Chapter 12

5.1K 414 43
                                    

Aaaa naon sih setiap yang gak diharepin tuh selalu gak terkabul, cape deh ngejelasin ini itu mana badan lagi sakit semua gak mood pula. Astagfirullah kapan sih bisa tenang ?

"Emm iya tadi Fian keluar Dad, dia ngehukum Adek"

"Iya Dad tau, tapi bagian mana?"

Aldrick nunduk terus diem, bingung mau ngomong apa takut aja gitu sama si Daddy.

"Baby, liat mata Daddy. Bagian mana yang disakiti Fian?"

Tiba-tiba dagu Aldrick diangkat oleh Abraham agar melihat ke arahnya. Aldrick pengen gitu rasanya menepis tangan Daddy nya, hanya saja ia tak mau jadi anak durhaka. Tapi takut gimana dong?

Lidahnya terasa kelu, mau ngomong tapi takut plus bingung. Padahal mah tinggal ngomong 'Ditangan ama dikaki Dad' . Kek nya susah amat itu mulut sama lidah kerja sama buat ngomong itu.

"Baby"

Karena Aldrick gamau nambah dosa lagi jadi dia memutuskan untuk memberitahu luka-lukanya. Ia mulai membuka lengan hoodie tangan kirinya, lalu membuka celana panjangnya.

Abraham yang melihat luka Aldrick seketika marah, rahangnya mengeras, tangannya mengepal kuat, dan tatapan matanya sangat tajam.

"Ayo kita ke rumah sakit"

"Daddy! Jangan bawa adek ke rumah sakit, adek gapapa beneran"

Aldrick gak mood banget untuk ke rumah sakit, males kalau di suruh di rawat. Pasalnya ia tau kalau tubuhnya sedang panas.  Terus kalau dirawat ia harus makan-makanan rumah sakit, big no! Kalau buatan Mommy tercinta mau deh, enak, gak hambar pokoknya the best. Beda sama yang di rumah sakit.

"Baby , jangan bantah! Daddy tau kalau kamu sakit. Kamu tidak pintar berbohong dari Daddy"

Aldrick cuma bisa sabar untuk mengahadapi sang Daddy yang selalu memaksanya, ia gamau sumpah.

"Dad, tapi jangan dirawat ya ya"

Ya cuma ini yang cara terakhir yang bisa dilakuin, semoga saja Abraham sedang baik.

"Kalau tidak parah ya langsung dipulangkan, kalau parah dan kamu terserang demam kamu akan dirawat selama dua hari"

"Adek sehat kok Dad"

Aldrick segera berakting kalau ia baik-baik saja, nyatanya ia sedang menahan pusing dan sakit disekujur tubuhnya.

Eitss tiba-tiba si Daddy mengangkat Aldrick dari ranjang. Aldrick terkejut dengan perlakuan Abraham yang begitu tiba-tiba.

"Dad! Kalau mau gendong itu bilang terlebih dahulu jangan asal angkat aja"

"Hm"

"Dad, adek boleh gak kalo ditanya cuma jawab hm doang"

"Enggak"

"Ohh"

Aldrick biasalah cuma basa-basi doang padahal mah udah tau jawabannya. Biasalah menghibur diri dulu sebelum dirawat.

Eh apa-apaan! Gak ada dirawat-rawatan! Daddynya gak boleh tau kalau dia itu sedikit demam karena tubuhnya yang terasa panas dan kepalanya terasa pening.

Awas aja kalau ketahuan lagi, kalau ketauan lagi pengen musnah aja.

Abraham terus membawa Aldrick sampai ke lantai bawah, untuk menuju pintu Mansion otomatis ia melewati ruang keluarga.

"Dad, adek mau dibawa kemana?"

Itu adalah suara Raka yang tiba-tiba saat melihat Abraham membawa tubuh lemah Aldrick.

Aldrick Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang