∆^^∆Hyunjin punya prinsip dalam hidupnya. Sekalipun tak pernah diutarakan, pria itu selalu menjunjung tinggi hal tersebut tanpa terkecuali. Yaitu untuk tidak melibatkan orang lain dalam sebuah kejahatan yang ia perbuat. Orang lain yang dimaksud untuk saat ini adalah Changbin, karena hanya dia satu-satunya sesuatu yang ia miliki.
Ia akan membereskannya sendirian, seperti sebagaimana mestinya. Karena dengan begitu ia bisa mengontrol segalanya dengan kedua tangan yang ia miliki tanpa perlu takut akan diterobos celahnya.
Semua itu dilakukan agar suatu saat, jika keberuntungan tak lagi berpihak, maka hanya dirinyalah yang dijatuhi hukuman. Tidak dengan Changbin.
Namun Changbin merubahnya. Merubah prinsip itu dengan mudah. Ketika dia menuntut untuk memberikan bantuan, meski hanya sekedar bantuan kecil yang tak begitu berat. Ia mempersilakan temannya tersebut ikut campur, bahkan mengambil langkah maju terlebih dahulu.
"Hyun.."
Ketika nama pendeknya disebut dengan lenguhan berat, Hyunjin hanya bergumam sembari memanjakan lidahnya pada leher Changbin. Menyapu bersih bekas kecupan menjijikkan dari pada pria tua keladi yang memakai jasa temannya itu.
Hyunjin menyita ranum yang barusan menyebut namanya tersebut, menyesapnya seolah tak ada hari esok. Bunyi kecipakan dari pagutan basah itu berlomba dengan bisingnya musik yang bermain di udara. Changbin meremas rambut hitam panjang milik Hyunjin tergerai bebas ketika bibir bau nikotin temannya itu menghisap lidahnya yang sengaja menjulur. Topi merah yang pria itu kenakan telah jatuh sembarangan di lantai.
Kedua telapak tangan besar milik yang lebih muda berada pada belakang tubuhnya, mampir untuk sekedar meremas pantatnya yang masih berbalut kain penuh. Dengan posisinya yang berdiri sedangkan Changbin duduk diatas counter wastafel membuat segalanya terasa lebih mudah.
"Hyunjiiinn..."
Hyunjin menghentikan pagutan antara keduanya, menjauhkan wajahnya dari Changbin hingga menyebabkan benang saliva terulur dari bibir keduanya. Sorot mata serigala itu membinar sayu, tertuju lurus pada wajah Changbin yang bersemu dengan kelopak masih terpejam.
"Hmm?"
"Biar gue aja yang ngelakuin."
"Apa?"
Kedua tangannya yang singgah pada kepala Hyunjin itu mengelus rambutnya pelan, menjeda sejenak sebelum memberikan penjelasan atas apa yang ia katakan sebelumnya.
Ia kagumi figur wajah tersebut. Orang-orang bilang Hyunjin seperti seorang pangeran dari negeri dongeng. Parasnya sempurna, hidungnya bangir dengan mata kecil yang sesuai dengan bentuk wajahnya pun yang tak kala kecil. Bibir tebalnya selalu terlihat menggoda, meski pada pinggirannya telah menggelap, hal itu malah menjadi nilai tambah bagi pria tersebut.
"Give 'him' a present."
Changbin memainkan rambut panjang Hyunjin, balas menatap sayu pada netra yang segelap langit mendung malam tersebut. Menunggu mendapatkan persetujuannya.
"No."
Sepasang tangan besar yang semula ada pada bokongnya itu kini beralih naik ke sisi pinggangnya, meremasnya sedikit lebih kencang hingga sang empunya mengigit bibir.
"Let me, please."
"No."
"Hyunjin."
"Lo tau nggak Bin, gue gak punya apapun di dunia ini buat dijaga. Gak ada satupun barang berharga yang perlu gue simpan dari orang lain. Sebelum gue ketemu sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER | H.Hyunjin & S.Changbin| 1 |19+ [✓]
FanfictionHyunjin adalah seorang berandal jalanan, sedangkan Changbin hanya seorang pria panggilan. Keduanya memiliki kesamaan, dimana hati telah mati dan air mata sudah kering. Mereka menjuluki diri sendiri sebagai monster. "Don't love me, I am a monster." "...