sesuatu yang kenyal menempel meski hanya sebentar. Dia menoleh ke samping dan otomatis hidung mereka bertabrakkan. Cewek itu menahan napas, kalau begini terus dirinya bisa gila.

Zeus memiringkan wajahnya, yang membuat Hera reflek mendorong dada bidang cowok itu menjauh. Laki-laki itu terkekeh.

"Aku tadi pingsan, ja-jadi---. "

"Kita sudah terikat, sebagian dariku sudah masuk ke dalam tubuhmu. Tapi--. "

"Tapi? " tanya gadis itu penasaran.

"Ritual selanjutnya, kita harus melaksanakan hm di sini apa ya namanya. "

Hera menatapnya bingung.

"Menikah lalu proses penyatuan. " Mata Hera membelalak kaget lalu menggelengkan kepalanya cepat.

"Kamu gila!! Gak, gak mau. " Hera turun dari tempat tidur dan menatap Zeus kesal.

"Kenapa kita harus terikat? "

Mata cowok itu menatap gadisnya tajam.
"Kenapa? " beo Zeus, dirinya juga tidak tau kenapa. Permasalahannya adalah saat dirinya terlempar ke dunia manusia, energinya habis dan dia butuh sesuatu. Aroma gadis itu berbeda, lebih harum dan menyengat membuatnya tertarik hingga cowok itu memilih Hera untuk memulihkan dirinya dengan memasukkan cairannya ke tubuh cewek itu. Zeus belum pernah melakukan itu sebelumnya, itu hanya di lakukan untuk sepasang soulmate. Jika di Istana dia akan memulihkan tubuhnya dengan meminum ramuan khusus, tapi mana ada ramuan itu di sini.

"Belajarlah mencintaiku," ucap Zeus sangat lembut, Hera terperangah sesaat. Apa katanya tadi, cinta?

"Aku mau pulang! " kata Hera mengabaikan permintaan laki-laki itu. Zeus menghela napas pelan lalu berdiri. Dia berjalan ke arah sudut kiri di ikuti dengan Hera di belakangnya. Mereka menuruni tangga, gadis itu memperhatikan pijakkannya. Hanya hening yang tercipta. Tangga itu seperti melingkar hanya terdapat kegelapan di ujung sana, namun saat mereka sudah sampai di ujung tangga. Zeus membuka pintu itu hingga dunia luar pun terlihat, ini sangat mirip seperti sebelum mereka berada di dalam. Hera menatap pohon itu sekali lagi, dia benar-benar takjub.

"Ayo. "

Hera melihat ke arah cowok itu lalu menelan ludahnya.
"Apa kita harus terbang lagi. " Anggukan dari Zeus pun di dapatnya. Gadis itu benar-benar gugup ketika mengingat bagaimana posisi mereka saat terbang.

Melihat gadis itu yang hanya terdiam di Tempatnya membuat Zeus memutuskan untuk langsung menggendong Hera ala bridal style. Cewek itu memekik atas perlakuan cowok ini yang tiba-tiba. Mereka sama-sama tak ada yang membuka suara. Sedangkan gadis itu memikirkan hal lain. Dewa Zeus? Apakah laki-laki ini berasal dari mitologi yunani? Mengingat pelajaran sejarah yunani yang sering di ceritakan dosennya. Bukankah itu hanya mitos? Hidupnya benar-benar tak terduga, jujur apakah Hera sudah tidak waras? Apa ini hanya halusinasinya saja? Banyak ketakutan dan pertanyaan di benaknya.

Hingga kakinya kembali menapak pada lantai. Mereka sudah kembali ke kamar Hera.
"Heh kamu mau ke mana?!! " tanya Hera melihat pergerakkan cowok itu.

"Aku ingin mandi, kau mau ikut? "

Mata gadis itu melotot.
"Tidak!! " dia memalingkan wajah yang pastinya sudah memerah lalu memukul kepalanya pelan. Mengusir pikirannya yang sangat mengganggu.

Zeus hanya tersenyum simpul, lalu memutuskan untuk masuk ke kamar mandi. Dia membiarkan gadis itu terbiasa dengan perlahan. Selama merasakan pancuran air yang mengalir di tubuhnya, dia tersenyum. Gadisnya sangat lucu. Tapi mengingat fakta yang mengusik hatinya Membuat Zeus cemas. Mereka berbeda. Zeus takut, tapi dia ingin selalu bersama gadis itu. Satu-satunya gadis yang paling cantik dan menarik di matanya.

"Bahkan lebih cantik dari setiap Dewi yang ingin melamarku ketika masih di Istana. "

***

Meet With TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang