Happy reading
♡
♡
♡Setelah berdrama dengan Jaemin yang memaksaku untuk mengobati lukaku, kini aku dan dia benar-benar sedang melaksanakan piknik di sekolah.
“Makannya pelan-pelan,” sambil mengusap rambutku lembut.
“Ih apasih, aku pelan tau.. kamu pasti genitin aku”
Dia tertawa cengengesan, kurasa aku benar.
“Engga genit” ibu jarinya mengusap ujung bibirku, “Makannya yang bener, masa belepotan”
“Kamu juga belepotan” ucapku, tanpa mengalihkan pandangan.
“Mana?”
“Itu,”
Dia menaikkan alisnya, sambil meraba wajahnya sendiri.
“Ih mana?” lanjutnya.
Aku mengambil butiran nasi di pipinya.
Tapi Jaemin malah memegang tanganku, sontak aku terdiam. Dia mengelus punggung tanganku sambil tersenyum manis. Sangat manis.
“A-apa!”
“Cantik tau”
Aku rasa pipiku terbakar, bagaimana bisa dia bilang seperti itu dengan santai.
“S-siapa?”
“Kamulah” dia cengengesan.
“Apasih! Gak lucu tau!” aku melepaskan tanganku digenggamannya, dan tentunya mencubit perut Jaemin.
“Na, bunda kamu jago banget masak”
“Iya dong, bundanya siapa dulu..” dia tersenyum dengan percaya diri, “Mau ketemu bunda gak?”
Uhukk
“Minum dulu,” sambil menyodorkan minuman dan menepuk-nepuk punggungku.
Aku menggeleng,“Gak mau, malu.. lagian aku baru kenal kamu beberapa hari tau”
“Kenapa? Takut aku macem-macem?”
Aku mengangguk, silahkan kalian menuju P R O L O G cerita ini. Aku sudah katakan hal-hal yang aku benci, kan?
“Aku baik—”
“—Aku tau”
“Terus?”
“Gak mau aja, takut ditanya tentang keluarg—” Eh barusan aku bicara apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Youth || Na Jaemin
Fanfiction❝Boleh engga sih benci keluarga sendiri?❞ Orang bilang kehadiranku sebagai 'Jimat' tapi nyatanya hidupku lebih seperti sebuah 'Kutukan' Aku tau kehidupan bukan hanya tentang kebahagiaan, tapi apa hidupku tidak diperbolehkan untuk merasakan arti baha...