∆^^∆
Tubuh penuh keringat itu bergerak naik turun diatas pangkuan seorang laki-laki yang menahan tubuhnya agar tak tumbang, lenguhan berat yang saling bersahutan menggema di dalam basement kecil tersebut.
Ketika prostatnya dihujam berulang kali oleh benda panjang, besar, dan tumpul, erangan nikmat lolos dengan mudah dari bibirnya yang membengkak dan basah. Ia merasa aman.
Hyunjin dari posisinya tak pernah melepaskan pandangannya pada Changbin, pemuda itu begitu cantik untuk dilewatkan begitu saja. Rambutnya yang lepek karena keringat yang terus bercucuran diakibatkan oleh kegiatan panas mereka tersebut membuat figurnya makin terlihat menggairahkan.
Ketika Changbin mendesahkan namanya dengan parau, Hyunjin dapat merasakan perutnya seperti digelitik dan diterbangi ribuan kupu-kupu.
"Baby, baby..."
Changbin yang masih menggerakkan pinggulnya naik turun itu menundukkan kepalanya, menarik leher Hyunjin agar pria itu kembali menjamah bibirnya yang tanpa henti mendesahkan namanya dengan lantang.
Pergulatan antara dua bibir itu kembali terjadi dengan begitu intim, kecipakannya beradu dengan suara yang disebabkan oleh kegiatan dibawah sana. Hyunjin mengulum ranumnya bak permen manisan, menghisap bibir bawahnya yang segera dibalas erangan dari Changbin. Yang lebih muda kemudian bergantian menghisap lidah Changbin, bertukar saliva yang entah kenapa terasa manis. Bukan manis gula atau madu, tetapi rasa manis yang membuatnya haus dan ingin menenggaknya terus-menerus.
Hyunjin, tanpa melepas pagutan dan dirinya didalam Changbin, ia merubah posisi diantara keduanya. Kini Changbin berada di bawahnya, memejamkan mata nikmat dengan desahan kuat akibat hujaman yang bertubi-tubi ia berikan.
"Ahh-shit! Look at me, baby. Look at me."
Changbin menuruti perintah Hyunjin, membuka kelopak matanya yang basah akibat tak kuasa menahan rasa surga yang ia dapatkan. Kedua tangannya masih melingkar di leher Hyunjin, dadi jaraknya dapat ia lihat bagaimana wajah itu memerah dengan urat yang menonjol di pelipis pula lehernya, bersamaan dengan tempo gerakan pinggulnya yang semakin cepat menumbuk ke dalam dirinya, lebih jauh.
Kedua kaki Changbin otomatis terangkat dan lututnya terlipat ke arah dadanya, memberikan Hyunjin akses agar lebih mudah menikmati dirinya.
"Fuck--Hyunjin! Ahh.. I--gonna..gonna cum.."
Mendapatkan peringatan tersebut membuat Hyunjin makin gencar menggerakkan pinggulnya, tak diberinya kesempatan Changbin untuk diam dari erangan keras yang ia berikan.
"Cum baby, make a mess for me."
Changbin kembali menarik tubuh Hyunjin untuk ia dekap, meneriakkan nama Hyunjin kali ini tepat pada telinga lelaki itu, sedangkan kedua tangannya meremas punggung Hyunjin hingga buku-buku jarinya memutih.
"Hyunjin--hhh! I am..ahh!"
Yang dipanggil namanya tersenyum tipis ketika namanya kembali disebut saat Changbin menjemput putihnya. Dan Hyunjin menciumi seluruh wajah Changbin tanpa menghentikan gerakan pinggulnya yang masih bergerak cepat, bahkan lebih cepat. Tak mau tahu dengan laki-laki dibawahnya yang kini tubuhnya bergetar hebat setelah menyemburkan cairan semen putih hangatnya ke atas perutnya dan Hyunjin.
"Love you."
∆^^∆
Lelaki yang selalu berpenampilan demi kliennya itu kini tengah membiarkan seseorang memainkan bokongnya yang hanya berlapis celana hitam ketat dan kemeja satin biru yang kancingnya telah terbuka hingga memamerkan tulang selangkanya yang menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER | H.Hyunjin & S.Changbin| 1 |19+ [✓]
FanfictionHyunjin adalah seorang berandal jalanan, sedangkan Changbin hanya seorang pria panggilan. Keduanya memiliki kesamaan, dimana hati telah mati dan air mata sudah kering. Mereka menjuluki diri sendiri sebagai monster. "Don't love me, I am a monster." "...