1.2 The beginning of everything

220 93 423
                                    

Happy reading ♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading




Aku meringis karena lututku kini tidak bisa diajak kompromi.

“Aw, ahh.. s-sakit” lirihku.

“Sebentar lagi, tahan dulu ya. Murid baru ya?” tanya, penjaga Unit Kesehatan Sekolah.

Aku mengangguk, dia bilang tadi namanya Bu Rose. Dia cantik sekali, rambutnya pirang seperti bule, tubuhnya pun ramping.

Oh iya, tadinya aku tidak mau dibawa kesini. Tapi Haechan dia cerewet sekali seperti malaikat plester, dia bilang nanti aku bisa diamputasi kalau lukanya infeksi. Jujur saja aku takut kalau itu terjadi, bisa-bisa aku menambah beban mama.

Jadi, Haechan dia tadi memarahi laki-laki yang mengagetkanku. Dia bilang bercandanya keterlaluan, katanya takut aku tidak betah di kelas ini. Aku sih memakluminya, dia bilang ingin berkenalan denganku. Aku kira dia itu malaikat plester, tapi bedanya dia tidak cerewet dia lebih ke genit menurutku. Ah iya dia si mata tersenyum, aku belum berkenalan karena keburu dipaksa kesini.

“Nah kan gini lebih enak diliat”

“Hehe, iya makasih ya Haechan”

“Kamu harus betah dikelasku, karena kelas aku gak ada yang cantik kaya kamu..” dia terkekeh sendiri.

Ah dia mudah sekali bergaul. Aku hanya tersenyum, bingung mau jawab apa.

“Kamu pasti kaget liat aneka ragam cowok-cowok, kan?”

Aku mengangguk, benar sekali rasanya kukira aku tidak akan pernah bisa mengobrol dengan laki-laki. Kalian kan tau aku dari sekolah mana, yang 100% adalah wanita semua.

Bahkan di sekolahku yang lama, tidak saling berinteraksi kecuali butuh. Mungkin mama-ku memasukkan ke sekolah ini agar aku mudah bergaul.

“Dikelas.. Jeno itu ketua geng aku,”

Aku menatapnya, menaikkan alisku sebelah.

“Oh.. Jeno itu yang tadi ngangetin kamu” dia tertawa.

Aku hanya ber-oh saja, mendengar dia bercerita.

“Nah dia itu paling genit, pokoknya kamu jangan kemakan mulut buaya dia ya.. ceweknya dimana-mana, terus kemarin dia baru ditembak ade kelas dong, kebiasaan pasti dia phpin cewek, waktu itu juga–––”

“Ehem”

Aku dan Haechan menoleh ke arah suara deheman itu, aku sedikit kaget beda dengan Haechan yang benar-benar kaget sampai merutuki mulutnya sendiri. Benar itu dia Jeno yang barusan dia bicarakan denganku.

“Mulut lo ya Chan, gue udah duga.. pasti lo bakal ngomong yang iya-iya” sambil menarik kerah baju Haechan.

Oh tenang, maksudku menyeret Haechan agar berada disampingnya.

To My Youth || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang