part 4

934 81 5
                                    

"Kadang sesuatu yang diluar nalar itu menakjubkan, seperti anak marmut bermain kejar-kejaran.
JustAy_

******
Jam menunjukkan angka 04:35 dini hari, setelah menjalankan kewajibannya, Lea langsung betgulat dengan sapu, pel dan alat dapur. Sebenarnya ia bangun telat karena semalam tidur jam 12, itupun tadi terbangun karena ia mendengar suara handle pintu kamarnya yang dibuka oleh Gara yang menanyakan adanya sarung atau tidak.

Hingga, jam 6 pagi ia sudah selesai dengan semuanya, kini ia tinggal mandi lalu membangunkan anak atasannya.

Soal pakaian, terpaksa Lea memakai pakaian yang baru saja diloundry, karena Lea lebih suka menyetrika kembali pakaian loundry, dan adanya seseorang dikamarnya membuatnya memakai langsung tanpa disetrika lagi.

Tok tok tok
"Pak," panggil Lea mengetuk pintu kamarnya.

Tak lama, akhirnya pintupun terbuka menampilkan sosok Gara yang sudah bersih dengan setelan kerjanya.

"Eh? Sudah rapi ternyata. Bapak mau langsung pulang atau sarapan dulu? Saya sudah membuatkan sarapan untuk bapak," ucap Lea yang hanya dianggukki Gara.

"Masih jam setengah 7," ucap Gara kembali masuk kedalam kamar dan kembali dengan Gara yang berada digendongannya dengan rapi tak lupa tas kerja Gara.

Sedangkan Lea? Ia sudah ada didapur menyiapkan sarapan kemaja makan, tak lupa ia membuatkan sarapan untuk Giant berupa bubur bayi dan makanan penunjang berupa buah.

"Hati-hati, Pak. Lantainya tadi saya pel gak tau sudah benar-benqr kering belum," ucap Lea dengan senyum lebarnya.

"Bapak tadi nyuruh orang ya buat antetin pakaian?" tanya Lea penasaran.

"Iya."

"Silahkan dimakan, Pak. Saya hanya bisa masak sederhana, saya bangun agak telat soalnya," ucap Lea membuat Gara mengetnyit.

"Bangun telat tapi bisa ngepel."

"Kalo itu sudah wajib, Pak."

"Mammam," ucap Giant merentangkan tangannya kearah Lea, dan Lea yang seakan mengerti langsung mengambil Giant dari pangkuan Gara memindahkan kepangkuannya.

"Hehehe, maaf ya, Pak," ucap Lea saat Gara memandanginya.

Lea yang tak ambil pusing langsung menyuapi Giant dengan buburnya, tak lupa memberikan tangan kanan Giant srbuah pisang mengabaikan makanannya yang baru ia habiskan setengah.

"Kau menyukai anak kecil?" tanya Gara saat selesai dengan makanannya.

"Begitulah," jawab Lea meletakkan mangkuk kosong bekas bubur Giant. Giant dengan lahap memakan pisang ditangannya, giginya yang baru tumbuh 4 membuat Giant terlihat memggemaskan.

Setelah puas dengan pisang yang habis setengah, kini Giant meminum susunya sampai tandas lalu bermain bersama Izuel disofa ditemani Gara yang sedang menelfone seseorang.

Lea yang sudah selesai dengan sarapannya dan membereskan meja makan.

Melihat Gara yang masih sibuk dengan sambungannya dengan seseorang, Lea langsung memberi makan 3 anaknya dan tak lupa meletakkan 2 bekal didekat tas kerja Gara.

"Sudah?" tanya Lea melihat Gara yang kembali menghampiri Giant dan Lea.

"Bapak langsung kekantor kan, ini saya bawakan bekal untuk bapak dan salad buah untuk Giant," ucap Lea membuat Gara merasa merepotkan.

"Terima kasih," ucap Gara yang dianggukki Lea.

"Bisa membantu saya membawa Giant sampai kemobil? Atau mau sekalian ikut dengan mobil saya?" Lea menggelang.

"Saya akan pergi dengan mobil sendiri, Pak, anda membawa Giant biar saya yang membawa tas dan bekal bapak. Sekalian saya berangkat kekantor," ucap Lea yang dianggukki Gara.

Lea segera mengambil kunci mobil dan tas ranselnya yang menjadi tas kerjanya lalu membawa tas dan bekal milik Gara.

Kini, mereka nampak seperti keluarga bahagia, Giant yang tertawa digendongan Gara sedangkan Lea membawa tas dan bekal milik Gara menatap Gara dengan geli, dengan pakaian lengkap serta jas, Gara menggendong Giant.

"Hati-hati dijalan, Pak." Lea menutup pintu belakang yang berisi Giant setrlah itu meletakkan tas dan bekal Gara dikursi samping kemudi.

Gara hanya mengangguk lalu melajukan mobilnya menjauh dari Lea, Lea hanya tersenyum dan segera menuju parkiran dalam dimana mobilnya berada dan segera pergi menuju kekantor.

******

"Katakan pada mereka jika kau masih menyayangi mereka."

"Jangan bodoh, Marcus! Aku ada di Indonesia karena tingkah bodoh mereka. Gila saja jika aku harus kembali tanpa bukti," balas Lea kesal saat lagi-lagi sepupu laknatnya meneror dirinya agar kembali ke New York, kota kelahirannya.

"Kau yang bodo badebah! Dengan bego nya kamu pergi saat jelas-jelas  kau akan dinikahkan dengan anak jendral!"

"Shut up! Mereka yang bodoh menjodohkanku hanya karena suatu tahta, dia hanya anak jendral belum tentu besar akan menjadi jendral," balas Lea kesal dan langsung menutuskan sambungan.

"Lusa pak Nico udah gak jadi CEO lagi, diganti sama anaknya, kok nyesek ya," gumam Lea kesal.

Lea termenung menatap ponselnya.
Sudah 3 tahun ia pergi meninggalkan kota kelahirannya, New York. Ia masih ingat betul saat orang tunya memaksa dirinya menikah dengan putra seorang jendral, tentu saja ia menolak, bagaimana tidak, hanya demi sebuah tahta dan suatu kedudukan ia harus berkorban? Lebih baik ia kabur.

"Lea," panggil seseorang membuat Lea langsung mendongak, ia menatap atasannya dengan kaget.

"Iya, Pak?" tanya Lea melihat pak Nico yang sepertinya ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan serius.
"Keruangan saya!" perintah pak Nico membuat Lea langsung mengikuti atasannya.

"Sebulan setelah anak saya menjadi CEO terpaksa saya harus mengirimmu ke New York untuk mengurus perusahaan disana yang sedang ada masalah. Saya tidak bisa menyerahlan ini kepada anak saya karena Gara juga harus terbang ke Belanda," ucap pak Nico membuat Lea sedikit kaget.

"Ta-"
"Kamu disana nanti ditemani Kyla sebagai asisten kamu, saya sudah mempercayakan semuanya kepada kamu."

"Maaf, Pak. Sejujurnya saya ada sedikit problem di New York, Pak. Saya takut malah nan-"

"Saya tau problem kamu, kamu akan tinggal diappartement milik perusahaan, dan saya akan meminta beberapa bodyguard untuk mengawal kamu, saya tidak terima penolakkan, karena ini sudah keadaan darurat," ucap pak Nico membuat Lea bungkam.

"Baiklah, Pak. Jika memang itu keputusan bapak, saya siap menjalankan tugas. Kalo begitu saya permisi," pamit Lea dan keluar dari ruangan atasannya.

"Wellcome to New York, dimana masa lalu akan menjadi masa depan dan masalah hidup," gumam Lea sedikit kesal.

####
Finish😄
Semoga suka ya sama part ini😅😅

See u....

Baby GiantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang