"Kalo lo dapet duda ples anak ditinggal mati istrinya, ambil aja gak apa-apa. Tapi kalo lo dapet duda ples anak ditinggal cerai? Kelar hidup lo. Awas aja balikan."
JustAy_37******
Tuan Nico menekan tombol hijau lalu menempelkan ponselnya dutelinga sambil menarik putranya agar duduk dulu.
"Waalaikumsalam, ita benar dengan keluarga Felixiantra," balas tuan Nico saat mendengar salam dari seberang.
"...."
"Oh, kamu toh Lea, ada apa?"
"...."
"Giant? Iya dia cucu saya, kamu tau dimana dia?"
Mendengar kata Giant membuat Nyonya Ella dan Gara langsung mendekat.
"Louspeaker, Pa," perintah Nyonya Ella yang langsung dianggukki tuan Nico dan melouspeaker panggilannya."Begini, Pak Nico. Sekarang cucu anda ada bersama saya, sa-"
"Katakan berapa uang yang kau mau atas putraku," sergah Gara dengan cepat membuat tuan Nico dan Nyonya Ella melotot tak percaya.
"Maaf, ayahnya Giant, saya bukan penculi dan saya hanya tidak sengaja tadi bertemu putra anda ditengah parkiran seorang diri sambil menangis. Anda bisa menjemput putra anda besok pagi karena putra anda sedang tidur. Atau besok saya akan membawanya kekantor," ucap Lea panjang lebar dari seberang sana.
"Alamat appartemen kamu dimana?" tanya Gara tak sabaran. Dari seberang Lea memberitahu alamat appartemennya.
"Saya tutup dulu, Pak. Selamat malam," akhir Lea lalu memutus sambungan.
"Sekarang Giant sudah aman, besok sekretaris papa akan membawanya," ucap tuan Nico menarik istrinya menuju kamar mereka.
"Besok saja, Son. Good night," ucap tuan Nico sebelum menaiki tangga.
Gara menatap jam besar disamping tangga dengan heran, jam 10 malam, pantas.
*****
Lea mengeram kesal saat mendengar bel appartemen nya berbunyi terus menerus.
"Jam 11 malam?"
Lea membenarkan posisi tidur Giant agar aman lalu segera beranjak dari kasur, ia akan menyumpah serapahi orang yang tidak jelas datang diappartemennya.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Lea saat membuka pintu appartemennya, matanya masih sipit, kondisinya masih setengah sadar dan ia sangat-sangat mengantuk.
"Ehem, benar dengan nona Cantika Azalea?"
Lea menatap orang didepannya dengan bingung. Seorang pria dewasa didepannya hanya menatap dirinya dengan datar dan sorot mata yang tajam.
"Saya ingin mengambil anak saya, Afrigiantra Zavin Felixiantra."
"Eoh? Tuan Realdi, silahkan masuk," ucap Lea membuka lebar pintunya mempersilahkan Gara masuk.
"Dimana Giant?"
"Dia sedang tidur, saya baru saja merebahkannya dikasur kerena ingin digendong terus," ucap Lea berjalan kedapur dan langsung menyiapkan teh hangat untuk tamunya."Bawa di- aw." Lea menatap kaget kearah Gara saat mendengar Gara yang mengehntikan bicaranya dan malah menjerit.
"Izuel, lepas! Dia tamu," ucap Lea menarik Izuel yang menggigit lengat Gara.
"Meow," jawab Izuel mengibaskan ekor panjangnya.Lea mengangguk dan tersenyum geli, jadi? Secara tidak sengaja Gara menduduki ekor Izuel yang sedang tidur manja disofa karena tadi menemani Lea menenangkan Giant.
"Itu salahmu, Tuan. Kau kenduduki ekornya," ucap Lea meletakkan Izuel dibawah yang terdapat karpet bulu.
"Ini minumanmu, aku akan melihat putramu, apakah dia terbangun atau tidak karena tiba-tiba hujan turun," ucap Lea meletakkan secangkir teh hangat dimeja lalu mengusap bulu Izuel dan beranjak menuju kamarnya.
Gara hanya mengangguk dan matanya menatap seluruh ruangan dengan teliti. Sampai, matanya terbelalak saat melihat seekor kucing dengan bulu panjang berwarna putih dan sedikit corak hitam diwajah dan ujung setiap kakinya. Kucing itu menatap dirinya seolah seorang polisi yang menangkap buronan dengan geram.
"Astaga, tempat ini sungguh menyeramkan," gumam Gara melirik lagi kucing yang menatapnya dengan tajam.
"Anda kenapa, Tuan?" tanya Lea membuat Gara terlonjak kaget.
"Kucingmu sialan sekali membuat kaget," ucap Gara sedikit kesal.
"Ouh, dia Momo, dia memang begitu jika bertemu orang asing. Dan wajahnya, wajahnya memang datar, dia dari jepang," balas Lea duduk disingle sofa sambil memangku Izuel dengan santai.
"Dimana Giant?"
"Dia masih tidur, saya tidak tega membangunkannya," ucap Lea santai."Bawa saja kemari," perintah Gara tak terbantahkan, dengan kesal Lea pergi lagi kekamarnya dan membawa Giant yang masih mengantuk dalam gendongannya.
"Daddad," teriak Giant dari gendongan Lea saat melihat Gara.
"Baby boy," ucap Gara sayang sambil mengambil Giant dari gendongan Lea.
"Daddam... mommom...."
"Dia bicara apa sih?" gumam bingung mendengar celotehan Giant.
"Saya pamit pul-"
"Mobil anda ada diparkiran mana? Sedang hujan deras soalnya."
"Mobil saya diparkiran kanan," jawab Gara membuat Lea geleng-geleng.
"Lebih baik anda menginap saja disini, sudah malam, parkiran kanan harus menerjang hujan, disini ada 1 kamar kosong diatas, atau anda bisa tidur dikamar saya, saya akan pindah," ucap Lea mendengar beberapa suara petir yang saling bersahutan.
"Saya takut saay anda menerjang hujan malah Giant yang kedinginan atau-ah saya juga bingung menjelaskannya." Lea mencoba menjelaskan maksudnya saat melihat Gara yang masih berfikir.
Ini sudah malam, sedang hujan seperti badai, ia takut terjadi sesuatu nanti dijalan.
"Baiklah saya menginap," putus Gara membuat Lea menghembuskan nafas lega.
"Ayo," ucap Lea mengajak Gara untuk naik keatas.
"Ini kamar saya, karena kamar sebelah masih berantakan jadi anda disini dan saya akan dikamar sebelah saja," ucap Lea saat mereka memasukki kamar yang biasanya Lea tiduri.
Gara menatap seluruh penjuru kamar. Baginya, kamar Lea adalah kamar yang nyaman, tidak banyak prabotan didalamnya, hanya 2 buah lemari, meja kerja, meja rias dan rak buku yang ditata sedemikian apiknya.
"Semoga anda nyaman," ucap Lea menutup pintu dari luar membiarkan anak bosnya tidur dikamarnya.
Gara merebahkan Giant ditengah kasur queen size dan menata putranya senyaman mungkin.
"Sekarang waktunya tidur, Boy. Daddy rasa kamar ini sangat nyaman untuk ditiduri," bisik Gara menidurkan Giant dengan menepuk-nepuk pelan pantat Giant agar cepat tertidur.
####
Finish😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Giant
Teen FictionJangan lupa follow sebelum membaca🤗 "Jika saya tidak serius denganmu, mungkin saya tidak akan melakukan hal bodoh yang menurut kamu hanya drama itu. Menunggumu, mencampurkan kau dalam keluargaku, membahagiakanmu, mecintaimu dan menjadikan kau dunia...