01

77 6 12
                                    

Jam telah menunjukan pukul 12.54. Aku terdiam, sudah hampir tiga jam berlalu dan yang aku lakukan hanyalah duduk dipinggiran ranjang , sembari mendengarkan beberapa lagu kuno lewat earphone.

Dalam suasana yang larut, aku bangkit dan berjalan kearah rak buku lama milikku. Tanganku bergerak untuk mencari sesuatu, dan aku tersenyum setelah mengambil buku yang berada di rak paling atas.

Sebuah buku album, buku yang berisi tentang kenanganku bersama dengan seseorang yang pernah menjadi senyumku, seorang yang pernah menyapa hari - hariku. Sungguh tak terasa, buku itu sudah berdebu. Apakah sudah sangat lama? Rasanya baru kemarin semua yang ada didalamnya terjadi.

Hujan deras tengah mengguyur kota Seoul, suasana semakin membuatku larut dalam kelabu. Aku kembali keatas ranjang, dan memasang kembali earphoneku. Mengalun satu lagu 'When you say nothing at all bye Ronan Keating' yang membuat suara hujan yang keras itu sedikit tersamarkan.

Aku mulai meberanikan diri tuk membuka album yang sedari tadi ku genggam erat, membuka halaman pertama dan kedua saja sudah membuatku seakan kembali ke masa lalu, menatap satu wajah yang sama sekali terlihat tak asing, benar benar membuatku ingin mengulang lagi kisah panjang yang tak terduga itu.

Mengingat sosok siswa SMA dengan sifatnya yang ceria, tidak jelas dan senyumannya yang khas. Membuatku tertawa kecil kemudian menangis mengingat semua hal tentang dia. Sekarang aku akan bernostalgia, kan kuceritakan semua tentang dia. Kisah ini adalah kisah dimana aku memulai kisah dengannya, Sang Pelangi.

~ Billyou~

Kringggg...

Bunyi bel sekolah berbunyi, pertanda jam mata pelajaran sejarah akan segera dimulai. Pak Tarto terlihat berjalan akan memasuki kelas, dan seperti biasa teman temanku sibuk berlari ke tempat duduk masing- masing. Namun ada yang beda kali ini, seorang murid laki laki berwajah nyaris tampan terlihat ikut serta masuk kedalam ruang kelas X - IPS dan membuat beberapa pasang mata langsung reflek tuk melihatnya. Desas desis pertanyaan mulai bermunculan, teman teman mulai membicarakan siapa pria yang saat ini tengah berada didepan kelas itu.

"Anak anak tolong untuk tenang sedikit yaa, saya membawa anggota kelas baruu untuk kalian."

Semua sudah pasti terkejut, bahkan aku yang tadinya sama sekali tidak peduli dengan apa yang ada kini menjadi ikut bingung dengan situasi ricuh dikelas. Aku mengangkat kepalaku untuk mencari tahu siapa yang datang sebenarnya, mataku mencari wajah siswa baru yang sedikit tertutup karna posisi Pak Lay yang berdiri tepat dihadapannya.

"Ayo kamu, perkenalkan dirimu.."

Aku mengerutkan kening, menatap lamat lamat anak laki laki yang berdiri didepan kelas dan sedari tadi menundukan kepalanya itu.

Mungkin, uang gocengnya jatuh tapi dia malu mau ambil?

"Kenalin nama gua Bintang, asal gua sebelumnya dari SMA 58."

"Baik anak anak, tolong perlakukan bintang dengan baik."

Beberapa menjawab dengan sangat semangat, atau bisa disebut 'terlalu semangat' cih, menjijikkan.

"Dan kamu, silahkan duduk dan bersikap baiklah."

Pak Tarto tersenyum dan menepuk kecil pundak anak laki laki bernama Bintang itu. Dan dia hanya tetap menunduk, tanpa ada respon apapun.

"Eh eh, dia Bintang yang itu kan... dari SMA 58..."

"Iyaa, baru juga sekolah.. uda pindah aja.."

"Katanya dia pindah karna kemarin dia habis berantem, dan yang dihajar sampai masuk rumah sakit tujuh hari.."

"Ngeri yaa, tapi dia ganteng.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bulan & Bintang | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang