13 . fangs

6.1K 904 374
                                    

Komen kalian kemaren bener-bener
WOAHHH, ga bisa di deskripsikan...

[ edited ]

Renjun menatap Jeno datar, tanpa ekspresi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun menatap Jeno datar, tanpa ekspresi. Em, ralat. Karena Renjun sudah kehilangan itu.

Renjun mengalami trauma yang membuatnya tidak bisa menampilkan lagi ekspresi nya. Tidak hanya itu , Renjun kehilangan suaranya. Mudahnya, kalian anggap saja Renjun bisu, walau bukan begitu kebenarannya.

Ah? Bagaimana kalau kalian berfikir ini karena kejadian 'itu? Tidak dude, Renjun trauma yang kemudian kehilangan suaranya bukan karena tenggorokannya yang ditikam, karena itu tidak mengenai pita suara nya. Melainkan,

"Maaf, kami sudah berusaha yang terbaik. Tapi anda keguguran, janin yang belum sempurna itu pecah karena suatu tekanan" ujar dokter Hendery dengan aksen Inggris nya.

Meski wajah Renjun tidak berekspresi, namun hatinya juga tidak bergeming sama sekali. Dia tidak terkejut, dia tahu sejak awal.

"Tidak akan dilakukan operasi karena masih berbentuk gumpalan daging yang masih kecil. Pasien boleh dipulangkan setelah satu kantung darah lagi habis. Saya permisi."

Dokter itu dengan terburu mengungkapkan apa yang harus dikatakan, jujur saja, ia tidak nyaman dengan atmosfir yang diciptakan antara dua orang lainnya. Mencekam dan sungguh gelap.

Jeno yang awalnya bersandar pada tembok sebelah pintu ruangan beranjak dari tempatnya, mendekati Renjun yang perlahan beringsut mundur dengan raut takut-takut.

"Maaf."

Jeno tidak pernah mengatakan maaf pada siapapun, pada ayahnya dulu bahkan tidak pernah. Dia meminta maaf hanya pada Mark. Itupun satu kali.

Renjun juga tidak berharap kata maaf sebenarnya, tidak berguna. Apa yang berubah dengan kata maaf? Apa?

Janinnya hidup kembali?

Harusnya Renjun bersyukur tidak terbebani dengan "anak diluar nikah". Namun kali ini berbeda, Renjun sudah lama sekali kesepian. Sangat lama.

Saat semuanya baik-baik saja, Renjun memiliki orang tua yang lengkap. Walau ayahnya adalah ayah tiri. Ia bersyukur, ibunya masih menyayanginya dengan sepenuh hati dan ayah tirinya yang menyayanginya segenap hati.

Namun saat yang baik-baik saja itu tidak bertahan lama, disitu Renjun mulai sendirian bahkan sebelum ia memutuskan untuk sendiri.

Waktu pertama kali, Renjun tahu bahwa ia hamil―dirinya mengumpat, karena bahagia. Bukan karena little space nya kambuh karena hamil diluar nikah.

Ia sudah berangan memiliki buah hati yang sedarah dengannya ―tanpa peduli itu anaknya dengan siapa― dan menemaninya hingga tua meski Jeno kerap menganggu hidupnya nanti.

Sayangnya Jeno membunuh calon teman se-penderitaan-nya. Kejam memang Renjun menganggap anaknya teman saat disiksa Jeno.

Tapi Tuhan sepertinya menarik Janin itu dari ibunya setelah tahu niat ibunya mempergunakan anaknya dengan salah nantinya.

ACOSADOR¦NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang