Part 8

812 109 16
                                    

Tak lama setelah perbincangan Victor dan Joohyun selesai, Joohyun buru buru membereskan barang barangnya. Pada saat itu terdengar suara orang menaiki tangga. Joohyun menatap laki laki didepannya.

" Apa lo nggak ngunci pintu dibawah itu? "

Victor menggeleng. " Gue kunci setelah lo masuk. "

Tiba tiba diujung tangga lantai tiga seorang wanita setengah baya muncul. Penampilannya seperti ratu saja. Umurnya kira kira pertengahan lima puluhan, mengenakan rok panjang dengan belahan sampai sebatas lutut, blus bercorak batik dengan lengan tiga perempat dan kalung menghiasi lehernya.

" Hei, son! Wow!  Ada pesta? "

Joohyun menatap  dua sosok itu bergantian kepada wanita itu, yang baru saja memanggil Victor dengan sebutan "son" dan kepada Victor yang langsung bangkit menyambut dan mengambil alih tas tas di tangan wanita tersebut.

" Mama nggak bilang kalau mau datang? "

Wanita itu tertawa anggun. " Ibu mana yang harus minta izin dulu kalau mau berkunjung kerumah anaknya? "

Lalu pandangan wanita itu beralih kepada Joohyun, yang masih berdiri disebelah meja pantri dengan tas kamera kecilnya.

" Siapa gadis yang beruntung bisa naik kelantai tiga ini ngomong ngomong? "

Joohyun tersenyum dan mendekati wanita cantik itu untuk memperkenalkan diri. " Saya Joohyun, saya wartawan yang baru saja selesai  memewawancarai anak Ibu."

Joohyun tahu kini darimana ketampanan Victor berasal.

" Oh wawancara? Di dapurnya? "

Joohyun tersenyum kecil. " Iya. Dan baru saja saya mau pamit. " Thanks ya, buat kopinya. Gue akan kabarin kalau artikelnya keluar. "

Victor hanya menoleh sebentar dan bergumam " ya ya ya " sebelum menghilang dibalik dapurnya.  Joohyun menyengir kecut lalu mohon undur diri kepada wanita paruh baya itu, yang menawarkan agar tinggal sebentar untuk sarapan.

Joohyun berkata bahwa dia ingin tinggal, namun tidak bisa karena harus segera menyerahkan hasil kerjanya kepada atasannya.

" Kinara! "

Joohyun berhenti ketika Victor memanggilnya.

" Kata kata gue tadi, lupain aja, " kata Victor tegas.  Baru saja Joohyun hendak bertanya kata kata yg mana, Victor buru buru melanjutkan. "Kalau sesekali lo mau mampir, pintu rumah ini selalu terbuka. "

Lalu Victor mengangkat sudut bibirnya membentuk sebuah senyum, yang membuat Joohyun semakin menaikkan alisnya. Apa apaan? Pikirnya.

Tadi Victor terlihat bersikeras memastikan bahwa dirinya tidak akan mengganggu kehidupan pria itu lagi. Kini Victor malah mengundangnya mampir sesekali waktu.

Namun sebelum dia sempat menjawab, ponsel ditangannya berdering. Akhirnya Joohyun hanya balas senyum dan mengucapkan terimakasih. Lalu buru buru menuruni tangga.

Ketika Victor berbalik, ibunya sedang tersenyum lebar, membuatnya langsung bisa menebak apa yang sedang ibunya pikirkan.

" Mama kasih restu nggak, kalau aku sama cewek tadi? "

Victor ikut tertawa, sambil berjalan ke dapurnya untuk membuatkan ibunya kopi.

" Beda dari temen temenmu yang lain, " kata ibunya.

" Dibandingin sama model model yang sering kesini? Ya jauh.  Yang ini kayak gembel" jawab Victor.

" Tapi cantik sih. Sopan lagi. "

Victor tertawa kecil. Ibunya tidak tahu bagaimana tidak sopannya Joohyun ketika mereka bertemu untuk yang pertama kalinya.  Victor menaruh secangkir kopi didepan ibunya dan secangkir lain di depannya sendiri.

" Kenapa dia bisa disini  ? Di dapurmu? " Tamara Adrian semakin penasaran.

Victor sadar ini adalah pertanyaan jebakan. Ibunya ini selalu saja ingin tahu dan menebak nebak sendiri.  Tebakan yang kadang kadang tepat dan menyebalkan.

" Nggak ada hubungan apa apa ma. " jawabnya kemudian, sambil menaruh secangkir kopi di meja. " Dia wartawan, aku narasumber.  Kebetulan tadi dia datang pagi pagi.  Dan aku nggak bisa mikir kalau belum minum kopi.  That's it. Jangan mikir macem macemlah. Ngomong ngomong,  ada apa ini?  Tumben mama mampir ke sini? "

" Papamu ada acara di Jakarta.  Daripada nganggur dirumah, mama ikutan kesini.  Sekalian mau ketempat bude Sri, ada rapat penitia nikahannya Arga bulan depan" jawab ibunya.

" Yakin kamu melewatkan dia gitu aja? Mama nggak pernah lihat kamu menatap perempuan dengan pandangan seperti tadi. "

Victor tersenyum senyum mendengar tuduhan ibunya.  Dia sendiri juga merasa ada yang berbeda dari caranya memandang Joohyun.  Gadis itu bisa bersikap begitu menyenangkan dan menyebalkan dalam waktu bersamaan.

Sikap sok tahu dan kekanak kanakannya yang tidak mau disalahkan sungguh menyebalkan. Namun bila dipadukan dengan sikap keras kepala serta caranya mengatakan pendapat dengan penuh keyakinan, walaupun salah, akan menjadi sesuatu yang menyenangkan.





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Baecuu vibes bayi banget yaampun 😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baecuu vibes bayi banget yaampun 😭😭























Halo halo gais, mian baru up. Part ini pendek yaa ? Sorry banget setelah nikah kerjaan jadi banyak banget karena nambah yg harus diurus. Oiya DIRGAHAYU NKRI KE 75 🇲🇨 lekas sembuh Indonesiaku 😘

Mamanya Victor asik yaaa, hehe

Jangan lupa vote dan komen ya, trimakasih 😘

BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang