CHAPTER 8

560 42 5
                                    

Jangan Lupa Vote dan Komen Juseyoo😳
Mohon maklum apabila typo bertebaran ya hehe
HAPPY READING!!!! and
AI LUV U💜














Setelah makan di cafe Baekhyun, Taehyung dan Jimin segera menuju rumah Taehyung dan mengerjakan tugas mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.10 malam, namun tugas mereka tak kunjung selesai.

"Haish, bisa mati muda aku jika terus-terusan bergelung dengan tugas seperti ini" ucap Taehyung frustasi.

Pletak

Satu pukulan sayang mendarat di kepala Taehyung.

"Appo, kenapa aku dijitak huh?" ucap Taehyung sebal.

"Makanya kalau bicara itu disaring dulu, kalau omonganmu dikabulkan Tuhan bagaimana? Mau kau mati muda?" tanya Jimin.

"Tidaklah! Aku masih ingin menikah, membuat anak, punya anak, dan bahagia sampai tua" jawab Taehyung.

"Haish kau ini, omong-omong Jin hyung dan Jungkook belum pulang?" tanya Jimin.

"Kalau Jin hyung sedang ke Busan mengurus perusahaan appa disana, mungkin tak pulang untuk beberapa hari" jawab Taehyung. "Dan kalau anak sialan itu, aku tak tau dan tak peduli. Tapi biasanya sebentar lagi akan sampai rumah" lanjutnya.

'Bukankah itu tanda jika sebenarnya kau memperhatikannya?' batin Jimin.

"Ah begitu, kalau begitu aku akan ke dapur dulu ku rasa aku butuh air untuk menyegarkan otakku" ucap Jimin, lalu meninggalkan Taehyung.

Jimin turun dari lantai 2 menuju ke dapur namun di ketika sampai di ruang keluarga Taehyung ia melihat sosok pemuda yang masih mengenakan seragamnya.

"Kookie? Kau baru sampai?" tanya Jimin mendekati Jungkook.

"Jiminie hyung" pekik Jungkook dan langsung menubruk tubuh Jimin. "Jiminie hyung bogoshipoyo" ucap Jungkook dengan nada yang terdengar seperti rengekan.

Jimin terkekeh mendengar dan melihat kelakuan pemuda yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Dengan senang hati Jimin membalas pelukan Jungkook.

"Aigoo, bunny kecil ini merindukan hyungmu yang tampah eoh?" tanya Jimin dengan nada meledek.

"Jiminie hyung tidak tampan, tapi bantet" jawab Jungkook meledek.

"Hey anak nakal, berani sekali bilang aku bantet huh?" balas Jimin.

"Kookie hanya berbicara fakta, karena kalau berbicara tidak sesuai dengan fakta itu hoax hyung dan kita tidak boleh menyebarkan hoax" jelas Jungkook. "Apa hyung tidak merindukan Kookie?" tanya Jungkook dengan sendunya.

"Haish, kau sudah besar dan sudah pandai bicara eoh?" tanya Jimin. "Tentu hyung sangat merindukan bunny kecil hyung ini" lanjut Jimin sambil mengusak surai hitam Jungkook.

"Bagaimana kabar hyungnya hyung? Apa dia sudah sembuh?" tanya Jungkook.

"Sudah, dia bahkan sudah kembali ke Korea dan bekerja" jawab Jimin.

"Aku ingin sekali bertemu dengan hyungnya hyung. Aku penasaran dengannya" ucap Jungkook.

"Dia itu tipikal orang yang cuek Kook, tapi hyung tau dia menyayangi hyung. Kalau kau penasaran, nanti akan ku atur agar kau bisa bertemu dengannya" jelas Jimin.

"Apa dia bisa bahasa Korea? Dia bahkan selama ini tinggal di Jepang" tanya Jungkook.

"Tentu bisa, buktinya sekarang dia bekerja di Korea" jawab Jimin.

"Hyung tau tidak? Aku bertemu seseorang yang mirip dengan hyungie, tapi dia menyebalkan dan lebih menyebalkannya lagi dia adalah guruku" ucap Jungkook.

A Wish in My Life -JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang