-Author POV-
Akhir pekan yang sangat manis ketika kamu terbangun di samping orang yang kamu sayangi. Mark mengedipkan matanya perlahan bersamaan dengan gerak pelan tangan yang sedang berada di bawah kepalanya.
"Sudah bangun hm?", Vee memeluk perut Mark yang tidak mengenakan sehelai benang pun.
Bercak kemerahan di sekitar leher Mark semakin meyakinkan , apa yang mereka lakukan tadi malam.
"P'Vee.", Mark memanggil nama Vee dengan lembut, "P'Vee, aku merindukanmu", Mark mengucapkannya lagi lalu membenamkan wajahnya yang bersemu merah di dada Vee.
"Bukannya semalam kita produksi bayi ya?", Vee menekankan kata produksi dan langsung membuat Mark tertawa.
"P'Vee!" , Mark memukul perut Vee pelan lalu mengeratkan pelukannya lagi.
Vee memang seperti tidak mengerti situasi, ini hari Minggu dan tentu saja Mark ingin berduaan saja dengan suaminya, tetapi suaminya seperti pura-pura tidak mengerti. Entah benar-benar tidak mengerti atau hanya pura-pura saja.
"Baiklah sayang ku,aku mengerti. Hari ini aku tidak akan keluar rumah karena aku ingin menemani istriku yang sedang berubah menjadi clingy baby karena sudah kutinggal seminggu ini. Maaf sayang, tetapi suami mu ini harus mengerjakan project sialan itu.", Vee mengusap lembut pipi Mark lalu mengecup bibir tebalnya sekilas.
Bagian paling favorit di tubuh Mark menurut Vee adalah bibirnya. Bibir yang selalu membuat Vee kecanduan dan ingin terus melumatnya tanpa ampun.
Vee mengusap lembut pinggang Mark lalu mengecup bibir Mark berkali-kali, membuat sang pemilik bibir sedikit kewalahan.
"P'Vee.", Tatapan sayu yang semakin menggoda Dimata Vee.
Kenapa pria di sampingnya ini sangat manis, batin Vee. Tidak pernah sedikitpun terfikir oleh Vee, bahwa dia bisa hidup satu hari saja tanpa Mark. Mark benar-benar segalanya untuk Vee , pintar, pandai memasak, dan manis.
"Jangan menatapku seperti itu, aku bisa saja membuatmu tidak bisa berjalan lagi.", Ucap Vee disusul wajah Mark yang menunjukan pout lips miliknya.
"Kenapa tidak bisa?", Mark masih menunjukan pouty lips nya sambil menatap Vee dalam, "aku ingin memanggilmu begitu. P'Vee. P'Vee.", Mark mengulangi panggilannya untuk membuat Vee kesal.
"Aku sudah memperingatkan mu ya? Jangan salahkan aku kalau kau benar-benar tidak bisa berjalan.", Vee memeluk pinggang Mark lalu menarik-nya semakin erat ke pelukannya, mengusap-usap pinggang ramping Mark lalu menciumi bibirnya terus menerus. Mark yang semakin ingin menggoda Vee malah memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Vee, membuat Vee semakin ingin mengurungnya hari ini.
-Vee POV-
"Nuea? Apa kau sudah submit tugas Mr. Boss?", Aku mensejajarkan langkahku dengan teman satu gank ku ini. Memang benar dulu Nuea adalah salah satu orang yang menginginkan Mark berada di sisinya, tetapi biar bagaimanapun, dia masih temanku.
"Sudah. Yihwaa juga, tinggal kau saja yang belum. Kenapa lama sekali mengerjakan tugas semudah itu?", Nuea menatapku dengan pandangan penuh pertanyaan.
"Mark tidak mau ditinggal beberapa hari ini. Aku sendiri bingung kenapa dia menjadi sangat clingy terlebih saat aku ada di rumah seharian."
"Kalian sedang membicarakan aku ya?", Suara Mark terdengar dari arah belakang ku, membuat Nuea tertawa kecil karena ekspresi ku yang berubah.
Aku memang dilahirkan sebagai pria tampan yang ditakdirkan takut pada istrinya, terlebih ketika Mark marah atau ngambek karena kesalahan-kesalahan yang aku buat."T-tidak.!", Jawabku singkat.
"Lalu kenapa aku mendengar namaku di sebut-sebut?", Ucap Mark kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANOTHER HEART
Fanfic"P'Vee! Tidak bisa-kah kau memahami sedikit saja perasaanku." Mark mulai meneteskan air matanya. Tubuh mungil yang menggigil akibat tetesan hujan yang sedikit banyak membasahi tubuhnya mulai berbicara dengan suara yang bergetar. "Apa kau fikir menja...