07

6.8K 559 101
                                    

WARN.
1000+ words! Give me an appreciate by click the star button! ★
Akan ada part anu-anu! 💥



Langkah terburu dari kedua kaki jenjang Jungkook memulai hari itu. Ia sudah sampai di rumah ibunya. Ia bahkan lupa sarapan, menggunakan setelan kerja yang sungguh luar biasa berantakan. Dan semua ini karena Jimin.

Jungkook sangat tak sabar untuk segera bertemu dengan maid manisnya itu, Park Jimin. Nama itu, yang selalu menghantui pikirannya. Bukan hanya paras manis dan cantiknya, namun jugaㅡbokongnya yang bulat padat, tubuh yang slim, juga puting pink-kecoklatan itu.

Sial. Jungkook harus mati-matian menahan hasratnya saat bayangan bercinta dengan Jimin hinggap di otaknya.

Berapa kali Jungkook bermain solo setiap pagi. Untungnya Eunha belum bangun sepagi itu. Aman.

Jungkook sampai di depan pintu massion itu. Memencet bell bak orang kesetanan, membuat suara bell menggelegar di depan. Jelas mengganggu tuan rumah di dalam.

"Ya Tuhan, siapa itu! Paman Kim, tolong bukakan pintu. Aku harus membantu Jimin di dapur," Suruh wanita cantik itu sambil sibuk berkutat di dapur.

"Baik, Nyonya." Yang diperintahkan langsung menjalankan tugasnya.

Pintu terbuka, terpampang dengan gamblang sosok Tuan Muda Jeon, anak dari Nyonya Jeon, majikannya. Lelaki tegap itu membungkuk pada sosok di depannya.

"Silahkan masuk, Tuan Muda."

Jungkook mengangguk sekilas dan melenggang masuk ke dalam massion. Mata bulatnya melirik kesana-kemari guna mencari ibunya. Berniat meminta maaf. Namun, nihil.

Biasanya ibunya selalu menghabiskan waktunya di depan televisi yang menayangkan drama-drama memuakan bagi Jungkook. Namun, Jungkook mendengeran suara samar-samar dari dapur.

Apa ibunya di dapur? Sejak kapan ibunya suka berada di dapur? Bisa-bisa terbakar.

Dengan langkah santainya, Jungkook berjalan menuju dapur. Mencoba memastikan sesuatu, bagaimana jika ibunya membuat kekacauan di dapur? Sudah puluhan kali ibunya hampir membakar dapur.

Namun, pemandangan pertama yang ditemukan adalah lelaki manis dan cantik yang tengah memasak. Disana ada ibunya yang tengah mencoba memotong bahan-bahan. Jungkook tak peduli ibunya, netranya mengunci pada objek Jimin. Jimin terlihat lebih baik saat ini, semakin cantik dan manis.

"Jimin?"

Yang memiliki nama menengok kearah yang memanggil. Suara ituㅡsangat Jimin rindukan. Suara berat yang selalu menghantui pikirannya akhir-akhir ini.

Mata sipitnya membulat karena di depan seberangnya, lelaki itu, berdiri dengan tegap, setelan kantor yang berantakan, menjadikannya terlihat lebih panas. Rambut hitam legam itu teracak bebas. Juga, mata tajam itu.

"Jungkook?"

Jimin maupun Jungkook tersadar dari acara tatap-menatap. Suara ibunya membuatnya sadar. Jungkook mendekat kearah ibunya, namun netranya masih menatap Jimin.

"Mau apa kemari? Jika kau hanya inginㅡ"

"Diamlah, Bu."

"Hei! Dasar anak kurang hajar! Berani sekaliㅡ"

"Bu, aku kemari bukan untuk berdebat. Aku berniat baik."

"Jika kau kemari hanya untuk mencari restu, makaㅡ"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

submissive maid | kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang