"Oke guys, rencananya kita bakal pulang hari ini. Bisa kan? Bisa lah. Buat kalian yang belom nemu kodenya, jangan terlalu dijadiin beban pikiran. Pasti ketemu." ucap Lino. Mereka sudah keluar dari kamar masing-masing.
"Oh iya guys, udah pada nyolong sabun, shampoo sama handuk hotel ini kan?" celetuk Kino.
"Udah dong! Fasilitas yang dikasih gak boleh disia-siakan."
Pencarian dimulai. Dahyun, Yein, Moonbin, dan Donghan memilih untuk mencari bersama-sana.
Sisanya ngapain? Ghibahin orang.
"Bi? Lu sakit?" tanya Eunseo ke Sinb.
"Kalo sakit balik ke kamar aja. Waktunya juga masih lama." ucap Yeeun memberi saran. Sinb hanya menggeleng.
"Nanti kalo pintunya udah kebuka kita bisa langsung keluar kan ya?" tanya Elkie.
"Lah, emang ada apaan lagi?"
Elkie mengedikkan kedua bahunya. "Siapa tau ada rintangan atau apa gitu."
"Mau keluar doang susah amat dah."
"Gak usah ngomong yang aneh-aneh deh."
Melihat suasana yang turun Elkie memilih topik pembicaraan lain.
Mereka mengobrol hingga Donghan berlari menuju pintu keluar. Sepertinya ia baru saja menemukan kode miliknya.
Tersisa tiga gembok lagi.
Tak lama dari itu, Yein kembali dengan wajah senangnya.
Tersisa dua gembok.
"Waktunya masih lama gak sih?" tanya Vernon.
"20 menit lagi." jawab Chanwoo.
"Hm, lama juga kita ngobrol."
Selang waktu lima menit Dahyun dan Moonbin menghampiri teman-temannya. Dahyun masih melihat ke kanan kiri dan Moonbin berjalan ke pintu keluar.
"Gimana dong inii... Punya gue gak ketemu-ketemu." mata Dahyun mulai berkaca-kaca. Badannya bergerak gelisah.
"Masih ada lima belas menit buat nyari. Ayo Dahyun semangat, kita temenin nyari lagi."
Sepuluh menit berlalu, tapi Dahyun tak kunjung menemukan kodenya. Ia mulai menangis.
"Kita balik ke kamar apa lanjut nyari nih?" tanya Lino tak bersemangat. Tak ada yang menjawab. Dahyun tau kalau mereka semua sangat ingin pulang hari ini.
Dahyun menangis. Ia memandang fotonya bersama kakak dan ayahnya yang tertempel di casing ponselnya. Ia merutuki diri sendiri karena tidak bisa memenuhi keinginan teman-temannya. Jika diingat-ingat, ia termasuk orang yang membuka kunci kamar terakhir.
Dahyun berhenti menangis. Ada yang aneh. Tampak kertas putih di belakang fotonya. Seingat Dahyun ia tak menyimpan apapun di casing ponselnya selain foto itu.
Dahyun mulai tertawa dan membuat teman-temannya memandang Dahyun dengan raut kebingungan.
"Hyun, lo gak gila kan? Gak papa deh lanjutin besok aja. Jangan jadi gila gini dong." ucap Wooseok.
"Hehe, kodenya ada di casing hp gue, hehehe. Pulang yuk, hehehe."
Walaupun mereka kesal ke Dahyun, saat ini mereka amat sangat senang. Setelah enam hari terperangkap di dalam hotel ini akhirnya mereka bisa keluar.
Semua orang mendekati pintu melihat Dahyun membuka gembok terakhir.
"Sinb, ayo!"
"Yewon, perasaan gue makin gak enak." sangat jarang Sinb memanggil Umji seperti itu. Biasanya Sinb memanggil seperti itu hanya saat keadaan yang sedang sangat serius.
"Pegangan sama gua. Kita keluar bareng-bareng." Umji tersenyum, berusaha menenangkan Sinb.
Sinb menarik nafas dalam dan mengeluarkannya perlahan. Ia mengangguk dan berjalan mendekati Dahyun yang sedang membuka gembok terakhir.
Gembok terakhir terbuka.
Lino membuka pintunya.
Semuanya berubah putih.
Sangat terang hingga membuat semua orang menutup matanya.
Dan setelah itu semua berubah gelap.
.