2

110 10 1
                                    

Bahkan disaat kau tidak berkata apapun itu sudah sangat nyaman.
[HOME]
...

Sudah seminggu Yoonhee tidak bertemu Yoongi. Apa namja itu sedang sibuk tugas kuliah?

Setidaknya karena sibuk bekerja, harusnya mereka tetap bertemu di kampus. Yoongi juga bukan tipikal pacar yang romantis saat berkirim pesan. Mereka jarang sekali bertukar kabar. Biasanya Yoongi akan menghubunginya saat sudah di rumah dan mereka akan berkencan dadakan. Selebihnya itu jarang sekali. Ia menghargai waktu Yoongi. Sering sekali Yoongi bergadang untuk membuat lagu dan otomatis mengubah jam tidurnya menjadi siang. Itu tabiat lama Yoongi dan dulu masih bisa mereka banyak bertemu.

"Yoonhee" panggil seseorang saat Yoonhee berdiri di depan gedung kuliah Yoongi. Ia sebenarnya ragu untuk masuk.

"Eoh Hoseok" Yoonhee menyapa seadanya. Ia tidak terlalu dekat dengan teman-teman Yoongi. Bukan karena tidak mau tapi memang karakter Yoonhee memang sulit bergaul dengan lawan jenis.

"Kau mencari Yoongi Hyung?"

"Kau tau dimana?"

"Dia baru selesai kelas sekitar 10 menit yang lalu. Kurasa dia di studio. Mau kesana bersama?" Tawar Hoseok. Ia ada keperluan dengan Yoongi soal lagi yang sedang mereka produksi.

Yoonhee hanya mengangguk dan membiarkan Hoseok yang membimbing jalannya. Sebenarnya studio yang dimaksud Hoseok adalah label produksi musik di sebrang jalan. Yoongi bekerja disana sebagai produser musik disana.

"Hubungan kalian baik-baik saja?" Pertanyaan Hoseok menimbulkan pertanyaan besar bagi Yoonhee.

"Tentu. Kenapa memang?"

Hoseok hanya menggeleng sambil tersenyum. Hoseok membukakan pintu ruang studio untuk Yoonhee. Ia sangat menjunjung ladies first. Karena eomma nya yang mengajarkan untuk selalu memuliakan wanita.

Yoonhee disambut dengan keberadaan Yoongi yang tidak sendirian. Disana ada Irene yang tengah menggenggam Yoongi. Entah apa yang sedang terjadi disini. Bahkan Yoonhee dan Yoongi asli memandang dengan ekspresi berbeda.

"Kenapa tidak masuk-" Hoseok yang ikut melihat itu mencoba mengerti keadaan. Tapi ia bingung bertindak. Seandainya ia tahu jika Yoongi tidak sendirian. Seandainya Yoongi memberitahu nya tentang ini. Astaga Hoseok melihat Yoonhee dengan tatapan khawatir.

"Mereka, ada urusan kerja" Ungkap Hoseok setengah menahan kepanikannya.

"Benarkah?" Yoonhee masih melihatnya tanpa ekspresi.

Yoongi bersumpah akan mengubur  Irene hidup-hidup jika sampai Yoonhee meninggalkannya. Dengan sekali hentakan dia melepas tangan Irene dan pergi membawa Yoonhee. Ia sedang diliputi ketakutan. Takut jika Yoonhee akan pergi dari hidupnya. Takut jika Yoonhee membenci dirinya.

"Kau sedang bekerja, Yoon"

Yoongi menghentikan langkahnya. Menggenggam erat Yoonhee. Ia akan mencoba jujur. Ia takut akan lebih banyak lagi kebohongan yang ia buat nanti dan akan malah jadi Boomerang untuk Yoongi.

"Tidak. Aku sedang menunggu Hoseok"

"Lalu dia datang"

"Maafkan aku yang tidak bisa mencegahnya, Hee. Kau pasti kecewa padaku"

Yoonhee mencoba melepas genggaman Yoongi. Ia merengkuh Yoongi dan memberikannya tepukan menenangkan. Sedari tadi tubuh Yoongi terus bergetar. Bahkan tangan Yoongi berkeringat dingin. Sebegitu takutkah dia. Ia juga merasakan jika sekarang Yoongi tengah menangis. Menangis dipelukan Yoonhee.

"Sungguh aku takut kau akan pergi, Hee. Bagiku kau bagian dari hidupku. Aku tidak bisa berpikir jernih belakangan ini. Pikiranku dipenuhi semua tentangmu. Bagaimana jika nanti Yoonhee meninggalkan Yoongi. Akan jadi apa hidup Min Yoongi nantinya"

HOME [YOONGI STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang