∆^^∆
Hilangnya -matinya- pasangan suami istri yang ternyata adalah salah satu anjing pemerintah membuat gempar setidaknya sebagian isi negara. Meskipun lebih banyak orang memaki penuh sumringah karena akhirnya salah satu tikus menjijikkan pemakan uang rakyat itu lenyap.
Seluruh aparat negara yang bertanggung jawab diminta untuk mengusut kasus tersebut, mencari keberadaan pasangan suami istri tersebut yang hilang secara tiba-tiba dalam satu minggu terakhir. Mereka dibayar untuk sesuatu yang sia-sia, dan seseorang akan tertawa paling kencang ketika melihat wajah masam mereka karena tak menemukan apapun selain rekaman cctv yang menunjukkan sosok pria tak dikenali berada di depan rumah dewan tersebut.
"Pesanan ayamnya datang!!"
Perkumpulan para pria berseragam hijau dominan yang tengah menonton berita panas itu menolehkan kepala mereka serentak ketika sebuah suara riang memasuki rungu mereka, dan sedikitnya dapat tersenyum lega karena akhirnya mereka bisa mengisi perut dengan kriuk dan gurihnya ayam goreng setelah satu hari hanya diisi kafein saja.
Pria berpakaian serba kuning terang dengan topi merah khas restoran tempatnya bekerja itu tersenyum pada masing-masing polisi yang mukanya tampak kusam, meletakkan berkantong-kantong plastik berisi ayam pesanannya di atas meja.
"Selamat menikmati!!"
Serunya sembari mengayunkan kedua tangannya di udara memberi semangat kepada pada pekerja negara tersebut. Pundaknya di tepuk pelan oleh salah satu polisi dengan perut buncit dengan badan gempal, memberikannya uang bayaran dan beberapa lembar tips.
"Terimakasih."
Dan setelah membungkuk santun, tubuh jangkung itu dibawa pergi dari kantor polisi tersebut. Sembari membenarkan posisi topinya, pria itu menyeringai samar.
Mentertawakan kebodohan orang-orang tersebut.
∆^^∆
Changbin meniup rambut yang berada di dahinya sejenak sebelum merapikan pakaiannya yang berantakan dan tak berbentuk lagi, kusut disana-sini. Bahkan liptint yang mempercantik bibirnya sudah sedikit samar karena dihisap ganas oleh para pria-pria tua yang haus akan napsu birahi.
Bisingnya lagu yang mengudara dari area kelab malam itu membuat Changbin pusing, seberapa seringnya pun ia mendengar lagu yang merusak telinga itu, masih saja tak dapat merasa nyaman dan terbiasa.
Kakinya melangkah menuju toilet, kembali ingin mematut diri agar kliennya tak lari dan jadi melemparnya dengan lembaran uang. Meskipun Hyunjin baru saja mendapatkan seisi tas berisi banyak uang, ia tetap harus bekerja. Mereka tetap harus bekerja.
Pria berusia dua puluh lima tahun itu memoleskan kembali liptint berwarna merah muda dibibirnya, dan sedikit bedak pada beberapa titik diwajahnya yang berkeringat. Serta menata rambutnya yang sempat acak-acakan, Seo Changbin kembali terlihat sempurna dan mahal.
Meskipun tanpa benda-benda make up tersebut, dia telah sangat sempurna. Hyunjin yang mengatakan itu padanya.
Ponselnya berdering tepat ketika bibir mungil itu menipis setelah memikirkan sang teman, dan benar saja Hyunjin menghubunginya.
"Hmm?"
Dari seberang sana terdengar suara bising motor yang melaju, Changbin bertaruh pasti lelaki itu menelponnya sambil mengendarai motor.
"Give me a kiss."
Changbin terkekeh pelan pada ponselnya setelah mendengar permintaan dari lawan bicaranya tersebut. Ia memandang refleksi dirinya di depan cermin yang bersemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER | H.Hyunjin & S.Changbin| 1 |19+ [✓]
FanfictionHyunjin adalah seorang berandal jalanan, sedangkan Changbin hanya seorang pria panggilan. Keduanya memiliki kesamaan, dimana hati telah mati dan air mata sudah kering. Mereka menjuluki diri sendiri sebagai monster. "Don't love me, I am a monster." "...