7

86 9 0
                                    


"Anda bersungguh-sungguh, tuan Min?"

Yoonhee tidak percaya apa yang ia lihat. Yoongi hanya membawa ransel dengan dua potong pakaian untuk liburan selama satu Minggu. Tidakkah itu keterlaluan?

"Kenapa?"

"Apa tuan berniat untuk berlibur?"

"Tentu"

"Tapi bawaan anda terlalu sedikit" protes Yoonhee. Baru ini ia menunjukkan kekesalannya. Selama ini ia mencoba menjaga sopan santun kepada Yoongi sebagai rekan kerja yang sudah mau menolong perusahaan tempat kerjanya.

"Kau juga", mata Yoongi mengarah pada ransel yang dibawa Yoonhee.

"Ini karena saya tidak punya niat berlibur. Anda yang memaksa saya"

"Kau tengah protes padaku Kim Yoonhee-ssi?" Tegas Yoongi membuat Yoonhee kembali ke kesadarannya. Ia menunduk dan mencoba mengontrol emosinya.

"Maafkan saya, Tuan Min"

Yoongi berjalan lebih dulu. Meninggalkan Yoonhee beberapa langkah. Entah kenapa Yoonhee merasa bersalah. Mereka sudah siap menaiki pesawat. Untuk pemesanan tiket sudah diurus oleh Yoonhee.
..
Yoonhee mencoba menahan kantuknya. Tapi ia kalah. Yoonhee benar-benar lelah. Dengan perlahan Yoongi mengarahkan kepala Yoonhee ke bahunya. Itu lebih baik dibanding melihat kepala Yoonhee terantuk kedepan. Yoongi memperlihatkan senyum bahagianya. Ia benar-benar merasakan kebahagiaan hanya dengan bersama Yoonhee. Kapan terakhir kali ia bisa serelaks ini?

Hidup Yoongi selalu penuh dengan tekanan hingga ia tidak bisa merasakan ketenangan. Tanpa disadari, Yoongi juga ikut terlelap.

...
"Biar aku yang fotokan"

"Tidak, Hyung. Kau bisa merusak kameraku"

Selang 6 bangku dari Yoongi dan Yoonhee, didepannya itu tengah bertengkar dengan nada yang pelan. Yang melihat mereka menduga jika mereka adalah artis karena mereka memakai kacamata, masker dan topi yang menutupi wajah.

"Hoseok, bangunkan aku saat sampai" pinta Seokjin dengan melepas penyamaran diganti dengan penutup mata.

"Tidurlah. Nanti Jimin yang akan bangunkan kita"

Jimin melayangkan tatapan protes. Tapi jika dipikir lagi mereka semua sebenarnya kelelahan. Seusai mendapat kabar dari Taehyung. Paginya mereka berangkat dan janjian bertemu di bandara. Sulitnya Seokjin karena ia sekarang tinggal di Jerman untuk mengurus perusahaan keluarga. Makanya Jimin memaklumi Seokjin. Belum lagi perbedaan waktu yang jauh antara Jerman dan Daegu. Jimin tahu jika setelah mereka mengadakan rapat, Seokjin langsung memesan penerbangan saat itu juga.

"Kau yang dimintai tolong, Hyung"

"Hey biarkan aku beristirahat."

Jimin menyumpahi Hoseok dengan bisu. Hoseok tentu tidak akan tahu. Akhirnya Jimin mencoba membuka majalah yang disiapkan di pesawat untuk mengisi waktu luang.

"Berhentilah bertengkar" kesal Taehyung.

Sementara Namjoon dan Jungkook masih saja berdebat tentang siapa yang akan memotret moment berharga itu.

"Setidaknya biarkan aku mencoba kameramu. Pelit sekali"

"Kameraku mahal, Hyung"

"Kau pikir aku tidak mampu membelinya?"

"Tentu, mau beli sebanyak apapun akan menjadi bangkai"

"Kau benar"

Namjoon padahal sudah memohon-mohon seperti ini. Ia sungguh penasaran dengan kamera Jungkook yang mahal itu.

HOME [YOONGI STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang