Part 2

1K 90 6
                                    

"Kamu kurbanin apa di hari raya Idul Adha? Ada yang tau Lea kurbanin apa? Lea lebih suka kurbanin mantan dari pada sapi milik uncle Muthu."


*****

Hari ini, setelah beberapa hari Lea menghambiskan waktunya untuk membereskan perkerjaannya didevisi keuangan, kini Lea bernapas lega saat ia sudah bisa duduk tenang dimeja kerja barunya. Sekretaris CEO.

"Selamat pagi, Pak," sapa Lea saat seorang pria paruh baya yang ia ketahui adalah atasannya.

"Pagi juga. Azalea, semoga betah menjadi sekretaris, jujur saya memilihmu karena bakatmu yang luar biasa, apa kau seorang sastrawan?"

Lea tersenyum malu mendengar balasan dari atasannya.

"Saya bukan seorang sastrawan, Pak. Tapi jika penganut literasi dan sastra iya," ucap Lea sedikit tertawa. Ia dari dulu tak bisa serius, dan ia meruntuki dirinya yang sedikit-sedikit tertawa atau tersenyum.

"Pantas saja, oh iya, nanti jam 11 atur ulang  jadwal saya."

"Siap, Pak."

Lea menatap punggung atasannya yang mulai menghilang dibalik pintu.

"Ah, pak Nico ramah sekali," pujinya lalu kembali berkutat pada perkerjaannya.

Lea menatap beberapa huruf dan angka ditabletnya yang berisi jadwal sang atasan.

Dengan berani ia mengetuk pintu CEO dan masuk setelah ada sahutan dari dalam yang mempersilahkannya untuk masuk.

"Permisi, Pak. Jadwal anda sampai sore nanti kosong dan pertemuan dengan Mr.Erward dibatalkan diganti lusa, Mr. Erward memberi ganti waktu anda dengan 30% keuntungan saham diberikan keanda selama sebulan. Lalu setelahnya sampai minggu depan free sampai acara serah jabatan anda dengan putra anda. Eh? Ganti atasan dong." Lea menjelasan pada pak Nico tentang jadwal yang telah ia perbaharui setelah makan siang tadi, ia memelankan ucapannya dibagian akhir saat menyadari bahwa atasannya akan ganti.

Pak Nico tertawa rendah mendengar kaliamt terakhir sekretarisnya yang menurutnya sangat lucu.

"Terima kasih, Lea. Memang kenapa kalau saya tidak menjadi atasanmu lagi? Kamu suka sama saya?" goda pak Nico membuat Lea gelagapan.

"Bukan gitu, Pak," ucap Lea menyangkal dengan ujung kaki kanannya yang bergerak memutar salah tingkah.

"Anda atasan pertama saya yang paling ramah, Pak. Hehehe," ucap Lea disertai tawa malunya.

"Didevisi keuangan?"

"Bu Dewi agak galak, Pak. Apalagi selalu marahin saya kalo saya abis nganter berkas ke pak Derektur, soalnya gak pernah ketemu derekturnya, sekretarisnga mulu."

Pak Nico tertawa renyah mendengar penuturan sekretaris barunya.

"Eh? Saya malah curhat, maaf, Pak. Saya pamit undur diri," ucap Lea menunduk dalam dan segera keluar dari ruang atasanannya.

"Gadis itu benar-benar." Pak Nico yang menggelengkkan kepalanya melihat tingkah absurd sekretarisnya. Ada-ada saja.

****

Seperti acara semalam, setelah pylang kerja Lea langsung menghentikan mobilnya disebuah toko yang menjual berbagai kebutuhan hewan.

"Mbak, makan kucingnya 3 kilo sama vitaminnya 1 dus ya," ucap Lea pada penjaga toko yang langsung dicarikan.

Lea terpaksa langsung membeli 3 kilo makan kucing karena Izuel yang nafsu makannya naik serta Momo yang memang prioritas penggemukkan oleh Lea.

"Totalnya 150 ribu, Mbak."

Baby GiantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang